Le Maître échange propos, anecdotes, brèves paraboles et maximes avec ses disciples. Tr. Couvreur (fr), Legge (en) et Lau (en).
Le Maître dit : « À quinze ans, ma volonté était tendue vers l'étude ; à trente ans, je m'y perfectionnais ; à quarante ans, je n'éprouvais plus d'incertitudes ; à cinquante ans, je connaissais le décret céleste ; à soixante ans, je comprenais, sans avoir besoin d'y réfléchir, tout ce que mon oreille entendait ; à soixante-dix ans, en suivant les désirs de mon cœur, je ne transgressais aucune règle. »
Couvreur II.4.
1. The Master said, "At fifteen, I had my mind bent on learning.
2. "At thirty, I stood firm.
3. "At forty, I had no doubts.
4. "At fifty, I knew the decrees of Heaven.
5. "At sixty, my ear was an obedient organ for the reception of truth.
6. "At seventy, I could follow what my heart desired, without transgressing what was right."
Legge II.4.
The Master said, 'At fifteen I set my heart on learning; at thirty I took my stand; at forty I came to be free from doubts; at fifty I understood the Decree of Heaven; at sixty my ear was attuned; at seventy I followed my heart's desire without overstepping the line.'
Lau [2:4]
Suatu pepatah ‘Saat berumur lima belas tahun telah memiliki kesadaran untuk belajar. Umur tiga puluh memiliki pendirian, Umur empat puluh tahun tidak kebingungan. Umur lima puluh tahun mengerti adanya kodrat. Umur enam puluh tahun mudah mendengarkan pendapat yang masuk akal. Umur tujuh puluh tahun hatinya dapat menerima sesuatu yang menjadi nafsunya dan tidak mampu dijangkaunya’.
Sugiar Yao – 01/12/2009
4. a. Nabi bersabda : "Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu".
b. "Usia 30 tahun, tegaklah pendirian".
c. "Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran".
d. "Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian".
e. "Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima Kebenaran)".
f. "Dan usia 70 tahun. Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
21. Nabi bersabda, "Tentang Raja Yu sesungguhnya tiada yang dapat Kucela. Makan minumnya sangat sederhana, tetapi di dalam sembahyang kepada leluhur dan Tuhan Yang Maha Rokh dapat berlaku bakti benar. Pakaiannya sangat sederhana, tetapi waktu menjalankan upacara sembahyang, ia mengenakan pakaian dan topi yang sangat indah. Istananya sangat sederhana, tetapi dengan sepenuh tenaga ia mengatur saluran-saluran air. Sesungguhnyalah tiada yang dapat Kucela tentang Raja Yu."
Matakin-Indonesia –
9 – 07/12/2008
20. a. Ada lima orang menteri Raja Shun untuk mengatur dunia.
b. Raja Wu berkata, "Ada 10 orang menteriku yang cakap."
c. Nabi Kongzi bersabda, "Memang sukar mencari orang yang cakap. Bukankah begitu ? Bukankah pada jaman Tang dan Yu merupakan jaman banyak orang pandai ?" (Di antara 10 orang menteri yang dikatakan Raja Wu itu) adalah seorang wanita, jadi hanya ada 9 orang laki-laki yang cakap."
d. "Pada waktu itu Raja Wen (ayah Raja Wu) telah menguasai dua per tiga dunia, tetapi ia tetap mengabdi setia kepada Kerajaan Yin. Kebajikan yang dilaksanakan Kerajaan Zhou (oleh Raja Wen) sesungguhnya sudah mencapai puncak Kebajikan."
Matakin-Indonesia –
8 – 07/12/2008
19. a. Nabi bersabda, "Sungguh besar pribadi Yao sebagai raja, sungguh mulia dia, Hanya Tian Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Besar, dan hanya Yao yang dapat mengikutiNya. Sungguh besarlah (Kebajikannya). Maka rakyat tidak tahu bagaimana harus memujinya."
b. "Betapa mulia jasa-jasanya dan adat susila yang diciptakan, sesungguhnya sangat cemerlang."
Matakin-Indonesia –
7 – 07/12/2008
18. Nabi bersabda, "Sungguh tinggi dan mulia Raja Shun dan Yu. Meski dunia menjadi miliknya, sedikitpun tidak untuk kesenangan diri sendiri."
Matakin-Indonesia –
6 – 07/12/2008
17. Nabi bersabda, "Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula."
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
17. Nabi bersabda, "Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula."
Matakin-Indonesia –
5 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda, "Seorang yang hanya berani dan tidak jujur, yang tidak cakap dan tidak hati-hati, yang tidak pandai dan tidak dapat dipercaya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas dirinya."
Matakin-Indonesia –
4 – 07/12/2008
15. Nabi bersabda, "Guru musik Zhi pada waktu mulai memangku jabatan, telah memainkan lagu Guan Sui denagan akhiran yang sangat megah, merdu memenuhkan telinga."
Matakin-Indonesia –
3 – 07/12/2008
14. Nabi bersabda, "Kalau tiada atas hal yang berhubungan dengan kedudukanmu, janganlah ikut campur tangan."
Matakin-Indonesia –
2 – 07/12/2008
13. a. Nabi bersabda, "Hanya orang yang benar-benar dengan penuh kepercayaan suka belajar, baharulah ia dapat memuliakan Jalan Suci hingga matinya."
b. "Ia tidak masuk ke tempat yang berbahaya. Ia tidak mau berdiam di tempat yang kacau balau. Bila dunia dalam Jalan Suci ia keluar menunaikan tugas ; bila dunia ingkar dari Jalan Suci, ia menyembunyikan diri."
c. "Bila negara di dalam Jalan Suci, ia merasa malu hidup sengsara dan hina ; tetapi bila negara ingkar dari Jalan Suci, ia merasa malu hidup kaya dan mulia."
Matakin-Indonesia –
1 – 07/12/2008
12. Nabi bersabda, "Orang yang setelah belajar tiga tahun tanpa sedikitpun mengingat akan hadiahnya, sesungguhnya jarang didapat."
Matakin-Indonesia –
0 – 07/12/2008
4. a. Nabi bersabda : "Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu".
b. "Usia 30 tahun, tegaklah pendirian".
c. "Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran".
d. "Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian".
e. "Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima Kebenaran)".
f. "Dan usia 70 tahun. Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran".
Matakin-Indonesia – 07/12/2008
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然とそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
Anon. – 2006/12/05
Anon. – 05/12/2006
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然とそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
Anon. – 05/12/2006
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然をそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
Anon. – 05/12/2006
O Mestre disse « quando a uma fé sincera se unifica o amor pelo aprender mantendo-se firme(1) até à morte, desta forma o ser se aperfeiçoa na maravilha do caminhar na Via.
Um ser como este nunca entra num estado em perigo(2) nem se mantém num país desorganizado. Quando os princípios correctos de governo prevalecem no reino, o ser surge, ao contrário o melhor é esconder-se. É matéria de vergonha ser-se pobre e sem honras num país que segue a Via do mesmo modo que é matéria de vergonha ser-se rico e nobre quando a Via está ausente do governo desse país. »
Notas:
(1) ausente da idéia da morte.
(2) titubeante, periclitante.
Yonathan Hayash
krark_org@netcabo.pt
Yonathan Hayash –
1 – 04/12/2003