Le Maître échange propos, anecdotes, brèves paraboles et maximes avec ses disciples. Tr. Couvreur (fr), Legge (en) et Lau (en).
Seseorang sakit psihis ‘Satu jalan berbuat (jalan/ cara yang dipakai orang) untuk sekelompok orang seolah-olah dirinya menteri, Pepatah setelah mendengar penyakitnya ‘Perlu waktu lama untuk menjadi seperti semula, Disebabkan semangat kemampuannya tidak memadai pula, Bukan pejabat negara akan tetapi berlaku seolah-olah pejabat negara, Menurut saya ‘Barang siapa mengambil manfaat yang tidak wajar, Surga juga mengambil manfaat yang tidak wajar selamanya, Selain itu diberi keputusan dirinya mati oleh tangan pejabat Negara pula, Tidaklah tenang mati sehubungan dengan dua atau tiga huruf ditangannya pula. Selain itu pahala yang terealisasi tidak menghendaki kebesaran alam baka, Pemberian kematian biasanya berhubungan dengan perjalanan /proses hukum alam semesta’.
Pepatah suatu yang luar biasa ‘Saya mendengar begitu banyak orang berpengetahuan merasa dirinya tidak perlu dan tidak harus memiliki tujuan hidup, Biasanya akan kehilangan orang dekat.
Lunyu 9:6 Menjelaskan yang besar nilai/ pengaruhnya memberikan kontribusi pada kehidupan setiap orang.
Setiap orang disini termasuk orang-orang berpengetahuan yang dapat menciptakan hal-hal baru dan lain-lain dll. Selama ini mendapatkan bimbingan sehingga dirinya dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dengan tepat. Selanjutnya Nabi secara diplomatis mengatakan, yang besar nilainya/ pengaruhnya mengerti saya, berarti roh pembimbing Nabi selalu memberikan bimbingan pada dirinya. Nabi tidak menghendaki dirinya dinilai angkuh, merasa dirinya utusan tuhan, karena itu menyatakan boleh dikata banyak mendapatkan bimbingan dan boleh dikata belum cukup.
Pertanyaan yang besar nilainya/pengaruhnya memberikan kontribusi pepatahnya ‘Orang berpengetahuan mendapat bimbingan karena partisipasinya, Membawa begitu banyak kemungkinan pula.
Pepatah suatu kontribusi ‘Surga yang mapan dapat diperoleh melalui persiapan roh pembimbing, Lagi-lagi banyak kemungkinan pula. Seseorang mendengar seperti ini menyatakan ‘
Yang besar nilainya/ pengaruhnya mengerti saya, Menurut saya masih kurang pula, sikap merendahkan diri, Sejak dahulu banyak potensi memahami maksud urusan.
Biasanya Nabi banyak sudah melekat, Tidak banyak pula'.
Lunyu 15:39 mengingatkan para pemimpin negara jangan sekali-kali memberikan surat resmi tanda seseorang adalah penganut suatu agama mapun izasah yang menyatakan seseorang telah memahami ilmu agama yang dianutnya.:
Suatu pepatah “Percaya ajaran agama tidak harus ada surat resmi”.
Lunyu 15:11 Merupakan penjelasan, bahwa untuk memulai suatu usaha sebaiknya dimulai pada waktu remang-remang.
Kenyataan yang kita lihat memang demikian. Jika memulai usaha yang sudah terang benderang persaingannya sangat ketat dan pengusaha baru akan sulit bersaing dengan pengusaha lama yang sudah eksis lebih dahulu.
Begitu pula pada saat merayakan musim semi, perlu dirayakan dengan tari-tarian dan suara merdu, karena merayakan musim semi dengan teriakan2 yang tidak seronok hanya menunjukan dirinya tidak jauh dari bencana.
Dengan kata lain, dihari raya saja tidak dapat menahan diri untuk berucapan yang baik, bagaimana mungkin keseharian dirinya dapat menjaga ucapannya.sebagai berikut:
Pertanyaan mimik wajah yang dalam “Demi Negara bagian”.
Suatu pepatah ‘Memahami musim semi adalah waktunya, Lebih bermanfaat pada saat masih remang-remang mulai berjuang. Menciptakan pakaian bagaikan pangeran.
Kebahagiaan selanjutnya adalah mengharmoniskan dengan menari (dance), Melepas ketegangan (perasaan serius) dengan berteriak, Jauh dari orang berbakat,
Ketegangan dengan teriakan tidak seronok (kata-kata kotor), Merupakan bakat (talenta) orang-orang yang sering menghadapi malapetaka’.
Lunyu 9:11 Menceritakan ada orang-orang yang terlahir dengan kemampuan melihat roh-roh halus. Orang ini menyadari dirinya tidak boleh memanfaatkan roh-roh halus ini untuk kepentingan dirinya, sebagai berikut:
Sengan mimik wajah yang dalam mengeluh benar-benar meratapi berkata ‘Lihatlah setara memenuhi sampai diatas, Menerobos masuk berada diruangan sepertinya tidak mau pergi, Melihatnya setara dari depan, Tiba-tiba entah bagaimana menjadi ada dibelakang, Orang berpengetahuan hanya menganut paham yang memiliki kebaikan dan menarik perhatian manusia, Perseteruan dengan saya hanya catatan, Kontrak dengan saya hanya etika, Keinginan Gencatan / saling berdamai tidaklah mungkin, Yang telah ada punah dengan kemampuan saya, Apabila ada tempat untuk berdiri, Terkenal jadinya, Apabila memiliki bakat/ berkehendak mengamati seperti ini, Bukannya semangat/ proses yang mengakhirinya.
Pertanyaan umum membuat keputusan ‘Pembuat aturan menjadikan ada menteri, Menteri adalah urusan pembuat aturan, Seperti ini pembawaannya’ .
Konghucu menghadapinya dengan pepatah ‘Pembuat aturan menjadikan ada menteri adalah peraturan, Menteri adalah urusan pembuat aturan karena kesungguhan hati’.
Perkembangan masyarakat :
Suatu pepatah ‘Urusan pembuatan aturan adalah etika/ peraturan yang kadaluwarsa, manusia umumnya mengharapkan pertolongan/ bantuan pula’.
Perkembangan masyarakat :
Suatu kontribusi bernafsu pergi memberitahu penggantian tahun lunar dengan korban kambing.
Suatu pepatah ‘Berkah pula, kalian menyukai kambing, saya menyukai etika’.
Keakhlian :
Suatu pepatah ‘Memanah bukan sekedar memiliki suatu bidang, demi kekuasaan tidak sesuai jurusan/ bidangnya, sejak dulu seperti ini hukum keseimbangan alamnya’.
Agama dan kenyataan :
Seseorang memasuki kelenteng besar, bertanya segala persoalan.
Pepatah kemungkinan ‘Sesungguhnya menceritakan orang-orang Zou yang telah modern sepertinya telah biasa mengerti etika, masuk ke kelenteng besar, bertanya setiap persoalan’.
Seseorang mendengar pepatahnya seperti ini ‘Adalah aturan/ etika pula’.
Suatu pepatah ‘Menciptakan kemapanan sehubungan dengan itu dibutuhkan 2 generasi, menakjubkan, menakjubkan kebiasaannya membaca buku literature telah melekat, menurut saya ikut serta menciptakan‘.
Pepatah pertanyaan pembelian oleh cucu penguasa ‘bersama-sama merasa nyaman sehubungan persembahan misteri, merasa tenang dan nyaman setelah memberikan persembahan misteri yang berhubungan dengan dapur/ rejeki‘.
Suatu pepatah ‘Tidaklah tepat, dapat menangkap dosa-dosa sehubungan kebahagiaan/ sorga. Menurut saya selalu berdoa untuk memohon bimbingan pula‘.
Beramal hanya kepada yang nampak, beramal kepada dewa kalau dewa itu nampak.
Suatu pepatah ‘Menurut saya tidak berpartisipasi dalam hal beramal, sesungguhnya tidak beramal’.
Kemungkinan bertanya bertani sesuai pengarahan.
Suatu pepatah ‘Bagi yang belum mengerti, mengerti pengarahan akan bermanfaat menjadikannya kebiasaan seperti ini di dunia pula, sebaiknya merealisasikan hal seperti ini sebanyak-banyaknya dan selamanya. sebaiknya menunjuk yang menangani’.
Suatu pepatah '“Bertani”, menggairi sendiri yang telah ada dilanjutkan seperti pengarahan sebelumnya, saya tidak tertarik perlu ada pengawasan untuk ini selamanya'.
Suatu pepatah ‘aturan /etika yang telah bersemi, boleh saya ucapkan seperti ini, untuk cadangan belum mencukupi perjalanannya pula.
Aturan/ etika yang masih remang-remang, boleh saya ucapkan seperti ini, pada masa percontohan, untuk song tidak mencukupi pula.
Buku pedoman yang tersedia masih tidak mencukupi pada waktu dahulu pula, prinsipnya menurut saya percontohan memungkinkan seperti ini selamanya’.
Perdagangan :
Pepatah pertanyaan suatu yang bersemi ‘Tertawa penuh arti meniru senyuman berlesung pipi, mata mengharapkan keindahan senyuman berlesung pipi, bersikap datar menjadikan menggantikan berlesung pipi, pembawaannya begitu pula‘.
Suatu pepatah ‘Melukiskan permasalahan/ urusan kemudian bersikap datar. biasanya aturan/ etika urusan nanti‘.
Suatu pepatah ‘Mulai melayani seperti ini pada dunia perdagangan pula, Mulailah dengan secara bersama-sama mengucapkan puisi selamanya‘.
Suatu pepatah ‘Nabi tidak memberi tempat untuk pertengkaran. Pada saat ada yang memancing pertengkaran, Nabi biasanya akan berusaha menghindari/ mengabaikan pula, akan berjabat tangan untuk minta izin meninggalkannya sebagai menjaga citra dirinya, selanjutnya akan minum. Walaupun diajak bertengkar tetap saja seorang Nabi‘.
Perjalanan musiman pemula sehubungan mendapatkan aman sentosa di gunung.
Pepatah suatu cerita setelah beberapa saat ada ‘Buddha wanita mampu memberikan keselamatan’.
Pepatah menghadapinya ‘Tidak mugkin’.
Suatu pepatah ‘Tangisan dan kicau burung, ceritanya telah tersedia aman sentosa di gunung, biasanya seperti hutan belantara diabaikan’.
Suatu pepatah ‘Orang-orang primitive Di sesungguhnya memiliki pembuat aturan, tidak banyak yang bersemi sepertinya telah dilupakan pula’.
Pertanyaan dasar membuat aturan membebaskan hutan.
Suatu pepatah ‘Pertanyaan yang sangat penting, peraturan, secara bersama-sama menjadikan seimbang dan kemewahan pula, keseimbangan sangat diperlukan, kehilangan keseimbangan mudah pula, keseimbangan sangat relatif sekali'.
Suatu pepatah ‘Orang yang tidak Damai, Seperti itu membawakan aturan. Orang yang tidak Damai, seperti itu membawakan kesenangan’.
Tiga kelompok/ keluarga biasanya lebih harmonis saling menetralisir.
Suatu pepatah 'Saling bekerja sama menghilangkan hambatan umum, satu sorga benar-benar terjadi, benar-benar terjadi. Suatu alasan menghadirkan sehubungan dengan tiga kelompok/ keluarga dalam satu atap'.
Konghucu menceritakan tentang musiman pemula 'Delapan orang penari pengorbanan menari pada halaman yang dikelilingi tembok, adalah boleh ditolelir pula, sesungguhnya tidak boleh ditolelir pula.
Suatu pepatah 'Dirinya sia-sia memberi persembahan kepada setan, bujukan pula, kelihatannya penyebabnya bukan hati nurani, bukan keberanian pula'.
Pertanyaan suatu pengembangan 'Kemungkinan sepuluh generasi dapat dimengerti pula'.
Suatu pepatah ‘Karena masih remang-remang sehubungan berseminya aturan/ etika, sesungguhnya manfaatnya akan ada yang hilang, kemungkinan dimengerti pula. Disebabkan penemuan baru sehubungan masih remang-remang aturan/ etika, sesungguhnya kelebihannya akan ada yang hilang, kemungkinan dimengerti pula.
Karena itu kemungkinan berhasil dengan melanjutkan penemuan baru, sesungguhnya ratusan generasi, kemungkinan dimengerti pula.
Suatu pepatah ‘Orang yang tidak memiliki kepercayaan, tidak akan mengerti kegunaannya pula. Bagaikan kereta besar tanpa penarik, kereta kecil tanpa kayu penghubung kuda, penyampaiannya dapat dipahami seperti ada kepastian’.
Mungkin menceritakan pepatah Konghucu 'Suatu alasan tidak diatur pemerintah'.
Suatu pepatah 'Buku yang beredar, membiasakan kasih sayang hanya kasih sayang, hubungan teman saudara-saudara kita, dapat diterapkan sehubungan ada pemerintah, ada lagi yang diatur pemerintah, alasannya perlu diatur pemerintah’.
Pertanyaan suatu potensi musiman 'Menjadikan masyarakat menghargai, ada kesungguhan hati sehingga rajin, seperti inilah yang dikehendaki'.
Suatu pepatah ‘Perlihatkan seperti pada pertanian, selanjutnya akan menghargai, kasih sayang yang manusiawi, selanjutnya akan ada kesungguhan hati, mengangkat kebaikannya begitu pula mengajarkan yang tidak diperbolehkan, selanjutnya akan rajin'.
Management :
Terdengar pepatah umumnya menyedihkan ‘Bagaimana membawakan sehingga masyarakat mau menerima'.
Konghucu menghadapinya dengan pepatah ‘Mengangkat secara langsung kerugian berbagai kekeliruan, selanjutnya masyarakat dapat menerima.
Mengangkat kekeliruan yang menyebabkan berbagai kerugian secara langsung, selanjutnya masyarakat tidak mau menerima'.
Penelitian ilmu pengetahuan & teknologi :
Suatu pengembangan belajar dari penelitian.
Suatu pepatah ‘Masih merasa banyak kekurangan sehingga ada keragu-raguan, berhati-hatilah dengan rumusan yang masih dipertahankan, prinsipnya ada perlakuan khusus yang masih terabaikan, banyak terlihat kekurangan akan menjadi malapetaka, berhati-hatilah dengan kepuasan berlebihan dan mengabaikan kegagalan.
Rumuskan fakta yang terabaikan, rasa cepat puas dan mengabaikan akan menimbulkan penyesalan, penelitian akan berlangsung seperti ini selama-lamanya’.
Suatu pepatah 'Bersemangatlah, membimbing para wanita hingga terbiasa mengerti hal ini. Mengerti hal ini karena mengerti hal ini, tidak mengerti hal ini karena tidak mengerti hal ini adalah merasa mengerti pula'.
Agama dan kenyataan :
Suatu pepatah ‘Biasanya memaksakan pemahaman/ doktrin berupa hal-hal yang aneh maupun ekstrim, Ini akan merusak diri sendiri pula’.
Suatu pepatah ‘Belajar akan tetapi tidak berpikir logis akan tertipu/ terperangkap, berpikir logis akan tetapi sepertinya tidak sedang belajar dapat menimbulkan malapetaka’.
Suatu pepatah 'Nabi membawakan ilmu pengetahuan baru dan hasilnya tidak dapat dibandingkan, orang biasa hasilnya dapat dibandingkan dan tidak membawakan ilmu pengetahuan baru'.
Pertanyaan suatu kontribusi “Nabi”.
Suatu pepatah 'Terlebih dahulu dirinya menguasai rumus kemudian diikuti dengan penelitian ilmiahnya'.
Suatu pepatah 'Nabi bukan peralatan'.
(peralatan yang dapat dimanfaatkan sesuka hati oleh penguasa/ orang-orang kaya)
Suatu pepatah ‘Kehangatan sejak zaman dulu adalah dapat mengerti hal-hal baru, bolehlah menjadi guru selamanya’.
Suatu pepatah 'Melihat dirinya seperti apa adanya, mengamati dirinya seperti apa semangatnya, periksa dirinya seperti apa keamanannya, bagaimana seseorang ada kepastian bisa bertahan hidup sampai tua, bagaimana seseorang ada kepastian bisa bertahan hidup sampai tua'.
Introspeksi diri:
Suatu pepatah ‘Menurut saya setiap hari sebelum tidur perlu menelusuri kembali ucapan yang telah dilakukan sejak pagi hari sehingga tidak memaksakan kehendak ataupun tetap dalam kebodohan. Dengan instropeksi menelusuri tindakan mau menang sendiri, selanjutnya dapat menjelaskan dengan cukup sesuatu yang akan disebar luaskan, menelusuri kembali tidak akan kelihatan seperti orang bodoh’.
