...

Lun Yu Introduction Table of content – The Analects of Confucius

The Master discusses with his disciples and unveil his preoccupations with society. Tr. Legge (en), Lau (en) and Couvreur (fr).

Lunyu II. 8. (24)

The duties of filial piety must be performed with a cheerful countenance.
Tsze-hsiâ asked what filial piety was. The Master said, "The difficulty is with the countenance. If, when their elders have any troublesome affairs, the young take the toil of them, and if, when the young have wine and food, they set them before their elders, is THIS to be considered filial piety?"

Legge II.8.

Tzu-hsia asked about being filial. The Master said, 'What is difficult to manage is the expression on one's face. As for the young taking on the burden when there is work to be done or letting the old enjoy the wine and the food when these are available, that hardly deserves to be called filial.'

Lau [2:8]

Tzeu hia l'ayant interrogé sur la piété filiale, le Maître répondit : « Il est difficile de tromper par un faux-semblant de piété filiale. Quand les parents ou les frères aînés ont beaucoup à faire, si les fils ou les frères puînés leur viennent en aide ; quand ceux-ci ont du vin et des vivres, et qu'ils les servent à leurs parents et à leurs aînés, est-ce suffisant pour qu'on loue leur piété filiale1 ? »

1. La piété filiale requiert en outre une affection cordiale.

Couvreur II.8.

Pertanyaan suatu yang bersemi prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah ‘Penampilannya lusuh. ada persoalan, bawahan hanya memiliki pakaian untuk kerja kasar, ada undangan makan di restoran ternama, memberikan pakaian yang layak sekali ini biasanya adalah karena kasih sayang'.
Sugiar Yao – 2009/12/01
6. a. Junzi tidak menggunakan warna ungu tua dan sawo tua untuk hiasan pakaian.
b. Bahkan untuk pakaian dalam biasa juga tidak digunakan warna merah atau kemerah-merahan.
c. Pada waktu musim panas tidak mengenakan pakaian rangkap dari kain katun, halus atau kasar, tetapi selalu mengenakan pakaian dalam.
d. Bila mengenakan pakaian luar berwarna hitam, pakaian dalamNya dibuat dari kulit kambing hitam. Bila mengenakan pakaian luar berwarna putih, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rusa putih. Dan bila mengenakan pakaian luar berwarna kuning, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rubah kuning.
Matakin-Indonesia – 6 – 2008/12/07
5. a. Pada waktu membawa tanda titah, jalanNya membongkok seolah-olah tidak kuat membawanya. Pada waktu mengangkat tanda titah itu ke atas, nampak sebagai orang menghormat dengan Yu, dan pada waktu menurunkannya nampak sebagai orang menyerahkan sesuatu. Wajahnya juga nampak berubah penuh perhatian, tindakan kakiNya seolah-olah dibebani sesuatu.
b. Setelah menyerahkan tanda titah itu, baharulah wajahNya nampak tenang.
c. Pada waktu bertemu dengan raja di luar dinas, wajahNya nampak sangat senang.
Matakin-Indonesia – 5 – 2008/12/07
4. a. Pada waktu masuk pintu gerbang, jalanNya membongkok seolah-olah tempatnya tidak leluasa.
b. Pada waktu berdiri tidak pernah ditengah pintu, dan pada waktu melaluinya tidak menginjak ambang pintu.
c. Pada waktu melewati tahta, wajahnya nampak berubah, kakinya agak ditekuk, dan kata-kataNya terdengar perlahan.
d. Pada waktu menaiki balairung, jubahNya diangkat dengan rapih, badanNya membongkok, napasNya ditahan seoralh-olah tidak bernapas.
e. Pada waktu turun kembali, begitu turun di tingkat pertama, wajahNya nampak gembira dan sikapNya lebih leluasa. Setelah sampai di bawah, cepat-cepat berjalan dengan tangan seperti burung membentangkan sayap menuju tempatNya, dan sikapNya tetap hormat serta sedap dipandang.
Matakin-Indonesia – 4 – 2008/12/07
3. a. Pada waktu ditugaskan menyambut tamu, nampak perubahan pada wajahnya dan langkah kakinya tenang.
b. Setelah berhadapan (dengan tamu) dan saling memberi Yu, sekalipun mengangkat tangan menghadap ke kiri dan ke kanan, pakaiannya bagian muka maupun belakang nampak rapih.
c. Pada waktu maju menyambut, sikap jalannya sangat indah, tangannya seperti burung membentangkan sayap.
d. Setelah tamu pergi, selalu memberi laporan, "Para tamu sudah tidak menoleh lagi."
Matakin-Indonesia – 3 – 2008/12/07
2. a. Pada waktu Beliau di balairung, bila bercakap-cakap dengan pembesar rendahan, nampak sangat ramah tamah tetapi tegas, dan bila bercakap-cakap dengan pembesar tinggi nampak hormat tetapi tepat.
b. Bila raja hadir, sikapNya penuh hormat dan tenang.
Matakin-Indonesia – 2 – 2008/12/07
1. a. Pada waktu Nabi Kongzi di kampung halaman sendiri, nampak sangat hormat seprti tidak cakap bicara.
b. Pada saat di dalam Miao leluhur atau di istana, sangat lancar bicara, hanya saja selalu berhati-hati.
Matakin-Indonesia – 1 – 2008/12/07
31. 'Betapa indah bunga Tang Di. Selalu bergoyang menarik. Bukan aku tidak mengenangmu, hanya tempatmu terlampau jauh.' Membaca itu Nabi bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak memikirkannya benar-benar. Kalau benar-benar, apa artinya jauh ?'
Matakin-Indonesia – 0 – 2008/12/07
8. Zi-xia bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Sikap wajahlah yang sukar. Ada pekerjaan, anak melakukan dengan sekuat tenaga; ada anggur dan makanan, lebih dahulu disuguhkan kepada orang tua; kalau hanya demikian saja, cukupkah dinamai Laku Bakti ?"
Matakin-Indonesia – 2008/12/07
親にたいする態度が大事だ。何かあれば若い者が代わって骨を折り、酒食はまず年長者に勧める。これは当然のことで、それだけでは孝とは言えない。どんな態度をとるかが難しいのだよ。
Anon. – 2006/12/05
After the fifth character, the remaining characters are a mis-copy from 10:6.
[Text has been corrected, thanks]
Saga – 7 – 2003/11/01
Lun Yu II. 8. (24) IntroductionTable of content
Previous page
Next page
Chinese landscape on plate (80)

The Analects of Confucius – Lun Yu II. 8. (24) – Chinese off/onFrançais/English
Alias the Lunyu, the Lun Yü, the Analects, les Entretiens du maître avec ses disciples.

The Book of Odes, The Analects, Great Learning, Doctrine of the Mean, Three-characters book, The Book of Changes, The Way and its Power, 300 Tang Poems, The Art of War, Thirty-Six Strategies
Welcome, help, notes, introduction, table.
IndexContactTop

Wengu, Chinese Classics multilingual text base