Pertanyaan suatu yang bersemi prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah ‘Penampilannya lusuh. ada persoalan, bawahan hanya memiliki pakaian untuk kerja kasar, ada undangan makan di restoran ternama, memberikan pakaian yang layak sekali ini biasanya adalah karena kasih sayang'.
Pertanyaan suatu perjalanan prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah 'Sekarang tentang kasih sayangnya, ceritanya seperti mampu memberikan dukungan hingga mandiri.
Hingga sehubungan dengan diatas menjadi mampu mengurus kuda, pada saat mempraktekkannya mungkin perlu dukungan hingga mandiri, tidak menghargainya, pembawaan dirinya akan berakhir menjadi meninggalkan pekerjaannya’.
Pertanyaan menjadi orang tua yang dihormati dari petugas militer senior prihal "Kasih sayang".
Suatu pepatah 'Ayah ibunya peduli pada kesehatan dan kelangsungan hidup anak-anaknya’
Pertanyaan menjadi orang tua yang dihormati dan penyabar prihal “Kasih sayang”.
Suatu pepatah ‘Jangan memaksakan kehendak, lambat melindungi'.
Seseorang memberitahu pepatahnya seperti ‘Cucu orang tua yang dihormati dikaitkan dengan saya'.
Saya menghadapinya dengan pepatah ‘Jangan memaksakan kehendak'.
Pepatah lambat melindungi 'menceritakan yang selama ini menjadi kebiasaannya pula’.
Suatu pepatah ‘Melahirkan, persoalan diperlakukan dengan aturan, meninggal, kremasi diperlakukan dengan aturan, memberi persembahan diperlakukan dengan aturan’.
Suatu pepatah ‘Saat berumur lima belas tahun telah memiliki kesadaran untuk belajar. Umur tiga puluh memiliki pendirian, Umur empat puluh tahun tidak kebingungan. Umur lima puluh tahun mengerti adanya kodrat. Umur enam puluh tahun mudah mendengarkan pendapat yang masuk akal. Umur tujuh puluh tahun hatinya dapat menerima sesuatu yang menjadi nafsunya dan tidak mampu dijangkaunya’.
Suatu pepatah ‘Hukum alam semesta diperlakukan seperti pengendalian, ketenangan diperlakukan seperti hukuman, masyarakat menghindari sepertinya tidak ditertawakan.
Hukum alam semesta diperlakukan seperti moralitas, ketenangan diperlakukan seperti aturan, ada yang menertawakan akan menjadi kejiwaan dirinya’.
Suatu pepatah ‘Tiga ratus puisi, dapat dipenuhi hanya dengan satu ucapan, Pepatahnya “Jangan berpikiran jahat”’.
Suatu pepatah ‘Tujuan adanya pemerintah adalah moralitas, sebagai contoh adalah bintang utara yang disekitarnya ada begitu banyak bintang yang biasa-biasa saja’.
Suatu pepatah 'Jangan membahayakan orang dengan hal yang kita sendiri tidak mengerti, berbahaya apabila tidak bisa mengerti orang pula'.
Pepatah suatu kontribusi ‘Miskin akan tetapi bukan pembujuk/ pengemis, kaya akan tetapi tidak sombong, begitulah pembawaannya’.
Suatu pepatah ‘Sebaiknya demikian, bukannya karena miskin akan bahagia, kaya disebabkan kebiasaannya mengurus / mengatur dengan baik pula'.
Pepatah suatu kontribusi ‘Puisi mengalun, sesuatu yang diiris, sesuatu yang dipoles, sesuatu yang dipotong, sesuatu yang diasah, sebaiknya seperti ceritanya semuanya sudah dikerjakan sebaik-baiknya'.
Suatu pepatah ‘Suatu berkah pula, dimulai dengan bersama-sama mengucapkan syair sudah saatnya untuk selamanya, memberitahu semua orang mengerti telah datang dan akan menjadi kebiasaan sehari-hari’.
Suatu pepatah ‘Nabi makan tidak mengharapkan kenyang, selain itu bukan mengharapkan aman. Tepat sasaran setiap menangani persoalan dan ucapannya selalu berhati-hati, pendekatannya sesuai hukum alam semesta karena itu selalu sesuai. Boleh dikata baik untuk dipelajari dan sudah saatnya pula .
Ada suatu pepatah, "Kepercayaan dekat dan mudah dibedakan oleh hati nurani, ucapan memungkinkan diperbanyak pula.
Menghormati orang yang dekat sesuai aturan, jauh dari ditertawakan dan mendapatkan nama buruk pula.
Alasannya tidak gagal sebagai orang dekat, lagi pula boleh menjadi panutan’.
Ada suatu pepatah, ‘Aturan untuk dipergunakan, kerjasama untuk mencapai kemewahan, Raja pemula seperti hukum alam semesta, ini menjadikan segalanya serba indah, kecil besar bersemangat jadinya.
Apabila ada yang belum memuaskan, mengerti kerjasama merupakan bekerja sama.
Sepertinya bukan karena sosialisasi aturan, lagi pula tidak mungkin memuaskan semua pihak’.
Suatu pepatah, "Pada saat orang tuamu masih ada, perhatikan kehendaknya, orang tuamu sudah tiada, perhatikan apa yang diketahui, setelah tiga tahun jangan berubah karena orang tuamu seperti hukum alam semesta, boleh dikata jadilah orang yang penuh kasih sayang selamanya".
Peternak unggas bertanya sehubungan dengan pepatah suatu kontribusi,"Yang bertanggung jawab menjadi seperti ini sebenarnya karena negara bagian pula, Kepastian yang terdengar sebenarnya pemerintah, mengajukan permohonan secara bersama- sama, turun kebawah bersama-sama adalah kebersamaan.
Pepatah suatu kontribusi, "Orang yang bertanggung jawab menjadi gerah, permintaan sangat banyak, menghormati, membutuhkan segera mungkin, minta izin meninggalkan setelah tercapai kesepakatan".
Pepatah suatu yang luar biasa, "Berhati-hatilah bisa berakhir, mengejar yang jauh, moral rakyat akan mengalami kemunduran selamanya".
Suatu pepatah, "Nabi tidak memberatkan, selanjutnya tidak gengsi, belajar selanjutnya tidak sulit. Memiliki kesungguhan pada kepercayaan. Tidak berteman dengan yang tidak sesuai dengan dirinya. Berpengalaman, Selanjutnya tidak pernah kuatir dengan perubahan".
Pepatah suatu yang bersemi, "Berbobot, berbobot sederhana penampilannya, berurusan dengan kedua orang tuanya, sanggup mengabaikan kekuasaannya, sebagai pejabat mampu mencapai tujuan hidupnya, pergaulan dengan teman-temannya, ucapannya dapat dipercaya".
Pepatahnya, "Walaupun dirinya sudah cukup menguasai tetap menganggap dirinya masih belum cukup belajar, menurut saya harus berkata perlu belajar selamanya".
Suatu pepatah, "Bawahan, saat diterima perlakukanlah dengan kasih sayang, saat keluar perlakukanlah sebagai adik, pedulilah pada kepercayaan, aneka ragam cinta kasih yang bersifat duniawi, ada yang dekat dengan Damai. Ada yang memuaskan jika diingatkan dengan kekuasaan, selanjutnya menjadi ilmu pengetahuan’.
Suatu pepatah, "Hukum alam semseta memiliki ribuan manfaat untuk negara, menghargai persoalan dan dapat dipercaya, penggunaan yang tepat akan menjadikan ada cinta kasih diantara manusia, menerapkan pada masyarakat butuh waktu".
Pepatah suatu yang luar biasa, "Menurut saya setiap hari perlu melakukan introspeksi diri mengenai tiga hal, apakah sebagai manusia tidak membiasakan diri memiliki kesungguhan hati, apakah pada saat berteman tidak membiasakan diri untuk dapat dipercaya, apakah biasanya menyerahkan hal-hal yang tidak dapat dipraktekkan".
Suatu pepatah, "Ucapan berlebihan mencerminkan kepribadian seseorang, jarang selamanya damai".
Ada suatu pepatah, "Sebaiknya menjadi orang yang memiliki kasih sayang pada generasi muda, Orang-orang muda merasa boleh membuat keributan keatas, jarang selamanya seperti ini, apabila tidak boleh membuat keributan keatas, mereka merasa boleh menimbulkan kesalah pahaman, seharusnya tidak seperti ini pula adanya. Nabi pada dasarnya membawa misi, Pada dasarnya dilahirkan oleh hukum alam semesta. Dirinya memiliki kasih sayang pada generasi muda, dirinya memilih damai sebagai dasar kebersamaan".
Suatu pepatah, "Belajar dan untuk mempraktekan biasanya tidak mungkin dapat dipaksakan, Ada teman yang datang sendirian dari jauh biasanya tidak mungkin membahagiakan, Orang yang tidak mengerti dan tidak tergugah biasanya tidak mungkin seorang Nabi".
Suatu pepatah, "Keharmonisan pula boleh menjadi kebanggaan orang-orang selatan".
6. a. Junzi tidak menggunakan warna ungu tua dan sawo tua untuk hiasan pakaian.
b. Bahkan untuk pakaian dalam biasa juga tidak digunakan warna merah atau kemerah-merahan.
c. Pada waktu musim panas tidak mengenakan pakaian rangkap dari kain katun, halus atau kasar, tetapi selalu mengenakan pakaian dalam.
d. Bila mengenakan pakaian luar berwarna hitam, pakaian dalamNya dibuat dari kulit kambing hitam. Bila mengenakan pakaian luar berwarna putih, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rusa putih. Dan bila mengenakan pakaian luar berwarna kuning, pakaian dalamNya dibuat dari kulit rubah kuning.
5. a. Pada waktu membawa tanda titah, jalanNya membongkok seolah-olah tidak kuat membawanya. Pada waktu mengangkat tanda titah itu ke atas, nampak sebagai orang menghormat dengan Yu, dan pada waktu menurunkannya nampak sebagai orang menyerahkan sesuatu. Wajahnya juga nampak berubah penuh perhatian, tindakan kakiNya seolah-olah dibebani sesuatu.
b. Setelah menyerahkan tanda titah itu, baharulah wajahNya nampak tenang.
c. Pada waktu bertemu dengan raja di luar dinas, wajahNya nampak sangat senang.
4. a. Pada waktu masuk pintu gerbang, jalanNya membongkok seolah-olah tempatnya tidak leluasa.
b. Pada waktu berdiri tidak pernah ditengah pintu, dan pada waktu melaluinya tidak menginjak ambang pintu.
c. Pada waktu melewati tahta, wajahnya nampak berubah, kakinya agak ditekuk, dan kata-kataNya terdengar perlahan.
d. Pada waktu menaiki balairung, jubahNya diangkat dengan rapih, badanNya membongkok, napasNya ditahan seoralh-olah tidak bernapas.
e. Pada waktu turun kembali, begitu turun di tingkat pertama, wajahNya nampak gembira dan sikapNya lebih leluasa. Setelah sampai di bawah, cepat-cepat berjalan dengan tangan seperti burung membentangkan sayap menuju tempatNya, dan sikapNya tetap hormat serta sedap dipandang.
3. a. Pada waktu ditugaskan menyambut tamu, nampak perubahan pada wajahnya dan langkah kakinya tenang.
b. Setelah berhadapan (dengan tamu) dan saling memberi Yu, sekalipun mengangkat tangan menghadap ke kiri dan ke kanan, pakaiannya bagian muka maupun belakang nampak rapih.
c. Pada waktu maju menyambut, sikap jalannya sangat indah, tangannya seperti burung membentangkan sayap.
d. Setelah tamu pergi, selalu memberi laporan, "Para tamu sudah tidak menoleh lagi."
2. a. Pada waktu Beliau di balairung, bila bercakap-cakap dengan pembesar rendahan, nampak sangat ramah tamah tetapi tegas, dan bila bercakap-cakap dengan pembesar tinggi nampak hormat tetapi tepat.
b. Bila raja hadir, sikapNya penuh hormat dan tenang.
1. a. Pada waktu Nabi Kongzi di kampung halaman sendiri, nampak sangat hormat seprti tidak cakap bicara.
b. Pada saat di dalam Miao leluhur atau di istana, sangat lancar bicara, hanya saja selalu berhati-hati.
31. 'Betapa indah bunga Tang Di. Selalu bergoyang menarik. Bukan aku tidak mengenangmu, hanya tempatmu terlampau jauh.' Membaca itu Nabi bersabda, "Sesungguhnya engkau tidak memikirkannya benar-benar. Kalau benar-benar, apa artinya jauh ?'
30. Nabi bersabda, "Yang dapat diajak belajar bersama, belum berarti dapat diajak bersama menempuh Jalan Suci; yang dapat diajak menempuh Jalan Suci, belum berarti dapat diajak bersama berteguh; dan yang dapat diajak berteguh, belum berarti dapat terus bersesuaian paham."
29. Nabi bersabda, "Yang Bijaksana tidak dilamun bimbang, Yang berperi Cinta Kasih tidak merasakan susah payah. Dan yang Berani tidak dirundung ketakutan."
28. Nabi bersabda, "Setelah tiba tengah musim dingin, barulah kita ketahui, pohon Song dan Bo paling akhirnya gugurnya."
27. a. Nabi bersabda, "Dengan pakaian lama bertambal, berjajar bersama dengan orang yang berpakaian dari kulit rubah tanpa merasa malu, hanya Zi-lu orangnya."
b. (Di dalam Kitab Sanjak tertulis) "Tanpa iri, tanpa tamak, siapakah tidak akan berbuat baik ?"
c. Mendengar itu Zi-lu sepanjang hari menghafalkan sanjak itu. Nabi bersabda, "Kalau hanya ingin begitu saja, perbuatan baik apa sudah dilakukan ?"
26. Nabi bersabda, "Seorang panglima yang mengepalai tiga pasukan, masih dapat ditawan. Tetapi cita seorang rakyat jelata tidak dapat dirampas."
25. Nabi bersabda, "Utamakanlah sikap Satya dan Dapat Dipercaya, janganlah berkawan dengan orang yang tidak seperti dirimu dan bila bersalah janganlah takut memperbaiki !"
24. Nabi bersabda, "Kata-kata jujur dan beralasan, siapa tidak ingin mengikutinya, tetapi kalau dapat memperbaiki diri itulah yang paling berharga. Nasehat-nasehat yang lemah lembut siapakah yang merasa tidak suka, tetapi kalau dapat mengembangkan maksudnya, itulah yang paling berharga. Kalau hanya suka tetapi tidak mengembangkan maksudnya, ingin mengikuti tetapi tidak mau memperbaiki diri ; Aku tidak tahu apa yang harus Kulakukan terhadap orang semacam itu."
23. Nabi bersabda, "Kita harus hormat kepada angkatan muda, siapa tahu mereka tidak seperti angkatan yang sekarang. Tetapi bila sudah berumur empat puluh, lima puluh, belum juga terdengar perbuatannya yang baik, bolehlah dinilai memang tidak cukup syarat untuk dihormati."
22. Nabi bersabda, "Di antara benih yang tumbuh ada yang tidak berbunga, dan di antara yang berbunga ada pula yang tak berbuah."
7. Zi-you bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Sekarang yang dikatakan Laku Bakti katanya asal dapat memelihara, tetapi anjing dan kudapun dapat memberi pemeliharaan. Bila tidak disertai hormat, apa bedanya ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 23 – 07/12/2008
6. Meng Wu-po bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Orang tua merasa sedih kalau anaknya sakit".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 22 – 07/12/2008
5. a. Meng Yi-zi bertanya hal Laku Bakti. Nabi menjawab : "Jangan melanggar !"
b. Ketika Fan-chi menyaisi kereta, Nabi memberitahu kepadanya, "Tadi Meng-sun bertanya hal Laku Bakti dan Kujawab 'Jangan melanggar'."
c. Fan-chi bertanya :Apakah yang Guru maksudkan ?" Nabi menjawab, "Pada saat hidup, layanilah sesuai dengan Kesusilaan, ketika meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan Kesusilaan; dan sembahyangilah sesuai dengan Kesusilaan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 21 – 07/12/2008
4. a. Nabi bersabda : "Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu".
b. "Usia 30 tahun, tegaklah pendirian".
c. "Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran".
d. "Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian".
e. "Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima Kebenaran)".
f. "Dan usia 70 tahun. Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 20 – 07/12/2008
3. a. Nabi bersabda : "Dibimbing dengan undang-undang, dilengkapi dengan hukuman, menjadikan rakyat hanya berusaha menghindari dan kehilangan perasaan harga diri".
b. "Dibimbing dengan Kebajikan dan dilengkapi dengan Kesusilaan, menjadikan rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 19 – 07/12/2008
2. Nabi bersabda : "Ada tiga ratus sanjak lebih isi Kitab Sanjak, tetapi dapat diringkas menjadi satu kalimat : 'Pikiran jangan sesat'."
Matakin-Indonesia –
Lunyu 18 – 07/12/2008
1. Nabi bersabda : "Pemerintahan yang berdasarkan Kebajikan itu laksana bintang Kutub Utara tetap di tempatnya dan bintang-bintang lain mengelilinginya."
Matakin-Indonesia –
Lunyu 17 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda : "Jangan khawatir orang tidak mengenal dirimu, khawatirlah kalau tidak dapat mengenal orang lain."
Matakin-Indonesia –
Lunyu 16 – 07/12/2008
15. a. Zi-gong bertanya : "Seorang yang pada saat miskin tidak mau menjilat dan pada saat kaya tidak sombong, bagaimanakah dia ?" Nabi menjawab : "Itu cukup baik. Tetapi alangkah baiknya bila pada saat miskin tetap gembira dan pada saat kaya tetap menyukai Kesusilaan".
b. Zi-gong berkata : "Di dalam Kitab Sanjak tertulis, 'Laksana dibelah, dikikir, laksana dipahat, digosok'. Demikiankah yang Guru maksudkan ?" Nabi bersabda : "Oh, Se; engkaulah orang yang dapat diajak membicarakan Kitab Sanjak, dengan Kubicarakan hal yang satu, kamu mengetahui kelanjutannya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 15 – 07/12/2008
14. Nabi bersabda : "Seorang Junzi, makan tidak mengutamakan kenyangnya; bertempat tinggal tidak mengutamakan enaknya, ia tangkas di dalam tugasnya dan hati-hati di dalam kata-katanya. Bila mendapatkan seseorang yang hidup di dalam Jalan Suci, ia dijadikan teladan untuk meluruskan hatinya. Demikianlah seseorang yang benar-benar suka belajar".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 14 – 07/12/2008
13. You-zi berkata : "Kalau memegang sikap Dapat Dipercaya dan dilandasi Kebenaran, maka kata-katanya akan dapat ditepati. Kalau sikap Hormat aitu dilandasi Tata Susila, niscaya menjauhkan malu dan hina. Kalau dapat dekat dengan orang yang patut (karena jiwanya yang luhur), ia akan mendapatkan pembimbing yang boleh dijunjung".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 13 – 07/12/2008
12. a. You-zi berkata : "Di dalam menjalankan Tata Susila itu, keselarasanlah yang paling utama. Maka Jalan Suci raja-raja purba itu menyatakan, bahwa memang hal itulah terbaik untuk mengatasi perkara kecil maupun besar"
b. "Kalau ada hal-hal yang tidak dapat dijalankan, inilah karena orang hanya menjalankan keselarasan demi keselarasan saja, tanpa didasari Kesusilaan. Sudah barang tentu, ada hal yang tidak dapat dijalankan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 12 – 07/12/2008
11. Nabi bersabda : "Pada saat ayah seseorang masih hidup, periksalah cita-citanya; setelah meninggal dunia, periksalah perbuatannya. Bila selama tiga tahun tidak mengubah Jalan Suci orang tuanya, boleh ia disebut seorang anak berbakti".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 11 – 07/12/2008
10. a. Zi-qin bertanya kepada Zi-gong, "Tiap kali Guru tiba di suatu negara, niscaya mengetahui pemerintahannya. Ini disebabkan karena berusaha mengetahui atau diberi tahu ?"
b. Zi-gong menjawab : "Guru mendapatkan itu karena sikapNya yang ramah tamah, baik hati, hormat, sederhana dan suka mengalah. Demikianlah Guru mendapatkan pengetahuan itu. Berbeda dengan orang lainkah cara Guru mendapatkannya ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 10 – 07/12/2008
9. Zeng Zi berkata : "Hati-hatilah saat orang tua meninggal dunia dan janganlah lupa memperingati sekalipun telah jauh. Dengan demikian rakyat akan kembali tebal Kebajikannya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 9 – 07/12/2008
8. a. Nabi bersabda : "Seorang Junzi bila tidak menghargai dirinya, niscaya tidak berwibawa, belajarpun tidak akan teguh".
b. "Utamakanlah sikap Satya dan Dapat Dipercaya".
c. "Janganlah berkawan dengan orang yang tidak seperti dirimu".
d. "Bila bersalah janganlah takut untuk memperbaiki".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 8 – 07/12/2008
7. Zi Xia berkata : "Orang yang dapat menjunjung Kebijaksanaan lebih dari keelokkan, melayani orang tua dapat mencurahkan tenaganya, mengabdi kepada pemimpin berani berkorban, bergaul dengan kawan dan sahabat kata-katanya dapat dipercaya, meskipun dikatakan ia belum belajar, aku akan mengatakan; ia sudah belajar ".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 7 – 07/12/2008
6. Nabi bersabda : "Seorang muda, di rumah hendaklah berlaku Bakti, di luar hendaklah bersikap Rendah Hati, hati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang yang ber Peri Cinta Kasih. Bila telah melakukan hal ini dan masih mempunyai kelebihan tenaga, gunakanlah untuk mempelajari Kitab-kitab".
Matakin-Indonesia – 2008/12/07
Matakin-Indonesia –
Lunyu 6 – 07/12/2008
5. Nabi bersabda, "Mengatur negeri yang mempunyai seribu kereta perang harus hormat kepada tugas dan dapat dipercaya, hemat dalam anggaran belanja dan mencintai sesama manusia, memerintah rakyat hendaklah disesuaikan dengan waktunya."
Matakin-Indonesia –
Lunyu 5 – 07/12/2008
4. Zeng-zi berkata, "Tiap hari aku memeriksa diri dalam tiga hal ; sebagai manusia adakah aku berlaku tidak Satya ? Bergaul dengan kawan dan sahabat adakah aku berlaku tidak dapat dipercaya ? Dan adakah ajaran Guru yang tidak kulatih ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 4 – 07/12/2008
3. Nabi bersabda, "Seorang yang pandai meutar kata-kata dan bermanis muka, sesungguhnya jarang berperi Cinta Kasih."
Matakin-Indonesia –
Lunyu 3 – 07/12/2008
2. a. You-zi berkata, "Seseorang yang dapat berlaku Bakti dan Rendah Hati, tetapi suka menentang atasan, sungguh jarang terjadi ; tidak suka menentang atasan, tetapi suka mengacau, ini belum pernah terjadi."
b. "Maka seorang Junzi mengutamakan pokok ; sebab setelah pokok itu tegak, Jalan Suci akan tumbuh. Laku Bakti dan Rendah Hati itulah pokok peri Cinta Kasih".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 2 – 07/12/2008
1. a. Nabi bersabda, "Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan?"
b. "Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu membahagiakan?"
c. "Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali, bukankah ini sikap seorang Junzi?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 1 – 07/12/2008
21. Nabi membicarakan tentang Yan-yuan, "Sungguh sayang (sekarang sudah meninggal) ! Aku hanya melihat kemajuannya tidak pernah melihat ia berhenti".
Nabi membicarakan tentang Yan-yuan, "Sungguh sayang (sekarang sudah meninggal dunia) ! Aku hanya melihat kemajuannya tidak pernah melihat ia berhenti."
20. Nabi bersabda, "Orang yang tidak merasa segan melaksanakan kata-kataKu, kiranya Hui orangnya."
19. Nabi bersabda, "Seumpama membangun gunung-gunungan, setelah hanya kurang satu keranjang untuk menjadikannya, bila terpaksa menghentikannya, akan Kuhentikan. Seumpama meratakan tanah yang berlubang, setelah hanya kurang satu keranjang untuk meratakannya, sekalipun keadaan memaksa berhenti, Aku akan terus melaksanakannya."
Nabi bersabda, "Aku belum pernah melihat seseorang yang mencintai Kebajikan seperti mencintai keelokan".
17. Tatakala Nabi berdiri di tepi sebuah sungai, bersabda, "Semuanya mengalir pergi seperti ini. Siang malam tiada henti-hentinya."
16. Nabi bersabda, "Di luar rumah dapat mengabdi kepada Pemerintah, di dalam rumah dapat mengabdi kepada orang tua dan saudara-saudara, di dalam hal kematian tidak berani tidak bersungguh-sungguh dan tidak bermabuk dengan anggur, inilah yang selalu menjadi pertanyaan, apakah Aku sudah dapat menjalankan ?"
15. Nabi bersabda, "SekembaliKu dari negeri Wei ke negeri Lu ini, musik telah ditertibkan, sehingga Nyanyian Pujian dan Nyanyian Pujaan telah ditempatkan pada kedudukannya yang benar."
14. a. Nabi ingin pindah saja ke daerah ke sembilan suku bangsa Yi.
b. Ada orang bertanya, "Tempat itu sangat buruk keadaannya. Mengapakah akan tinggal disana ?"
c. Nabi bersabda, "Seorang Junzi diam dimanapun, tiada tempat yang buruk baginya."
13. a. Zi-gong bertanya, 'Kalau seseorang mempunyai sebuah batu Giok yang indah, sebaiknya disimpan di dalam lemari saja atau lebih baik dijual ?"
b. Nabi bersabda, "Dijual ! Dijual ! Tetapi nantikanlah harga yang layak."
12. a. Nabi sakit keras, Zi-lu memerintahkan murid-murid lain supaya berlaku sebagai menteri (untuk persiapan perkabungan).
b. Tatkala penyakitnya agak berkurang, Nabi bersabda, "Sudah lama kiranya Qiu sakit. Selalu ada-ada saja yang kau lakukan, Zhong-you ! Tidak mempunyai menteri berbuat seolah-olah mempunyainya. Siapakah yang hendak Kukelabui ? Apakah Aku akan mengelabui Tian (Tuhan Yang Maha Esa)?"
c. "Apakah kau kira Aku lebih suka mati dipelukan tangan menteri dari pada mati dipelukan kamu semua, murid-muridKu ? Meski Aku tidak memperoleh upacara penguburan kebesaran, Kukira tidak sampai mati di tengah jalan."
11. a. Yan Yuan dengan menarik napas berkata, "Bila kupandang, terasa bertambah tinggi, semakin kugali, terasa bertambah dalam. Kadang-kadang kupandang nampak berdiri di muka, sekonyong-konyong ternyata ada di belakang."
b. "Demikianlah Guru selalu dengan baik meluaskan pengetahuanku dengan kitab-kitab dan melatih diriku dengan Kesusilaan, sehingga walaupun kadang-kadang ingin menghentikan belajar, ternyata tidak dapat."
c. "Aku menggunakan segenap kepandaianku, sehingga terasa teguh dan nampak jelas di mukaku, tetapi untuk mencapainya ternyata masih belum dapat juga."
10. Pada waktu Nabi berjumpa dengan orang yang sedang berkabung ; yang mengenakan topi dan pakaian kebesaran ; atau seorang buta, sekalipun orang itu lebih muda, niscaya berdiri bila orang itu lewat. Bila Nabi melewati, selalu mempercepat langkahnya.
9. Nabi bersabda, "Burung Feng tidak menampakkan diri, peta tanda-tanda tidak muncul di sungai ; perjalananKu inipun sudah sampai akhirnya."
8. Nabi bersabda, "Adakah Aku mempunyai banyak pengetahuan ? Tidak banyak pengetahuanKu ! Tetapi kalau datang seorang yang sederhana bertanya dengan kekosongan hatinya, dengan berpegang pada ke dua ujung persoalan yang dikemukakannya. Aku akan berusaha baik-baik memecahkan persoalannya."
7. Seorang murid bernama Lao berkata, "Dahulu Guru pernah bersabda, 'Justru karena Aku tidak diperlukan dunia, maka lebih banyaklah pengetahuan yang Kuperoleh'."
6. a. Ada seorang berpangkat Tai-zai bertanya kepada Zi-gong, "Seorang Nabikah Guru tuan, mengapa begitu banyak kecakapanNya ?"
b. Zi-gong menjawab, "Memang Tian, Tuhan Yang Maha Esa telah mengutusNya sebagai Nabi. Maka banyaklah kecakapanNya."
c. Ketika mendengar itu Nabi bersabda, "Tahukah pembesar itu akan diriKu ? Pada waktu muda Aku banyak menderita, maka banyaklah Aku memperoleh kecakapan-kecakapan biasa. Haruskah seorang Junzi mempunyai banyak kecakapan ? Tidak, ia tidak memerlukan banyak."
5. a. Nabi terancam di negeri Kong.
b. Beliau bersabda, "Sepeninggal Raja Wen, bukankah Kitab-kitabnya Aku yang mewarisi ?"
c. "Bila Tian Yang Maha Esa hendak memusnahkan Kitab-kitab itu, Aku sebagai orang yang lebih kemudian, tidak akan memperolehnya. Bila Tuhan tidak menghendaki musnahnya Kitab-kitab itu, apa yang dapat dilakukan orang-orang negeri Kong atas diriKu ?"
4. Nabi telah lepas dari Empat Cacat : Tidak berangan-angan kosong, tidak mengharuskan, tidak kukuh dan tidak menonjolkan Akunya."
3. a. Nabi bersabda, "Mengenakan topi dari rami (untuk orang-orang yang telah dewasa) itulah adat istiadat lama. Sekarang orang menggantinya dengan sutera karena lebih sederhana. Aku mengikuti umum."
b. "Memberi hormat dari tempat bawah, itulah adat istiadat lama, sekarang orang menggantinya dengan memberi hormat setelah orang naik ke atas. Ini sungguh sombong. Meskipun bertentangan dengan umum, Aku tetap menjalankan hormat dari tempat bawah."
2. a. Seorang dari daerah Da Xiang pernah berkata, "Sungguh besar Kongzi ! Pengetahuannya sangat luas dan dalam, sayang tidak mempunyai satu keahlian yang dapat memasyhurkan namanya."
b. Mendengar itu Nabi berkata kepada murid-murid, "Aku harus menjadi ahli apa ? Harus menjadi ahli mengendarai keretakah ? Harus menjadi ahli memanahkah ? Baiklah Aku belajar menjadi ahli mengendarai kereta saja."
1. Nabi jarang membicarakan hal keuntungan, melainkan hal Firman, melainkan hal Cinta Kasih.
21. Nabi bersabda, "Tentang Raja Yu sesungguhnya tiada yang dapat Kucela. Makan minumnya sangat sederhana, tetapi di dalam sembahyang kepada leluhur dan Tuhan Yang Maha Rokh dapat berlaku bakti benar. Pakaiannya sangat sederhana, tetapi waktu menjalankan upacara sembahyang, ia mengenakan pakaian dan topi yang sangat indah. Istananya sangat sederhana, tetapi dengan sepenuh tenaga ia mengatur saluran-saluran air. Sesungguhnyalah tiada yang dapat Kucela tentang Raja Yu."
20. a. Ada lima orang menteri Raja Shun untuk mengatur dunia.
b. Raja Wu berkata, "Ada 10 orang menteriku yang cakap."
c. Nabi Kongzi bersabda, "Memang sukar mencari orang yang cakap. Bukankah begitu ? Bukankah pada jaman Tang dan Yu merupakan jaman banyak orang pandai ?" (Di antara 10 orang menteri yang dikatakan Raja Wu itu) adalah seorang wanita, jadi hanya ada 9 orang laki-laki yang cakap."
d. "Pada waktu itu Raja Wen (ayah Raja Wu) telah menguasai dua per tiga dunia, tetapi ia tetap mengabdi setia kepada Kerajaan Yin. Kebajikan yang dilaksanakan Kerajaan Zhou (oleh Raja Wen) sesungguhnya sudah mencapai puncak Kebajikan."
19. a. Nabi bersabda, "Sungguh besar pribadi Yao sebagai raja, sungguh mulia dia, Hanya Tian Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Besar, dan hanya Yao yang dapat mengikutiNya. Sungguh besarlah (Kebajikannya). Maka rakyat tidak tahu bagaimana harus memujinya."
b. "Betapa mulia jasa-jasanya dan adat susila yang diciptakan, sesungguhnya sangat cemerlang."
18. Nabi bersabda, "Sungguh tinggi dan mulia Raja Shun dan Yu. Meski dunia menjadi miliknya, sedikitpun tidak untuk kesenangan diri sendiri."
17. Nabi bersabda, "Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula."
17. Nabi bersabda, "Di dalam belajar hendaklah seperti engkau tidak dapat mengejar dan khawatir seperti engkau akan kehilangan pula."
16. Nabi bersabda, "Seorang yang hanya berani dan tidak jujur, yang tidak cakap dan tidak hati-hati, yang tidak pandai dan tidak dapat dipercaya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas dirinya."
15. Nabi bersabda, "Guru musik Zhi pada waktu mulai memangku jabatan, telah memainkan lagu Guan Sui denagan akhiran yang sangat megah, merdu memenuhkan telinga."
14. Nabi bersabda, "Kalau tiada atas hal yang berhubungan dengan kedudukanmu, janganlah ikut campur tangan."
13. a. Nabi bersabda, "Hanya orang yang benar-benar dengan penuh kepercayaan suka belajar, baharulah ia dapat memuliakan Jalan Suci hingga matinya."
b. "Ia tidak masuk ke tempat yang berbahaya. Ia tidak mau berdiam di tempat yang kacau balau. Bila dunia dalam Jalan Suci ia keluar menunaikan tugas ; bila dunia ingkar dari Jalan Suci, ia menyembunyikan diri."
c. "Bila negara di dalam Jalan Suci, ia merasa malu hidup sengsara dan hina ; tetapi bila negara ingkar dari Jalan Suci, ia merasa malu hidup kaya dan mulia."
12. Nabi bersabda, "Orang yang setelah belajar tiga tahun tanpa sedikitpun mengingat akan hadiahnya, sesungguhnya jarang didapat."
11. Nabi bersabda, "Biar mempunyai kepandaian seperti Pangeran Zhou, bila ia sombong dan tamak, sesungguhnya belum patut dipandang."
10. Nabi bersabda, "Seorang yang menyukai keberanian tetapi takut sengsara, akan menjadi pengacau. Yang tidak berperi Cinta Kasih bila terlalu dibenci iapun akan menjadi pengacau."
9. Nabi bersabda, Apa yang boleh bagi rakyat, biarlah dilaksanakan, yang tidak boleh, biarlah diketahui."
8. a. Nabi bersabda, "Bangunkan hatimu dengan Sanjak."
b. "Tegakkan pribadimu dengan Kesusilaan."
c. "Sempurnakan dirimu dengan Musik."
7. a. Zeng-zi berkata, "Seorang siswa tidak boleh tidak berhati luas dan berkemauan keras, karena beratlah bebannya dan jauhlah perjalanannya."
b. "Cinta Kasih itulah bebannya, bukankah berat ? Sampai mati barulah berakhir, bukankah jauh ?"
6. Zeng-zi berkata, "Seorang yang dapat diserahi mengasuh anak yatim piatu, dapat menunaikan tugas negara di tempat yang beratus li jauhnya, dan di dalam menjumpai kesulitan tidak goncang hatinya, bukankah ia seorang Junzi ? Sungguh ia seorang Junzi !"
5. Zeng-zi berkata, "Cakap, tetapi suka bertanya kepada yang tidak cakap ; berpengetahuan luas tetapi suka bertanya kepada yang kurang pengetahuan ; berkepandaian tetapi kelihatan tidak ; berisi tetapi nampak kosong ; tidak mendendam atas perbuatan orang lain ; dahulu aku mempunyai seorang teman yang dapat melakukan ini."
4. a Tatkala Zeng-zi sakit. Meng Jing-zi menengoknya.
b. Zeng-zi berkata, "Burung yang akan mati terdengar sedih suaranya ; sedang orang yang akan mati, baik kata-katanya".
c. Seorang Junzi menjunjung tiga syarat hidup di dalam Jalan Suci. Di dalam sikap dan lakunya, ia menjauhkan sikap congkak dan angkuh ; pada wajahnya selalu menunjukkan sikap Dapat Dipercaya dan di dalam percakapannya selalu ramah tamah serta menjauhi kata-kata kasar."
d. "Mengenai alat perlengkapan upacara sembahyang tidak perlu engkau turut campur, karena sudah ada yang mengurus."
4. a. Tatkala Zeng-zi sakit, Meng Jing-zi menengoknya.
b. Zeng-zi berkata, "Burung yang akan mati terdengar sedih suaranya ; sedang orang yang akan mati, baik kata-katanya."
c. "Seorang Junzi menjunjung tiga syarat hidup di dalam Jalan Suci. Di dalam sikap dan lakunya, ia menjauhkan sikap congkak dan angkuh ; pada wajahnya selalu menunjukkan sikap Dapat Dipercaya dan di dalam percakapannya selalu ramah tamah serta menjauhi kata-kata yang kasar".
3. a. Tatkala Zeng-zi sakit, dikumpulkan murid-muridnya, lalu berkata, "Singkaplah selimut kakiku, singkaplah selimut tanganku (lihat baik-baik) !".
b. "Didalam Kitab Sanjak, tertulis, "Hati-hatilah, was-waslah seolah-olah berjalan di tepi jurang yang dalam, seolah-olah berdiri menginjak lapisan es yang tipis." Sekarang dan selanjutnya sudah bebaslah aku dari tanggung jawab atas tubuhku. Ingatlah ini , hai anak-anakku !"
2. a. Nabi bersabda, "Melakukan hormat tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang repot. Berhati-hati tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang serba takut. Berani tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang suka mengacau. Dan jujur tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang berlaku kasar."
b. "Maka seorang pembesar bila benar-benar dapat melakukan tugas di dalam keluarganya, rakyat akan timbul peri Cinta Kasihnya ; bila tidak dilupakan sahabat-sahabat lamanya, rakyat tidak tawar perasaan hatinya."
1. Nabi bersabda, "Sungguh sempurna Kebajikan Tai-bo ; tiga kali ia rela melepaskan haknya sebagai seorang putera makhkota. Maka rakyat tidak mengerti bagaimana harus memujinya."
38. Nabi sangat ramah tamah tetapi sungguh-sungguh ; agung tetapi tidak nampak bengis ; penuh hormat tetapi wajar.
37. Nabi bersabda, "Seorang Junzi berhati longgar dan lapang ; seorang rendah budi berhati sempit dan berbelit-belit."
36. Nabi bersabda, "Seorang yang bermewah-mewah, niscaya sombong ; seorang yang terlalu hemat, niscaya kikir. Tetapi dari pada sombong lebih lumayan kikir".
35. Nabi sakit, Zi-lu ingin melakukan doa bagi kesembuhanNya. Nabi bertanya, "Adakah peraturan semacam itu ?"
Zi-lu menjawab, "Ada. Di dalam surat Doa disebut 'Berdoalah kepada rokh-rokh yang di atas dan di bawah !'
Nabi bersabda, "Kalau begitu, Aku sudah lama berdoa".
34. a. Nabi bersabda, "Untuk menjadi seorang Nabi atau seorang yang berperi Cinta Kasih, bagaimanakah Aku berani mengatakan ? Tetapi di dalam hal belajar dengan tidak merasa jemu, mendidik orang dengan tidak merasa capai, orang boleh mengatakan hal itu bagiKu."
b. Gong Xi-hua berkata, "Justru dalam hal itulah murid-murid tidak dapat mencapainya."
33. Nabi bersabda, "Di dalam hal pengetahuan Kitab, mungkin Aku sudah menyamai orang-orang lain ; tetapi di dalam hal kesungguhan berlaku sebagai seorang Junzi, Aku masih khawatir belum berhasil."
32. Bila Nabi mendengar orang menyanyikan lagu yang baik, niscaya minta diulanginya dan kemudian ikut menyanyi.
32. Bila Nabi mendengar orang menyanyikan lagu yang baik, niscaya minta diulanginya dan kemudian ikut menyanyi.
31. a. Chen Si-bai bertanya, "Apakah Raja muda Zhao mengerti Kesusilaan ?" Nabi menjawab, "Mengerti !"
b. Setelah Nabi Kongzi pergi, Wu Ma-qi dipersilahkan masuk dan diberitahu, "Menurut pendengaranku, seorang Junzi itu tidak menyebelah. Tetapi mungkinkah seorang Junzi menyebelah ? Pangeran kita sudah mengambil seorang gadis dari negeri Wu yang sama nama marganya, tetapi lalu diubah menjadi Wu Meng-zi. Kalau pangeran kita mengerti Kesusilaan, siapakah yang tidak mengerti Kesusilaan ?"
c. Wu Ma-qi melaporkan hal itu. Nabi bersabda, 'Sungguh beruntunglah Aku, karena tiap kali berbuat salah, segera ada orang yang mengetahuinya."
30. Nabi bersabda, "Jauhkah peri Cinta Kasih ? Kalau Aku inginkan Cinta Kasih, Cinta Kasih itu sudah besertaKu."
29. a. Orang-orang dari Hu-xiang sukar diajak bicara baik-baik. Suatu ketika anak-anak muda dari daerah itu ingin menjumpai Nabi, maka murid-murid merasa bimbang.
b. Nabi bersabda, "Aku hanya melihat bagaimana mereka datang, bukan apa yang akan mereka perbuat setelah berlalu. Mengapakah kamu bersikap keterlaluan ? Orang yang datang dengan sudah membersihkan diri ; Kuterima kebersihan dirinya itu tanpa Kupersoalkan apa yang telah pernah mereka perbuat pada waktu yang lalu".
28. Nabi bersabda, "Mungkin ada orang yang sesungguhnya tidak mengerti, tetapi ingin ikut-ikut melakukan ; Aku tidak akan berbuat seperti itu. Banyaklah mendengar, ambillah yang baik dan ikutilah. Banyaklah melihat dan ingat-ingatlah di dalam hati. Orang yang demikian dapat digolongkan orang pandai tingkat kedua."
27. Nabi mau memancing tetapi tidak mau menjaring, mau memanah burung tetapi tidak mau yang sedang hinggap.
26. a. Nabi bersabda, "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang Nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiKu".
b. "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang yang sempurna Kebajikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiKu".
c. "Orang yang sesungguhnya tidak mempunyai, tetapi berlagak mempunyai; sebenarnya kosong, tetapi berlagak penuh ; dan sesungguhnya kekurangan tetapi berlagak mewah ; niscaya sukar mempunyai kemauan tetap".
26. a. Nabi bersabda, "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang Nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiKu".
b. "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang yang sempurna Kebajikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiKu"
25. Ada empat hal di dalam Ajaran Nabi : Pengetahuan Kitab, Perilaku, Kesatyaan dan Dapat Dipercaya.
24. Nabi bersabda, "Hai, murid-muridKu ; adakah kausangka bahwa Aku merahasiakan sesuatu ? Sesungguhya tiada yang Kurahasiakan terhadapmu. Tiada yang Kulakukan dengan tiada setahumu. Demikianlah sifat Qiu, murid-muridKu".
23. Nabi bersabda, "Tian (Tuhan Yang Maha Esa) telah menyalakan Kebajikan dalam diriKu. Apa yang dapat dilakukan Huan-tui terhadap diriKu ?"
22. Nabi bersabda, "Tiap kali jalan bertiga, niscaya ada yang dapat Kujadikan guru. Kupilih yang baik, Kuikuti dan yang tidak baik, Kuperbaiki".
21. Nabi tidak membicarakan tentang kekuatan yang aneh-aneh (kekuatan mujijat) dan rokh-rokh yang tidak karuan.
20. Nabi bersabda, "Aku bukanlah pandai sejak lahir, melainkan Aku menyukai ajaran-ajaran kuno dan dengan giat mempelajarinya".
19. a. Pangeran Negeri Ye bertanya tentang Nabi Kong-zi kepada Zi-lu, tetapi Zi-lu tidak menjawab.
b.Nabi bersabda, "Mengapakah kamu tidak menjawab, bahwa Dia adalah seorang yang di dalam kegiatannya lupa akan makan ; di dalam kegembiraannya lupa akan kesusahannya ; dan tidak merasa bahwa usianya sudah lanjut".
18. Nabi sering menguraikan Kitab-kitab Sanjak, Hikayat dan Kesusilaan. Itulah yang sering diuraikan.
17. Nabi bersabda, "Kalau dipanjangkan usiaKu sehingga mencapai umur 50 tahun untuk meyakinkan Kitab Yi-jing, niscaya Aku dapat membebaskan diri dari kesalahan-kesalahan besar".
16. Nabi bersabda, "Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan yang berlalu".
15. a. Ran-you bertanya, "Maukah Guru membantu pangeran Negeri Wei ?'
Zi-gong menjawab, "Baiklah aku hendak menanyainya ?"
b. Ia masuk ruangan, lalu bertanya, "Bagaimanakan Bai-yi dan Shu-qi itu ?"
Nabi menjawab, "Mereka ialah orang-oang yang Bijaksana pada jaman dahulu."
"Menyesalkah mereka akan tindakannya ?"
"Mereka mencari Cinta Kasih dan telah mendapatkan Cinta Kasih. Mengapa menyesal ?"
Zi-gong keluar dan berkata, "Guru tidak mau".
14. Ketika di negeri Qi, Nabi mendengar lagu Shao; tiga bulan tidak merasakan kelezatan daging, lalu bersabda, "Tidak Kusangka begitu besar pengaruh musik atas manusia".
13. Nabi berhati-hati di dalam hal berpuasa, peperangan dan sakit.
12. Nabi bersabda, "Bila kekayaan itu merupakan syarat untuk mencapai (cita-cita tertinggi), meskipun harus menjadi tukang membawa cambuk, Aku mau menjalaninya ; tetapi karena bukan merupakan syarat, lebih baik Aku mengikuti kesukaanKu."
11. a. Nabi bersabda kepada Yan-yuan, "Kalau ada yang mau memakai, segera menjalankan ; kalau tiada yang mau memakai, dengan senang menyembunyikan diri. Hanya engkau dan Aku dapat melakukan ini."
b. Zi-lu bertanya, "Bila Guru memimpin pasukan, siapakah yang akan Guru pilih sebagai pembantu ?"
c. Nabi menjawab, "Kepada orang yang dengan tangan kosong berani melawan harimau, dengan tanpa alat berani menyeberangi bengawan, sekalipun binasa tidak merasa menyesal. Aku tidak akan memakainya. Orang yang Kupilih ialah : yang di dalam menghadapi perkara mempunyai rasa khawatir dan suka memusyawarahkan rencana, sehingga dapat berhasil di dalam tugasnya."
10. Bila Nabi sampai menangis, hari ini beliau tidak menyanyi.
9. Pada waktu Nabi di rumah keluarga yang sedang melakukan upacara duka, belum pernah makan kenyang-kenyang.
8. Nabi bersabda, "Kepada yang tidak mau bersungguh-sungguh, tidak perlu diberi petunjuk. Kepada yang tidak mau berterus terang, tidak perlu diberi nasehat. Kepada yang sudah diberi tahu tentang satu sudut, tetapi tidak mau berusaha mengetahui ke tiga sudut yang lain, tidak perlu diberi tahu lebih lanjut".
7. Nabi bersabda, "Siapapun yang membawa seikat dendeng (sebagai tanda mohon diterima sebagai murid) datang kepadaKu, tidak pernah Aku menolak memberi pendidikan".
6. a. Nabi bersabda, "Bercitalah menempuh Jalan Suci",
b. "Berpangkallah pada Kebajikan",
c. "Bersandarlah pada Cinta Kasih, dan
d. "Bersukalah di dalam Kesenian".
5. Nabi bersabda, "Ah, kiranya sudah tua dan lemah Aku. Sudah lama Aku tidak bermimpikan Pangeran Zhou ?"
4. Pada waktu Nabi senggang di rumah sikapNya enak dan wajar, gembira dan sabar".
3. Nabi bersabda, "Kebajikan tidak dibina, pelajaran tidak diperbincangkan, mendengar Kebenaran tidak dapat melaksanakan dan terhadap hal-hal yang buruk tidak dapat memperbaiki ; inilah yang selalu menyedihkan hatiKu".
2. Nabi bersabda, "Di dalam diam melakukan renungan ; tidak merasa jemu ; dan mengajar orang lain tidak merasa capai ; adakah itu dalam diriKu ?"
1. Nabi bersabda, "Aku hanya meneruskan, tidak mencipta. Aku sangat menaruh percaya dan suka kepada (Ajaran dan Kitab-kitab) yang kuno itu. Aku ingin dapat membandingkan diriKu dengan Lao Ping".
1. Nabi bersabda, "Aku hanya meneruskan, tidak mencipta. Aku sangat menaruh percaya dan suka kepada (Ajaran dan Kitab-kitab) yang kuno itu. Aku juga ingin dapat membandingkan diriKu dengan Lao Ping."
30. a. Zi-gong bertanya, "Bila ada seorang yang benar-benar dapat memberi berlimpah-limpah kesejahteraan kepada rakyat dan menolong semuanya, bagaimanakah ia ? Dapatkah ia dinamai seorang yang berperi Cinta Kasih ?"
b. Nabi menjawab, "Itu bukan hanya perbuatan yang berperi Cinta Kasih ; bahkan seorang Nabilah dia. Dalam hal ini, bahkan Raja Yao dan Shun masih merasa khawatir belum dapat menjalankannya ?"
c. "Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak ; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lainpun maju".
d. "Yang dapat memperlakukan orang lain dengan contoh yang dekat (diri sendiri), sudah cukup untuk dinamai seorang yang berperi Cinta Kasih".
29. Nabi bersabda, "Sungguh sempurna Kebajikan menjalani Laku Tengah Sempurna. Sayang sudah lama jarang di antara rakyat yang menjalani".
28. Nabi menemui Nan-zi; hal ini menyebabkan Zi-lu tidak senang. Karena itu lalu bersumpah, "Kalau aku berbuat tidak pada tempatnya, Tian (Tuhan) menghukumku ! Tian (Tuhan) menghukumku) !"
27. Nabi bersabda, "Seorang Junzi meluaskan pengetahuannya dengan mempelajari Kitab-kitab dan membatasi diri dengan Kesusilaan. Dengan demikian ia tidak sampai melanggar Kebajikan".
26. a. Zai-wo bertanya, 'Seorang yang berperi Cinta Kasih kalau diberi tahu bahwa di dalam sumur ada Cinta Kasih, apakah ia akan mengikutinya juga ?"
b. Nabi menjawab, "Mengapa harus melakukan perbuatan semacam itu ? Seorang Junzi dapat dibunuh, tetapi tidak dapat dijerumuskan ; dapat dikelabui tetapi tidak dapat dijebak".
25. Nabi bersabda, "Gu (cawan arak) yang sudah tidak berbentuk Gu lagi, apakah itu Gu ? Apakah itu Gu ?"
24. Nabi bersabda, "Negeri Qi sekali berubah akan dapat menyamai Negeri Lu, dan Negeri Lu sekali berubah akan dapat mencapai Jalan Suci".
23. Nabi bersabda, "Yang Bijaksana gemar akan air, yang berperi Cinta Kasih gemar akan gunung. Yang Bijaksana tangkas dalam perbuatan, yang berperi Cinta Kasih tentram. Yang Bijaksana gembira dan yang berperi Cinta Kasih tahan menderita".
22. a. Fan Chi bertanya tentang seorang yang bijaksana. Nabi menjawab, "Ia mengabdi kepada rakyat berlandaskan Kebenaran. Ia menghormati rokh-rokh tetapi dari jauh (dengan hormat yang murni). Demikianlah seorang yang bijaksana".
b. Ia bertanya pula tentang seorang yang berperi Cinta Kasih. Dijawab, "Seorang yang berperi Cinta Kasih rela menderita lebih dahulu dan membelakangkan keuntungan. Demikianlah orang yang berperi Cinta Kasih".
21. Nabi bersabda, "Seorang yang pengetahuannya sudah melampaui tingkat pertengahan, boleh diajak membicarakan hal-hal yang tinggi ; seorang yang pengetahuannya masih di bawah tingkat pertengahan, tidak boleh diajak membicarakan hal-hal yang tinggi".
20. Nabi bersabda, 'Yang mengerti belum sebanding dengan yang menyukai, sedangkan yang menyukai belum sebanding dengan yang dapat merasa gembira di dalamnya".
19. Nabi bersabda, "Hidup manusia difitrahkan lurus. Kalau tidak lurus ; tetapi terpelihara juga kehidupannya, itu hanya kebetulan".
18. Nabi bersabda, "Bila keaslian mengalahkan tatacara, orang akan bersikap udik. Bila tatacara mengalahkan keaslian orang akan bersikap juru tulis. Maka, tatacara dan keaslian itu hendaklah benar-benar selaras. Dengan demikian menjadikan orang bersifat Junzi".
17. Nabi bersabda, "Siapakah keluar rumah tidak melalui pintu ? Mengapakah orang tidak mau hidup menempuh Jalan Suci ?"
16. Nabi bersabda, "Bila tidak mempunyai kefasihan bicara seperti Zhu-tuo, dan mempunyai ketampanan seperti seorang Song-Chao, sukar menghindarkan diri dari kesulitan jaman ini".
15. Nabi bersabda, "Sungguh Meng Zhi-fan tidak suka menonjol-nonjolkan diri, (Pada waktu tentaranya menderita kekalahan) ia berjalan di belakang untuk melindungi barisan. Setelah di muka pintu gerbang kota, dicambuklah kudanya dan berkata, "Bukan keberanianku untuk di belakang, hanya kuda ini tidak dapat lari cepat-cepat".
14. Ketika Zi-you menjadi kepala daerah kota Wu Cheng, Nabi bertanya, 'Sudahkah engkau mendapatkan seorang pembantu yang cakap ?"
"Ada. Ia bernama Tan Tai Mie-ming ; pada waktu berjalan ia tidak pernah memotong jalan melalui lorong-lorong dan bila tidak tidak karena urusan negara, ia tidak pernah datang kerumah Yan".
13. Nabi berkata kepada Zi-xia, "Jadilah engkau seorang umat Ru yang bersifat Junzi, janganlah menjadi umat Ru yang rendah budi".
12. a. Ran-qiu berkata, "Sesungguhnya bukan karena tidak suka akan Jalan Suci Guru, hanya tenaga tidak mencukupi".
b. Nabi bersabda, "Kalau tenaga tidak mencukupi, dapat berhenti di tengah jalan. Mengapa engkau membatasi diri ?"
11. Nabi bersabda, "Sungguh bijaksana Hui ! Dengan hanya sebakul nasi kasar, segayung air, diam di kampung buruk yang bagi orang lain sudah tidak akan tahan ; tetapi Hui tidak berubah kegembiraannya. Sungguh bijaksana Hui".
10. Bo Niu sakit, Nabi meninjaunya melalui jendela dan memegang tangannya. Kemudian bersabda, "Habislah ! Inilah nasib ! Mengapakah orang seperti dia dapat menderita penyakit semacam itu ? Mengapakah orang seperti dia dapat menderita penyakit semacam itu ?"
9. Keluarga Ji menyuruh orang meminta Min Zi-qian menjabat menteri di daerah Bi. Min Zi-qian menjawab, "Katakanlah dengan baik-baik kepadanya bahwa aku tidak dapat menerima. Kalau ada utusan lagi datang kemari, niscaya aku sudah (pergi dan diam) di tepi sungai Wen".
8. a. Ji Kang-zi bertanya, "Dapatkah Zhong-you diserahi pekerjaan di dalam pemerintahan ?
Nabi bersabda, "You seorang yang tegas. Apa sukarnya melaksanakan tugas pemerintahan ?"
b. "Dapatkah Si diserahi pekerjaan di dalam pemerintahan ?"
"Si seorang yang mengerti. Apakah sukarnya melaksanakana tugas pemerintahan ?"
c. "Dapatkah Qiu diserahi pekerjaan dalam pemerintahan ?"
"Qiu berpengetahuan luas. Apakah sukarnya melaksanakan tugas pemerintahan ?"
7. Nabi bersabda, "Hui dapat sepanjang tiga bulan tidak melanggar Cinta Kasih, tetapi yang lain-lain hanya dapat bertahan harian atau sebulan saja".
6. Nabi membicarakan tentang Zhong-gong, "Anak lembu belang bila berwarna merah mulus dan bertanduk lurus, biar orang tidak mau menggunakannya (untuk korban sembahyang), kiranya (malaikat) gunung dan sungai tidak akan menyia-nyiakannya".
5. a. Tatkala Yuan-si diangkat sebagai menteri, ia diberi 900 takar beras, tetapi ia menolak
b. Nabi bersabda, "Jangan menolak ! Kalau engkau berkelebihan, berikanlah kepada tetangga-tetangga, orang-orang kampung, desa dan daerahmu".
4. a. Tatkala Zi-hua diutus kenegeri Qi, Ran-zi memintakan padi bagi ibunya.
Nabi menjawab, "Berilah satu fu". "Ran-zi memintakan tambah.
Nabi menjawab, "Tambahlah satu yu". Kemudian Ran-zi memberinya lima bing.
b. Nabi bersabda, 'Tatkala Chi ke negeri Qi, kendaraannya dihela kuda-kuda yang lamban, ia mengenakan pakaian bulu yang ringan dan indah. Apa yang telah kudengar, seorang Junzi menolong kepada yang membutuhkan dan tidak menumpuk harta bagi yang telah kaya".
3. a. Pangeran Ai bertanya, "Siapakah di antara murid-murid yang suka belajar ?"
b. Nabi menjawab, "Hui lah benar-benar suka belajar, ia tidak memindahkan kemarahan kepada orang lain dan tidak pernah mengulangi kesalahan. Sayang takdir usianya pendek dan telah meninggal dunia. Sekarang sudah tiada. Kini Aku belum melihat lagi yang benar-benar suka belajar".
2. a. Zhong-gong bertanya tentang Zi Song Bo-zi.
Nabi bersabda, "Bolehlah !. Ia seorang yang longgar".
b. Zhong-gong berkata, "Seorang yang di dalam hatinya benar-benar menaruh hormat akan tugas dan berhati longgar dalam memerintah rakyat, memang boleh juga. Tetapi kalau longgar terhadap diri sendiri dan longgar di dalam perbuatan, bukankah itu terlalu longgar ?"
c. Nabi bersabda, "Kata-kata Yong ini memang benar".
1. Nabi berabda, "Yong sesungguhnya dapat diberi tugas menghadap ke Selatan (menjadi kepala negara)".
1. Nabi berabda, "Yong sesungguhnya dapat diberi tugas menhadap ke Selatan (menjadi kepala negara)
28. Nabi bersabda, "Setiap desa yang terdiri dari sepuluh keluarga, niscaya ada orangnya yang sama Satya dan Dapat Dipercaya seperti Qiu ; tetapi belum tentu ada yang dapat menyamai kesukaan Qiu dalam belajar".
27. Nabi bersabda, "Sayang, Aku belum menemukan orang yang setelah dapat melihat kesalahan sendiri lalu benar-benar menyesali dan memperbaiki diri".
26. a. Nabi duduk, Yan-yuan dan Ji-lu mendampinginya.
Nabi bersabda, "Mengapa kalian tidak menyatakan cita-citamu ?"
b. Zi-lu berkata, "Murid ingin mempunyai kereta berkuda dan pakaian indah berbulu ringan untuk murid pakai bersama kawan-kawan, dan sekalipun rusak, murid tidak menyesal".
c. Yan Yuan berkata, "Murid ingin tidak menonjolkan kebaikan diri dan memamerkan jasa".
d. Zi-lu berkata pula, "Murid ingin pula mendengar cita-cita Guru".
Nabi bersabda, "Aku ingin membahagiakan orang-orang yang sudah lanjut usianya, bersikap Dapat Dipercaya kepada kawan dan sahabat, dan mengasuh para muda dengan kasih sayang".
25. Nabi bersabda, "Pandai memutar kata-kata, bermanis muka dan hormat yang berlebih-lebihan ; Zuo Qiu-ming merasa malu untuk melakukan, Aku juga merasa malu. Di dalam hati membenci, tetapi berpura-pura baik dan bersahabat ; Zuo Qiu-ming merasa malu untuk melakukan, Akupun malu".
24. Nabi bersabda, "Siapa bilang Wei Sheng-gao jujur ? Ketika ada orang meminta cuka, ia memintakan dari tetangganya untuk memberinya".
23. Nabi bersabda, "Bo-yi dan Shu-qi tidak mengingat-ingat kejahatan lama orang lain, maka sedikitlah orang yang menyesalinya".
22. Ketika di negeri Chen, Nabi bersabda, "Marilah pulang ! Marilah pulang ! Murid-muridKu , disana masih banyak yang bercita-cita tinggi, berkemauan keras dan pandai dalam kesusasteraan ; tetapi belum mengetahui bagaimana harus menyempurnakan dirinya".
21. Nabi bersabda, "Ning Wu-zi pada saat negeri di dalam Jalan Suci ia berlaku Bijaksana, tetapi pada waktu negeri ingkar dari Jalan Suci ia membodoh. Kebijaksanaannya orang masih dapat menyamai, tetapi sikap membodohnya, orang lain tidak dapat menyamai".
20. Ji Wen-zi setelah tiga kali berpikir barulah berani melaksanakan hasratnya. Mendengar itu Nabi bersabda., "Cukup dua kali saja".
19. a. Zi-zhang bertanya, "Ling Yin Zi-wen, tiga kali diangkat menjadi Ling Yin, wajahnya tidak pernah menunjukkan gembira karenanya ; tiga kali dihentikan dari jabatannya juga tidak kelihatan kecewa, bahkan segenap hal yang diurus kementeriannya diterangkan satu persatu kepada menteri yang baru. Bagaimanakah dia itu ?'
Nabi menjawab, "Ia seorang yang Satya".
"Bukankah dia seorang yang berperi Cinta Kasih ?"
"Aku belum tahu ia dalam hal-hal lain. Bagaimana Aku dapat mengatakan ia berperi Cinta Kasih ?
b. Cui-zi membunuh pangeran negeri Qi, Chen Wen-zi sekalipun mempunyai sepuluh kereta serta kudanya, ia rela meninggalkan negerinya dan mengembara. Setiba di negeri lain ia berkata, 'Disinipun ada orang semacam Cui-zi'. Ia lalu mengembara lagi. Setiba di negeri lain, ia berkata pula, 'Disinipun ada orang semacam Cui-zi'. Dan iapun mengembara lagi.
"Bagaimanakah dia ini ?"
Nabi menjawab, "Ia seorang yang bersih".
"Bukankah ia seorang yang berperi Cinta Kasih ?"
"Aku belum tahu hal-hal lain. Bagaimana Aku dapat mengatakan ia berperi Cinta Kasih ?"
18. Nabi bersabda, "Zang Wen-zhong mendirikan rumah untuk seekor kura-kura besar, puncak tiang utamanya diukir bentuk gunung-gunungan dan pada tiang-tiang lainnya dilukis gambar-gambar ganggeng. Entah orang pandai macam apakah ia !"
17. Nabi bersabda, "Sungguh pandai bergaul Yan Ping-zhong ; semakin lama semakin menumbuhkan sikap hormat".
16. Nabi bersabda tentang Zi-chan, "Ia telah melaksanakan empat syarat Jalan Suci seorang Junzi. Di dalam perbuatannya sehari-hari ia selalu bersikap hormat, di dalam mengabdi kepada atasannya selalu dengan sikap sungguh-sungguh, di dalam memelihara kesejahteraan rakyat ia selalu bermurah hati, dan di dalam memerintah rakyat selalu berdasar Kebenaran".
15. Zi-gong bertanya, "Mengapakah Kong Wen-zi diberi gelar Wen (Pujangga) ?"
Nabi menjawab, "Ia seorang yang pandai, tetapi suka belajar dan tidak malu bertanya sekalipun kepada bawahannya. Maka ia diberi gelar Pujangga".
14. Zi-lu bila mendengar suatu ajaran dan belum berhasil menjalankannya, ia takut kalau-kalau mendengar ajaran baru pula.
13. Zi-gong berkata, "Ajaran Guru tentang Kitab-kitab, dapat kuperoleh dengan mendengar, tetapi Ajaran Guru tentang Watak Sejati dan Jalan Suci Tuhan, tidak dapat kuperoleh (hanya) dengan mendengar".
12. Zi-gong berkata, "Aku tak ingin orang lain merecoki aku, maka akupun tak ingin merecoki orang lain". Nabi bersabda, "Si itu kiranya belum nmenjadi kemampuanmu".
11. Nabi bersabda. "Aku belum pernah melihat orang yang benar-benar berkemauan keras". Ada orang berkata, "Shen Ching !"
Nabi bersabda, "Ching terlalu banyak keinginan. Bagaimana dapat berkemauan kears ?"
10. a. Zai-yu tidur pada siang hari. Nabi bersabda, "Kayu lapuk tidak dapat diukir, dinding dari tanah liat tidak dapat dikapur ; kepada Yu tidak perlu Kusesalkan".
b. Nabi bersabda, "Dahulu Aku terhadap seseorang, setelah mendengar kata-katanya, Aku percaya akan perbuatannya ; tetapi, sekarang bila Aku mendengar kata-katanya, lalu Kuperiksa perbuatannya. Yu lah yang menyebabkan Aku mengubah pendirian".
9. a. Nabi bertanya kepada Zi-gong, "Engkau dengan Hui, siapakah kiranya lebih tangkas berpikir ?"
b. Zi-gong menjawab, "Bagaimana Si berani membandingkan diri dengan Hui ? Hui bila mendengar satu dapat mengerti sepuluh, sedangkan Si bila mendengar satu dapat mengerti paling-paling dua".
c. Nabi bersabda, "Memang tidak sebanding. Bahkan Aku denganmu tidak sebanding dengannya".
8. a. Meng Wu-bo bertanya apakah Zi-lu seorang yang berperi Cinta Kasih. Nabi menjawab, 'Aku tidak tahu".
b. Ketika ditanya lagi. Nabi bersabda, "You boleh disuruh mengatur angkatan perang suatu negara yang mempunyai seribu kereta perang, tetapi entahlah tentang peri Cinta Kasihnya".
c. "Bagaimanakah tentang Qiu ?" "Qiu boleh disuruh menjadi kepala daerah yang mempunyai seribu keluarga atau suatu marga dengan seratus kereta perang. Tetapi entahlah tentang peri Cinta Kasihnya".
d. "Bagaimana dengan Chi ?" "Chi boleh disuruh memakai pakaian upacara berdiri di istana untuk melayani atau menemui para tamu ; namun entahlah tentang peri Cinta Kasihnya".
7. a. Nabi bersabda, "Jalan Suci bila tidak dapat dijalankan, Kukira lebih baik dengan naik rakit pergi ke laut lepas. Dalam hal ini hanya You lah yang dapat mengikuti Aku".
b. Mendengar itu Zi-lu sangat gembira. Nabi bersabda, "You, sungguh keberanianmu melebihi Aku ; sayang kurang pandai memikirkan persoalannya".
6. Nabi menyuruh Qi Diao-kai memangku jabatan negara. Ia menjawab, "Murid belum mempunyai kepercayaan diri untuk jabatan itu." Mendengar jawaban itu Nabi gembira.
Matakin-Indonesia –
Lunyu 98 – 07/12/2008
5. a. Ada orang berkata, "Sesungguhnya Yong seorang yang berperi Cinta Kasih, sayang tidak pandai bicara".
b. Nabi menjawab, "Mengapakah mesti pandai bicara ? Orang yang pandai berdebat bahkan sering dibenci orang. Aku tidak tahu apakah ia berperi Cinta Kasih, tetapi mengapa ia mesti pandai bicara ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 97 – 07/12/2008
4. Zi-gong bertanya, "Bagaimanakah tentang diri Si ?"
Nabi menjawab, 'Engkau dapat diumpamakan sebagai suatu alat".
"Sebagai alat apakah ?"
"Sebagai Hou Lian (alat sembahyang yang sangat berharga)".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 96 – 07/12/2008
3. Nabi membicarakan tentang Zi-jian, "Sebenarnyalah ia seorang Junzi. Apabila di negeri Lu tiada orang yang berwatak Junzi, dari manakah ia dapat meneladan ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 95 – 07/12/2008
2. Nabi membicarakan tentang Nan-rong, "Bila negara di dalam Jalan Suci, ia tidak akan tersia-sia. Bila negara ingkar dari Jalan Suci, ia akan terhindar dari hukuman". Maka diterimalah ia sebagai menantu kakakNya.
Matakin-Indonesia –
Lunyu 94 – 07/12/2008
1. Nabi membicarakan tentang Gong Ye-chang, "Ia boleh diterima menjadi menantu. Sekalipun pernah dipenjara, itu bukan karena ia telah berbuat jahat". Maka diterimalah sebagai menantunya.
Matakin-Indonesia –
Lunyu 93 – 07/12/2008
26. Zi-you berkata, "Dalam mengabdi kepada pemimpin bila berkali-kali memperingatkan, niscaya akan beroleh malu. Dalam bersahabat, bila berkali-kali memperingatkan, niscaya akan merenggangkan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 92 – 07/12/2008
25. Nabi bersabda, "Kebajikan tidak akan terpencil, ia pasti beroleh tetangga".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 91 – 07/12/2008
24. Nabi bersabda, "Seorang Junzi lambat bicara tetapi tangkas bekerja".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 90 – 07/12/2008
23. Nabi bersabda, "Seseorang yang dapat membatasi dirinya, sekalipun mungkin berbuat salah, pasti jaranglah terjadi".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 89 – 07/12/2008
22. Nabi bersabda, "Adapun sebabnya orang jaman dahulu merasa sukar mengucapkan kata-kata, ialah karena merasa malu kalau tidak dapat melaksanakannya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 88 – 07/12/2008
21. Nabi bersabda, "Usia ayah bunda tidak boleh tidak diketahui ; di satu pihak boleh merasa gembira, di lain pihak harus merasa khawatir".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 87 – 07/12/2008
20. Nabi bersabda, "Bila seseorang selama tiga tahun tidak mengubah Jalan Suci ayahnya, bolehlah ia dinamai berbakti".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 86 – 07/12/2008
19. Nabi bersabda, "Pada saat orangtua masih hidup, janganlah jauh mengembara. Bila terpaksa mengembara, haruslah mempunyai tujuan yang tertentu".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 85 – 07/12/2008
18. Nabi bersabda, "Di dalam melayani ayah bunda, boleh memperingatkan (tetapi hendaknya lemah lembut). Bila tidak diturut, bersikaplah lebih hormat dan janganlah melanggar. Meskipun harus bercapai lelah, janganlah menggerutu".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 84 – 07/12/2008
17. Nabi bersabda, "Bila melihat seorang yang Bijaksana, berusahalah menyamainya ; dan bila melihat seorang yang tidak Bijaksana, periksalah dirimu sendiri".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 83 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda, "Seorang Junzi hanya mengerti akan Kebenaran, sebaliknya seorang rendah budi hanya mengerti akan keuntungan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 82 – 07/12/2008
15. Nabi bersabda, "Shen, ketahuilah, Jalan SuciKu itu satu, tetapi menembusi semuanya". Zeng-zi menjawab, "Ya, Guru".
b. Setelah Nabi pergi, murid-murid lain bertanya, "Apakah maksud kata-kata tadi ?"
c. Zeng-zi menjawab, "Jalan Suci Guru, tidak lebih tidak kurang ialah Satya dan Tepasarira".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 81 – 07/12/2008
14. Nabi bersabda, "Janganlah khawatir tiada kedudukan, berkhawatirlah kalau tidak mempunyai kecakapan untuk suatu kedudukan ; janganlah khawatir tiada orang yang mengetahui dirimu, tetapi berusahalah agar mempunyai kecakapan yang patut diketahui".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 80 – 07/12/2008
13. Nabi bersabda, "Bila orang dapat menggunakan Kesusilaan dan Kerendahan Hati di dalam mengatur negara, apakah kesukarannya ? Kalau tidak dapat menggunakan Kesusilaan dan Kerendahan Hati di dalam mengatur negara, apakah guna Kesusilaan ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 79 – 07/12/2008
12. Nabi bersabda, "Seorang yang hanya mengejar keuntungan saja, niscaya banyak yang menyesalkan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 78 – 07/12/2008
11. Nabi bersabda, "Seorang Junzi senantiasa ingat akan Kebajikan, sedangkan seorang rendah budi hanya ingat kenikmatan ; seorang Junzi senantiasa ingat akan hukum, sedangkan seorang rendah budi hanya mengharapkan belas kasihan orang".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 77 – 07/12/2008
10. Nabi bersabda, "Seorang Junzi terhadap persoalan di dunia tidak mengiakan atau menolak mentah-mentah. Hanya Kebenaranlah yang dijadikan ukuran".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 76 – 07/12/2008
9. Nabi bersabda, "Seorang siswa yang benar-benar hendak hidup di dalam Jalan Suci, tetapi masih malu berpakaian buruk dan makan tidak enak, sesungguhnya ia belum masuk hitungan"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 75 – 07/12/2008
8. Nabi bersabda, "Pagi mendengar akan Jalan Suci, sore hari matipun ikhlas".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 74 – 07/12/2008
7. Nabi bersabda, "Adapun kesalahan seseorang itu masing-masing sesuai dengan sifatnya. Bahkan dari kesalahannya dapat diketahui apakah ia seorang yang berperi Cinta Kasih".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 73 – 07/12/2008
6. a. Nabi bersabda, "Aku belum pernah melihat orang yang benar-benar menyukai Cinta Kasih dan benar-benar membenci laku yang tidak Cinta Kasih. Seorang yang benar-benar menyukai Cinta Kasih, tidak ada hal lain yang lebih dimuliakan dari padanya. Seorang yang benar-benar membenci laku yang tidak Cinta Kasih selalu berusaha melaksanakan Cinta Kasih sedemikian rupa, sehingga tidak memungkinkan barang sesuatu yang tidak berperi Cinta Kasih melekat pada dirinya".
b. Bila suatu hari seseorang mengerahkan seluruh kekuatannya dalam Cinta Kasih, Aku belum pernah melihat ia akan kekurangan tenaga. Mungkin ada juga, tetapi Aku belum pernah melihatnya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 72 – 07/12/2008
5. a. Nabi bersabda, "Kaya dan berkedudukan mulia ialah keinginan tiap orang, tetapi bila tidak dapat dicapai dengan Jalan Suci, janganlah ditempati. Miskin dan berkedudukan rendah ialah kebencian tiap orang, tetapi bila tidak dapat disingkiri dengan Jalan Suci, jangan ditinggalkan".
b. "Seorang Junzi bila meninggalkan Cinta Kasih, bagaimanakah memperoleh sebutan ini ?"
c. "Seorang Junzi sekalipun sesaat makan tidak melanggar Cinta Kasih, di dalam kesibukan juga demikian, bahkan di dalam topan dan bahayapun ia tetap demikian".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 71 – 07/12/2008
4. Nabi bersabda, "Bila cipta selalu ditujukan kepada Cinta Kasih, tiada sarang bagi kejahatan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 70 – 07/12/2008
3. Nabi bersabda, "Hanya seorang yang penuh Cinta Kasih saja dapat mencintai dan membenci orang".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 69 – 07/12/2008
2. Nabi bersabda, "Seorang yang tidak berperi Cinta Kasih, tidak tahan lama di dalam penderitaan, dan tidak tahan lama di dalam kesenangan. Seorang yang berperi Cinta Kasih, merasakan sentosa di dalam Cinta Kasih dan seorang yang Bijaksana, merasakan beruntung di dalam Cinta Kasih ".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 68 – 07/12/2008
1. Nabi bersabda, "Bertempat tinggal dekat tempat kediaman orang yang berperi Cinta Kasih, itulah yang sebaik-baiknya. Bila tidak mau memilih tempat yang disuasanai Cinta Kasih itu, bagaimana memperoleh Kebijaksanaan ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 67 – 07/12/2008
26. Nabi bersabda, "Seorang berkedudukan tinggi yang tidak dapat berlapang hati ; menjalankan upacara tiada rasa hormat ; dan di dalam hal kematian tiada rasa sedih ; bagaimana Aku tahan melihatnya ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 66 – 07/12/2008
25. Tentang musik Shao, Nabi bersabda, "Sungguh indah dan sempurna. "Tentang musik Wu, Nabi bersabda, "Sungguh indah, namun belum sempurna".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 65 – 07/12/2008
24. a. Penjaga tapal batas Negeri Yi mohon bertemu dengan Nabi dan berkata, "Setiap ada seorang Junzi lewat disini, aku tidak pernah tidak menemuinya".
b. Oleh para murid ia dipersilahkan menemuiNya.
c. Setelah keluar, ia berkata, "Saudara-saudaraku, mengapa kalian nampak bermuram durja, karena kehilangan kedudukankah ?" Sudah lama dunia ingkar dari Jalan Suci, kini Tian (Tuhan Yang Maha Esa) menjadikan Guru selaku Mu Duo (Genta)".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 64 – 07/12/2008
23. Nabi bersabda kepada guru besar musik Negeri Lu, "Hal yang dapat diketahui tentang musik, ialah : Pada permulaannya suara harus cocok. Selanjutnya suara musik itu harmonis meninggi menurun dengan nada jernih dan tidak terputus-putus ; demikianlah sampai akhirnya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 63 – 07/12/2008
22. a. Nabi bersabda, "Sesungguhnya sangat kecil kepribadian Guan-zhong".
b. Ada orang bertanya, "Bukankah itu disebabkan Guan-zhong sangat hemat ?"
Nabi menjawab, "Guan-zhong mempunyai panggung San Gui, dan mempunyai banyak pegawai yang khusus mengerjakan satu tugas saja. Bagaimanakah ia dapat dikatakan hemat ?"
c. "Tetapi bukankah itu menunjukkan Guan-zhong banyak mengerti Kesusilaan ?"
Nabi menjawab pula, "Para raja muda membangun tembok di muka pintu gerbang istananya, Guan-zhong juga membangun tembok di muka pintu rumahnya. Para raja muda membangun panggung untuk menerima raja muda lain yang datang berkunjung ke istananya, Guan-zhong membangunnya juga. Maka, kalau Guan-zhong dikatakan mengerti Kesusilaan, siapakah yang tidak amengerti Kesusilaan ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 62 – 07/12/2008
21. a. Pangeran Ai bertanya kepada Zai Wo tentang keistimewaan pohon yang ditanam ditempat sembahyang kepada Malaikat Bumi.
Zai Wo menjawab, "Pada jaman Kerajaan Xia ditanam pohon Song, pada jaman Kerajaan Yin ditanam pohon Po, tetapi pada jaman Kerajaan Zhou ini ditanam pohon Li dan dikatakan supaya rakyat gemetar ketakutan".
b. Ketika mendengar hal itu, Nabi bersabda, "Hal yang sudah terjadi tidak perlu dipercakapkan, hal yang sudah terlanjur tidak perlu dicegah, dan hal yang sudah lampau tidak perlu disalah-salahkan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 61 – 07/12/2008
20. Nabi bersabda, "Sanjak Gun Ju itu menggembirakan, tetapi tidak melanggar kesopanan; mengharukan tetapi tidak membuat merana".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 60 – 07/12/2008
19. a. Pangeran Ding bertanya, "Bagaimanakah hendaknya seorang pemimpin memerintah pembantunya dan seorang pembantu mengabdi pemimpinnya ?"
b. Nabi menjawab, "Seorang pemimpin hendaknya memerintah pembantunya sesuai dengan Kesusilaan dan seorang pembantu mengabdi pemimpinnya dengan Kesetiaan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 59 – 07/12/2008
18. Nabi bersabda, "Bila mengabdi kepada pemimpin dengan benar-benar menjalankan upacaranya, orang lain menganggapnya penjilat".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 58 – 07/12/2008
17. a. Zi-gong ingin menghapus korban kambing pada upacara Bulan Baru.
b. Nabi bersabda, "Si, engkau menyayangkan kambingnya, Aku menyayangkan upacaranya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 57 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda, "Di dalam perlombaan memanah, tidak diutamakan tembusnya kulit bulan-bulannya, karena tenaga seseorang tidaklah sama. Ini sudah diadatkan sejak dahulu kala".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 56 – 07/12/2008
15. Tatkala Nabi masuk ke dalam Miao Besar (untuk memperingati Pangeran Zhao), segala hal ditanyakan.
Ada orang berkata, "Siapa yang mengatakan bahwa anak Negeri Zou itu mengerti Kesusilaan ? Masuk ke dalam Miao Besar segala hal ditanyakan".
Mendengar itu, Nabi bersabda, "Justru demikian inilah Kesusilaan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 55 – 07/12/2008
14. Nabi bersabda, "Kerajaan Zhou meneladan kedua kerajaan yang mendahuluinya dan ternyata megah kebudayaannya. Maka Akupun mengikuti jejak Kerajaan Zhou".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 54 – 07/12/2008
13. a. Wang Sun-gu bertanya, "Apakah maksud peribahasa, 'Dari pada bermuka-muka kepada malaikat Ao (Malaikat ruang Barat daya rumah), lebih baik bermuka-muka kepada Malaikat Zao (Malaikat Dapur)".
b. Nabi bersabda, "Itu tidak benar. Siapa berbuat dosa kepada Tuhan, tiada tempat (lain) ia dapat meminta doa".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 53 – 07/12/2008
12. a. Pada waktu upacara sembahyang kepada leluhur, hayatilah akan kehadirannya dan waktu sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Rokh, hayatilah pula akan kehadirannya.
b. Nabi bersabda, "Kalau Aku tidak ikut sembahyang sendiri, Aku tidak merasa sudah sembahyang".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 52 – 07/12/2008
11. Ada orang bertanya tentang upacara Sembahyang Di.
Nabi menjawab, "Aku tidak tahu. Yang tahu akan hal itu, ia akan dapat mengatur dunia semudah orang melihat ini". Sambil menunjuk tapak tangannya.
Matakin-Indonesia –
Lunyu 51 – 07/12/2008
10. Nabi bersabda : "Di dalam upacara Sembahyang Di (Upacara sembahyang Besar kepada Tuhan) itu, setelah dilakukan upacara menuang anggur, Aku sudah tidak ingin melihatnya lagi ".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 50 – 07/12/2008
9. Nabi bersabda : "Kesusilaan Kerajaan Xia dapat Kubicarakan, tetapi Negeri Qi kurang memberi bukti-bukti. Kesusilaan Kerajaan Yin dapat Kubicarakan, tetapi Negeri Song kurang memberi bukti-bukti. . Itu disebabkan di sana tidak mempunyai cukup dokumen-dokumen serta orang-orang yang dapat menjelaskannya. Kalau cukup, niscaya Aku dapat memperoleh bukti-buktinya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 49 – 07/12/2008
8. a. Zi-xia bertanya : "Apakah arti kalimat, 'Betapa manis tawanya, betapa elok cahaya matanya, semua dari dasar putih dibubuhi warna ?"
b. Nabi menjawab : "Itulah cara orang menggambar, lebih dahulu didasari putih, lalu dibubuhi warna-warna".
c. Zi-xia bertanya : "Kalau begitu, Tata Susilakah yang didasari (Cinta Kasih) ?"
Nabi menjawab : "Engkaulah Shang yang menyadarkanKu. Sekarang dapat Kuajak engkau merundingkan isi Kitab Sanjak".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 48 – 07/12/2008
7. Nabi bersabda : "Seorang Junzi tidak mau berebut. Kalau berebut, itu hanya pada saat berlomba memanah. Mereka saling mengalah dan memberi horamt dengan cara Yi, lalu naik ke panggung dan berlomba; kemudian turun dan yang kalah meminum anggur. Meskipun berebut tetap seorang Junzi".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 47 – 07/12/2008
6. Tatkala keluarga Ji melakukan upacara sembahyang di Gunung Tai,
Nabi bertanya kepada Ran You : "Tidak dapatkah engkau mencegahnya ?" Dijawab, "Tidak dapat ".
Nabi bersabda : "Ah, akan dikatakankah, bahwa Gunung Tai tidak dapat menyamai Lin Fang ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 46 – 07/12/2008
5. Nabi bersabda : "Bangsa Yi dan Di masih mempunyai raja, tidak seperti waris kerajaan Xia ini yang seolah-olah sudah tidak mempunyainya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 45 – 07/12/2008
4. a. Lin Fang bertanya tentang Pokok Kesusilaan.
b. Nabi menjawab : "Sungguh sebuah pertanyaan besar ".
c. "Di dalam upacara, daripada mewah menyolok, lebih baik sederhana. Di dalam upacara duka, daripada meributkan perlengkapan upacara, lebih baik ada rasa sedih yang benar".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 44 – 07/12/2008
3. Nabi bersabda : "Bagi seorang yang tidak berperi Cinta Kasih, apa arti Kesusilaan ? Bagi seorang yang tidak berperi Cinta Kasih, apa arti Musik ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 43 – 07/12/2008
2. Ke tiga keluarga besar Negeri Lu, pada saat melakukan upacara sembahyang kepada leluhurnya menggunakan lagu pujian 'Yong' . Nabi bersabda : "Di dalam lagu itu tercantum syair 'Dengan dibantu para pangeran, kaisar hening hormat memuja'. Bagaimanakah kalimat ini digunakan di ruang rumah ke tiga keluarga itu ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 42 – 07/12/2008
1. Nabi Kongzi berkata tentang keluarga Ji. "Mereka mementaskan tarian Ba Yi di balai rumahnya. Ini keterlaluan, kalau hal ini saja dapat dilakukan, apalagi yang tidak akan dilakukan ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 41 – 07/12/2008
24. a. Nabi bersabda : "Bersembahyang kepada rokh yang tidak seharusnya disembah, itulah menjilat".
b. "Mengetahui Kebenaran tetapi tidak melakukannya, itulah tiada Keberanian".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 40 – 07/12/2008
23. a. Zi Jiang bertanya : "Dapatkah diketahui bagaimana keadaan sepuluh jaman yang akan datang ?"
b. Nabi menjawab : "Apa yang dibuang dan dikembangkan Dinasti Yin atas Kesusilaan Dinasti Xia, dapat diketahui. Apa yang dibuang dan dikembangkan Dinasti Zhou atas Kesusilaan Dinsati Yin, dapat diketahui. Maka dinasti-sinasti selanjutnya meskipun seratus jaman lagi dapat juga diketahui".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 39 – 07/12/2008
22. Nabi bersabda : "Seorang yang tidak dapat dipercaya (tanpa kepercayaan), entah apa yang dapat dilakukan ? Itu seumpama kereta besar yang tidak mempunyai sepasang gandaran atau seumpama kereta kecil yang tidak mempunyai sebuah gandaran, entah bagaimana menjalankannya ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 38 – 07/12/2008
21. a. Ada orang bertanya kepada Nabi Kongzi : "Mengapa Guru tidak memangku jabatan ?"
b. Nabi menjawab : "Di dalam Shu Jing tertulis, 'Berbaktilah' Berbakti dan mengasihi saudara-saudara, ini sudah berarti membantu pemerintah ! Mengpa harus memangku jabatan baru dinamai membantu pemerintah ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 37 – 07/12/2008
20. Ji Kong-zi bertanya : "Bagaimanakah agar rakyat mau bersikap Hormat, Satya dan bersedia menerima nasehat-nasehat ?"
Nabi menjawab : "Hadapilah mereka dengan keluhuran budi, niscaya mereka bersikap Hormat. Teladanilah dengan sikap Bakti dan Kasih Sayang, niscaya mereka akan bersikap Satya. Angkatlah orang-orang yang baik untuk mendidik yang belum mengerti, niscaya mereka mau menerima nasehat-nasehat".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 36 – 07/12/2008
19. Pangeran Ai bertanya : "Bagaimanakah caranya agar rakyat mau menurut ?"
Kongzi menjawab : "Angkatlah orang yang jujur dan singkirkanlah orang yang curang; dengan demikian niscaya rakyat menurut. Kalau diangkat orang-orang yang curang dan disingkirkan orang yang jujur, niscaya rakyat tidak mau menurut".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 35 – 07/12/2008
18. a. Zi-zhang ingin belajar cara mendapatkan kedudukan.
b. Nabi bersabda : "Banyaklah mendengar, sisihkan hal yang meragukan dan hati-hati membicarakan hal itu. Dengan demikian akan mengurangi orang lain menyalahkan. Banyaklah melihat, sisihkan hal yang membahayakan dan hati-hatilah menjalankan hal itu. Dengan demikian akan mengurangi kekecewaan sendiri. Dengan pembicaraan tidak banyak mengandung kesaahan dan perbuatan tidak banyak menimbulkan kekecewaan, di situlah terletak rahasia kedudukan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 34 – 07/12/2008
17. Nabi bersabda : "You (Zi-lu) , Kuberi tahu apa artinya 'mengerti' itu ! Bila mengerti berlakulah sebagai orang yang mengerti ; bila tidak mengerti berlakulah sebagai orang yang tidak mengerti. Itulah yang dinamai 'mengerti'."
Matakin-Indonesia –
Lunyu 33 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda : "Siapa menuntut aliran sesat, akan membahayakan diri sendiri".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 32 – 07/12/2008
15. Nabi bersabda : "Belajar tanpa berpikir, sia-sia ; berpikir tanpa belajar, berbahaya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 31 – 07/12/2008
14. Nabi bersabda : "Seorang Junzi mengutamakan kepentingan umum; bukan kelompok; seorang rendah budi mengutamakan kelompok, bukan kepentingan umum".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 30 – 07/12/2008
13. Zi-gong bertanya hal seorang Junzi.
Nabi menjawab : "Ia mendahulukan pekerjaan , dan selanjutnya, kata-katanya disesuaikan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 29 – 07/12/2008
12. Nabi bersabda : "Seorang Junzi itu bukan alat".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 28 – 07/12/2008
11. Nabi bersabda : "Orang yang memahami Ajaran Lama lalu dapat menerapkan pada yang Baru, dia boleh dijadikan guru".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 27 – 07/12/2008
10. a. Nabi bersabda : "Tiliklah latar belakang perbuatannya".
b. "Lihatlah bagaimana ia akan mewujudkannya".
c. "Dan selidikilah kesenangannya".
d. "Dengan demikian, bagaimana orang dapat menyembunyikan sifat-sifatnya ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 26 – 07/12/2008
9. Nabi bersabda : "Sepanjang hari Aku bercakap-cakap dengan Hui (Yan Yuan); dalam percakapan ia tidak pernah membantah, seolah-olah seorang bodoh. Tetapi, setelah ia undur dari hadapanKu dan Kuselidiki prilaku dalam kehidupan pribadinya, ternyata ia dapat memenuhi ajaranKu. Sesungguhnya Hui tidak bodoh".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 25 – 07/12/2008
8. Zi-xia bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Sikap wajahlah yang sukar. Ada pekerjaan, anak melakukan dengan sekuat tenaga; ada anggur dan makanan, lebih dahulu disuguhkan kepada orang tua; kalau hanya demikian saja, cukupkah dinamai Laku Bakti ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 24 – 07/12/2008
7. Zi-you bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Sekarang yang dikatakan Laku Bakti katanya asal dapat memelihara, tetapi anjing dan kudapun dapat memberi pemeliharaan. Bila tidak disertai hormat, apa bedanya ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 23 – 07/12/2008
6. Meng Wu-po bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Orang tua merasa sedih kalau anaknya sakit".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 22 – 07/12/2008
5. a. Meng Yi-zi bertanya hal Laku Bakti. Nabi menjawab : "Jangan melanggar !"
b. Ketika Fan-chi menyaisi kereta, Nabi memberitahu kepadanya, "Tadi Meng-sun bertanya hal Laku Bakti dan Kujawab 'Jangan melanggar'."
c. Fan-chi bertanya :Apakah yang Guru maksudkan ?" Nabi menjawab, "Pada saat hidup, layanilah sesuai dengan Kesusilaan, ketika meninggal dunia, makamkanlah sesuai dengan Kesusilaan; dan sembahyangilah sesuai dengan Kesusilaan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 21 – 07/12/2008
4. a. Nabi bersabda : "Pada waktu berusia 15 tahun, sudah teguh semangat belajarKu".
b. "Usia 30 tahun, tegaklah pendirian".
c. "Usia 40 tahun, tiada lagi keraguan dalam pikiran".
d. "Usia 50 tahun, telah mengerti akan Firman Tian".
e. "Usia 60 tahun, pendengaran telah menjadi alat yang patuh (untuk menerima Kebenaran)".
f. "Dan usia 70 tahun. Aku sudah dapat mengikuti hati dengan tidak melanggar Garis Kebenaran".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 20 – 07/12/2008
3. a. Nabi bersabda : "Dibimbing dengan undang-undang, dilengkapi dengan hukuman, menjadikan rakyat hanya berusaha menghindari dan kehilangan perasaan harga diri".
b. "Dibimbing dengan Kebajikan dan dilengkapi dengan Kesusilaan, menjadikan rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 19 – 07/12/2008
2. Nabi bersabda : "Ada tiga ratus sanjak lebih isi Kitab Sanjak, tetapi dapat diringkas menjadi satu kalimat : 'Pikiran jangan sesat'."
Matakin-Indonesia –
Lunyu 18 – 07/12/2008
1. Nabi bersabda : "Pemerintahan yang berdasarkan Kebajikan itu laksana bintang Kutub Utara tetap di tempatnya dan bintang-bintang lain mengelilinginya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 17 – 07/12/2008
16. Nabi bersabda : "Jangan khawatir orang tidak mengenal dirimu, khawatirlah kalau tidak dapat mengenal orang lain".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 16 – 07/12/2008
15. a. Zi-gong bertanya : "Seorang yang pada saat miskin tidak mau menjilat dan pada saat kaya tidak sombong, bagaimanakah dia ?" Nabi menjawab : "Itu cukup baik. Tetapi alangkah baiknya bila pada saat miskin tetap gembira dan pada saat kaya tetap menyukai Kesusilaan".
b. Zi-gong berkata : "Di dalam Kitab Sanjak tertulis, 'Laksana dibelah, dikikir, laksana dipahat, digosok'. Demikiankah yang Guru maksudkan ?" Nabi bersabda : "Oh, Se; engkaulah orang yang dapat diajak membicarakan Kitab Sanjak, dengan Kubicarakan hal yang satu, kamu mengetahui kelanjutannya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 15 – 07/12/2008
14. Nabi bersabda : "Seorang Junzi, makan tidak mengutamakan kenyangnya; bertempat tinggal tidak mengutamakan enaknya, ia tangkas di dalam tugasnya dan hati-hati di dalam kata-katanya. Bila mendapatkan seseorang yang hidup di dalam Jalan Suci, ia dijadikan teladan untuk meluruskan hatinya. Demikianlah seseorang yang benar-benar suka belajar".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 14 – 07/12/2008
13. You-zi berkata : "Kalau memegang sikap Dapat Dipercaya dan dilandasi Kebenaran, maka kata-katanya akan dapat ditepati. Kalau sikap Hormat aitu dilandasi Tata Susila, niscaya menjauhkan malu dan hina. Kalau dapat dekat dengan orang yang patut (karena jiwanya yang luhur), ia akan mendapatkan pembimbing yang boleh dijunjung".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 13 – 07/12/2008
12. a. You-zi berkata : "Di dalam menjalankan Tata Susila itu, keselarasanlah yang paling utama. Maka Jalan Suci raja-raja purba itu menyatakan, bahwa memang hal itulah terbaik untuk mengatasi perkara kecil maupun besar"
b. "Kalau ada hal-hal yang tidak dapat dijalankan, inilah karena orang hanya menjalankan keselarasan demi keselarasan saja, tanpa didasari Kesusilaan. Sudah barang tentu, ada hal yang tidak dapat dijalankan".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 12 – 07/12/2008
11. Nabi bersabda : "Pada saat ayah seseorang masih hidup, periksalah cita-citanya; setelah meninggal dunia, periksalah perbuatannya. Bila selama tiga tahun tidak mengubah Jalan Suci orang tuanya, boleh ia disebut seorang anak berbakti".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 11 – 07/12/2008
10. a. Zi-qin bertanya kepada Zi-gong, "Tiap kali Guru tiba di suatu negara, niscaya mengetahui pemerintahannya. Ini disebabkan karena berusaha mengetahui atau diberi tahu ?"
b. Zi-gong menjawab : "Guru mendapatkan itu karena sikapNya yang ramah tamah, baik hati, hormat, sederhana dan suka mengalah. Demikianlah Guru mendapatkan pengetahuan itu. Berbeda dengan orang lainkah cara Guru mendapatkannya ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 10 – 07/12/2008
9. Zeng Zi berkata : "Hati-hatilah saat orang tua meninggal dunia dan janganlah lupa memperingati sekalipun telah jauh. Dengan demikian rakyat akan kembali tebal Kebajikannya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 9 – 07/12/2008
8. a. Nabi bersabda : "Seorang Junzi bila tidak menghargai dirinya, niscaya tidak berwibawa, belajarpun tidak akan teguh".
b. "Utamakanlah sikap Satya dan Dapat Dipercaya".
c. "Janganlah berkawan dengan orang yang tidak seperti dirimu".
d. "Bila bersalah janganlah takut untuk memperbaiki".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 8 – 07/12/2008
7. Zi Xia berkata : "Orang yang dapat menjunjung Kebijaksanaan lebih dari keelokkan, melayani orang tua dapat mencurahkan tenaganya, mengabdi kepada pemimpin berani berkorban, bergaul dengan kawan dan sahabat kata-katanya dapat dipercaya, meskipun dikatakan ia belum belajar, aku akan mengatakan; ia sudah belajar ".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 7 – 07/12/2008
6. Nabi bersabda : "Seorang muda, di rumah hendaklah berlaku Bakti, di luar hendaklah bersikap Rendah Hati, hati-hati sehingga dapat dipercaya, menaruh cinta kepada masyarakat dan berhubungan erat dengan orang yang ber Peri Cinta Kasih. Bila telah melakukan hal ini dan masih mempunyai kelebihan tenaga, gunakanlah untuk mempelajari Kitab-kitab".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 6 – 07/12/2008
5. Nabi bersabda : "Mengatur negeri yang mempunyai seribu kereta perang harus hormat kepada tugas dan dapat dipercaya, hemat dalam anggaran belanja dan mencintai sesama manusia, memerintah rakyat hendaklah disesuaikan dengan waktunya".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 5 – 07/12/2008
4. Zeng Zi berkata : "Tiap hari aku memeriksa diri dalam tiga hal. Sebagai manusia adakah aku berlaku tidak Satya ? Bergaul dengan kawan dan sahabat adakah aku berlaku tidak dapat dipercaya ? Dan adakah ajaran Guru yang tidak kulatih ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 4 – 07/12/2008
3. Nabi bersabda : "Seorang yang pandai memutar kata-kata dan bermanis muka, sesungguhnya jarang ber Peri Cinta Kasih".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 3 – 07/12/2008
2. a. Youzi berkata, "Seseorang yang dapat berlaku Bakti dan Rendah Hati, tetapi suka menentang atasan, sungguh jarang terjadi; tidak suka menentang atasan, tetapi suka mengacau, ini belum pernah terjadi".
b. "Maka seorang Junzi mengutamakan pokok; sebab, setelah pokok itu tegak, Jalan Suci akan tumbuih. Laku Bakti dan Rendah Hati itulah pokok Peri Cinta Kasih".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 2 – 07/12/2008
1.a. Nabi bersabda : "Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan ?"
b. "Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu membahagiakan ?
c. "Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali, bukankah ini sikap seorang Junzi ?"
Matakin-Indonesia –
Lunyu 1 – 07/12/2008
2. You-zi berkata : "Seseorang yang dapat berlaku Bakti dan
Rendah Hati, tetapi suka menentang atasan, sungguh jarang
terjadi; tidak suka menentang atasan, tetapi suka mengacau, ini
belum pernah terjadi".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 2 – 07/12/2008
2. You-zi berkata : "Seseorang yang dapat berlaku Bakti dan
Rendah Hati, tetapi suka menentang atasan, sungguh jarang
terjadi; tidak suka menentang atasan, tetapi suka mengacau, ini
belum pernah terjadi".
Matakin-Indonesia –
Lunyu 2 – 07/12/2008
1.1. Nabi bersabda : "Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu
menyenangkan ?"
2. "Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu
membahagiakan ?"
3. "Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali, bukankah
ini sikap seorang Junzi ?"
i.e, he is no specialist, as every vessel is designed for a specific purpose only. - from Lau's notes
Confucius said "It is pleasant to keep practicing what have been learned from people whose virtue and morality is beyond me; it's very comfortable for me to see friends visit me from far away; being a sage, I will not get angry with people who don't respect me, neglect me, and offend me."
Shouldn't 說 in the first line be 悅?
searching for phrase: 博学而笃志,切问而近思,仁在其中矣; can you provide citation in lunyu please.
Anon. – 31/10/2007
It's so Great.Thaks a lot.
This is incredible!
Anon. – 06/12/2007
there should be a qi2 (his) after zhu1
yes, it should be xi1 (vinegar) the error is due to the similarity of the wine-jar at the left of the character
second to last word should by yi3 (thereby) not yong4 (use).
instead of 醃(salt) other editions give 醯(vinegar).
Clearly this is the case for the three translators here.
that second 朽(rotten) should be the look-alike 杇(whitewash)
that second 有 should be 無
文 is missing as next-to-last character
the simpler variant of zao4 is incorrectly used; in the final line we should have wu2 "not have", not wu2 "I".
all three words for "prove" should be zheng1, "prove; evidence." The first zheng1 is there by a sound-confusion, the two wei1 just look like the right word.
the second character should be ju1 (osprey) not the nearly identical sui1 (stare)
in the last line we should have wu2 (not have), not wu2 (I)
third word should be wen4 (ask) not wen2 (hear)
fourth character in should be marked indicate this is not nu3 (woman) but nu3 (you). — Y.R.
the final character here should be yi3 (already), not ji3 (self) — Y. R.
in the last two lines we should have sou1 (be concealed) not sou3 (old person) — Y. R.
道の実現をめざし、徳を身につけ、仁にもとずき、芸を楽しむ。
「道」は目標である。
「徳」は人格のことだ。
「仁」は人間味である。人格が立派でも、温かみがなければ、やはり人はついてこない。
「芸」は当時、礼・楽・射・御・書・数をさす。
Dans la version chinoise originale, l' avant dernier caractère est le mot "gong"avec la clé de la main.拱 Cette erreur de retransscription de caractère entraînerait une légère modification dans le sens , que nous nous permettons de vous proposer "toutes les autres étoiles le protégeront/soutiendront"
「子曰‘老者安之、朋友信之、少者懷之」
老人には安心され、友人には信頼され、若者には慕われる。そんな人間でありたい。
「知之為知之、不知為不知、是知也」
自分の知っていることは何か、知らないことは何か。その区別をはっきりさせることが、「知る」ということなのである。
相手が自分を理解してくれないと悩むことはない。それよりも、自分は果たして、相手を理解しているだろうか。それを心配すべきである。 (I-16)
「食無求飽、居無求安」
贅沢な飲食、安楽な住まい。こういうものを追い求めてはならない。(I-14)
「信近於義、言可複也」
約束は、筋道を通したものであるほど守りやすく、言ったことを違えずに、信義を貫くことができる。 (I-13)
[禮之用和為貴]
礼は人の和をもたらす。それが貴重なのだ。(I-12)
「‘君子不重則不威」
上に立つ者はあまり軽々しいと威厳がなくなる。
「過則勿憚改」
過ちに気づいたら、ためらわずに改めることだ。(I-8)
「吾日三省吾身」
わたしは毎日、三つのことを反省する。
ーー人のてめにつくすと言いながら、いいかげんにやらなかっただろうか。
ーー友人にたいして誠実さを欠くようなことをしなかっただろうか。
ーー自分が確かめもしないことを人に吹聴しなかっただろうか。
巧みな言い回し、美しい表現、こうしたものには真実味が少ない。
学ぶ。そして折にふれ実践してみる。こんなに楽しいことがあろうか。
親しい友がはるばる訪ねでくる。なんと楽しいことではないか。
人に認められようが認められまいが、気にしない。それが君子というものだ。
「見得思義、祭思敬、喪思哀」
うまい話がころげこんできたら、筋が通っているかどうか考えることだ。祭祀(さいし)にさいしては、敬う気持ちを忘れないようにすることだ。喪に服すときは、心から故人を悼むことだ。
礼、礼と人はよく口にするが、礼とは、ただ玉(ぎょく)だの絹だのという儀式道具のことをさしているわけではなかろう。
また、音楽、音楽と人はよく口にするが、音楽とは、ただ楽器を鳴らすことをさしているわけではなかろう。
「六言六蔽」
六つの美徳も、一歩誤れば、六つの弊害をもたらすことになる。
仁:仁だけにこだわって、学問(教養)を怠れば、おろかな愛となる。
知:知識を鼻にかけるだけで、学問を怠れば、単なる物知り人間になる。
信:信義だけにこだわり、学問を怠れば、かえって人を傷つけることにな
る。
直:率直なだけで、学問しなければ、融通がきかなくなる。
勇:勇気があるだけで、学問しなければ、秩序を乱す。
剛:剛強なだけで、学問しなければ、平常心を失う。
能行五者於天下、為仁矣
上に立つ者は、五つの徳を身につけることだ。それを実践することが仁である。
恭(きょう)なれば侮られず。(礼儀正しければ人々に敬われる。)
寛(かん)なれば衆を得。(寛大であれば人望が得られる。)
信(しん)なれば人任ず。(誠実だと人から頼りにされる。)
敏(びん)なれば功あり。(機敏であれば仕事がうまくいく。)
恵(けい)なればもって人を使うに足る。(思いやりがあれば人々は喜んでその命令に従うであろう。)
人間のもって生まれた性質にはそんなに差はない。学習によって大きな違いが出てくるのだ。
「見善如不及、見不善而探湯」
善いことだと思ったらためらわずに実行し、善くないことだと思ったら熱湯に手を入れたかのようにすぐ中止することだ。
君子はとくに九つのことについて、はっきりした意思をもって自分の行動を律しなければならない。
ものを見るときは、はっきりと見ようと思うこと。
人のことばは、よく聞き分けようと思うこと。
自分の表情は、おだやかであろうと思うこと。
自分の態度は、ひかえめにしようと思うこと。
発言にさいしては、誠実であろうと思うこと。
仕事をするさいは、慎重であろうと思うこと。
疑問にぶつかったら、探求しようと思うこと。
腹がたったときは、爆発させた後の事態を思うこと。
利益を前にしたら、筋が通っているかと思うこと。
生まれながらにしてこれを知る者は上なり。
(先天的に頭のいい者は「上の部」である)
学んでこれを知る者は次なり。
(学んで知識を得た者は、次のクラスである)
困(くる)しみてこれを学ぶはまたその次なり。
(ゆきづまってから、そこで初めて学ぶ気を起こす者は、さらにその次のランクである)
君子は三つの対象にたいして畏敬の念をもって接すべきである。天命にたいして、目上の人にたいして、そして聖人の教えにたいして。
小人は天命を知らずして畏れず、大人に狎(な)れ、聖人の言を侮る。
君子たるもの、自重しなければならないことが三つある。
青年時代は血気がまだ不安定だから、色欲を自重しなければならぬ。
壮年になると血気盛んになるから、闘争欲を自重しなければならぬ。
老年になると血気が衰え、物欲にとらわれがちになるから、これを自重することだ。
君子と話す場合、してはならぬことが三つある。
自分の発言する番がこないのに、相手をさえぎって発言する。これはあせり(躁)である。
自分が発言すべきときなのに黙っている。これは隠しだてである。(隠)
相手の表情も見ずに勝手に発言する。(瞽=こ)
楽しみには有益なものが三種類あり、有害なものも三種類ある。
礼や楽をきちんと行う楽しみ、人の長所をたたえる楽しみ、良き友をを増やす楽しみ、これは有益である。
おごりたかぶる楽しみ、遊びほうける楽しみ、酒食にふける楽しみ、これは有害である。
つきあって有益な友人には三種類あり、有害な友人にも三種類ある。
率直な人、誠実な人、教養のある人とつきあうのは有益である。(益友)
うわべだけ飾る人、人当たりがよいだけの人、口先だけの人とつきあうのは害になる。(損友)
原則には忠実だが、形には固執しない。それが君子である。
その地位にふさわしい知識をもっていても、人を包みこむような人間味がなければ、せっかく得た地位を失うはめになるだろう。
知識と、人間性が備わっていても、威厳がなければ、部下の尊敬は得られない。
知識・人間味・威厳が備わっていても、無礼な態度で部下を動かそうとするのではよろしくない。
人間が道をひろめるのだ。道が人間をひろめるのではない。
君子は人と和を保つが、妥協はしない。小人はこれとは逆で、人と妥協するが、本当の和を保つのではない。
友人を選ぶなら、穏健で調和のとれた人の望ましい。さもなければ、つまらぬ俗物よりはむしろ、「狂」(熱狂的)とか「狷」(へんくつ)とか言われる人物と交わりたいものだ。(熱狂的な人は何がなんでもやろうとするし、頑固な人はやるべきでないことは絶対にやらない。)
「是聞也、非達也」
有名人ではあっても、必ずしも達人ではない。
「愛之欲其生、惡之欲其死」
相手を愛しているときは、いつまでも生きていてほしいと思うが、気持ちが変わって憎しみをいだくようになると、死ねばよいと思う。人の心はあてにならないものだ。
名馬は、力があるから名馬と称えられるのではなく、品性を称えられるのである。
「克己復禮、為仁」
自己の欲望を制御して心をみがき、社会的には、たえず礼を実践して身につける。それが人間を人間らしくする道なのだ。
「夫子循循然善誘人」
先生の指導はむりやりに詰め込むのではなく、順序だてて自然に理解させるようなやり方であった。
自分の才能はひけらかさず、自分より才能のない者にも意見を求める。まは、自分の知識はひけらかさず、自分より知識のない者にも教えを受ける。
「ほどほど」というのは、人間の生きる規範としてもっとも大事なことである。
理解することは好きになるのに及ばない。好きになることは楽しむことに及ばない。
親にたいする態度が大事だ。何かあれば若い者が代わって骨を折り、酒食はまず年長者に勧める。これは当然のことで、それだけでは孝とは言えない。どんな態度をとるかが難しいのだよ。
近ごろは親を扶養することを孝というようだが、養うということだけなら家畜だってそうではないか。
親というものは子どもの健康だけが気がかりなものです。
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然とそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
Anon. – 2006/12/05
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然とそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
十五歳で学問に志し、三十歳で自分なりの立場が定まった。四十歳になって迷いを捨て、五十歳になって天命を悟った。六十歳になって、他人の意見に素直に耳を傾けるようになった。そして、七十歳になると、とくに自制しないでも、自然をそれほど行き過ぎは言動はしないようになった。
[Xref] Lunyu II. 2. quotes Shijing IV. 4. (297)
[Xref] Lunyu III. 2. quotes Shijing IV. 2. (282)
[Xref] Lunyu III. 8. quotes Shijing I. 5. (57)
[Xref] Lunyu I.15. quotes Shijing I.v.1
[Xref] Lunyu III. 20. quotes Shijing I. 1. (1)
[Xref] Lunyu VII. 17. refers to Yi Jing
[Xref] Lunyu VIII. 3. quotes Shijing II. 5. (195)
[Xref] Lunyu IX. 27. quotes Shijing I. 3. (33)
[Xref] Lunyu XI. 6. quotes Shi Jing III. 3. (256)
[Xref] Lunyu XII. 10. quotes Shi Jing II. 4. (188)
[Xref] Lunyu XIII.5., XVII. 9. and XVII. 10. refers to Shi Jing
[Xref] Lunyu XIII. 22. refers to 32th hexagram of the I Ching (third line)
[Xref] Lunyu XIV. 39. quotes Shi Jing I. 3. (34)
si jin xin xiao should be si jin xin yi. [corrected, thanks]
The min=common people character is incorrect. [Corrected, thanks]
xiang=comprehensive should be xian=seldom, fresh. [Corrected, thanks]
You forgot the first bu in bu-wei-li (do not do the rites). [Corrected, thanks]
I think bu-xi (not connected) should be bu-xun (not accommodating). [Corrected, thanks]
Qi (period of time) should be si (this, they). [Corrected, thanks]
There should be two Feng-xi's. [Corrected, thanks]
My name is Sanzinsoo. My website is http://uk.geocities.com/sanzinsoo. My translation for this phrase (Lun Yu 2:11) is as follows.
Master Kong said to me, "If you would like to see the future or what is new, you should study the past or what is old. If you could study the past and see the future, you could become a Master."
After the fifth character, the remaining characters are a mis-copy from 10:6.
[Text has been corrected, thanks]
Il me semble qu'une erreur est survenue dans le rendu de la traduction de Legge de Lunyu XII.11.(304) qui devrait se lire, # 3:
"[...] if, indeed, the prince be not prince, the MINISTER not minister..." (
C'est corrigé, merci beaucoup.)
Mencius... why and where? Sorry but I can not see how.
Krark_org@netcabo.pt
Yhonathan Hayash –
Lunyu 1 – 08/12/2003
Arrisco esta tradução apenas de 1. para que seja analisada se acharem que merece.
1. O Mestre disse (diz): Não é o estudar periodicamente (e) como causa, um hábito (i. é: a fim de tornar um hábito) excelente?
Na realidade a ideia que retiro da leitura de 1. apenas se cingiria a:
1. O Mestre disse: Não é suficiente o ter uma causa para um estudo periódico ao ponto do habitual?
Se estiver tudo fora do contexto podem à vontade anular esta hipótese... eu mesmo agradeço de sobremodo.
Krark_org@netcabo.pt
Yhonathan Hayash –
Lunyu 1 – 08/12/2003
O Mestre disse « quando a uma fé sincera se unifica o amor pelo aprender mantendo-se firme(1) até à morte, desta forma o ser se aperfeiçoa na maravilha do caminhar na Via.
Um ser como este nunca entra num estado em perigo(2) nem se mantém num país desorganizado. Quando os princípios correctos de governo prevalecem no reino, o ser surge, ao contrário o melhor é esconder-se. É matéria de vergonha ser-se pobre e sem honras num país que segue a Via do mesmo modo que é matéria de vergonha ser-se rico e nobre quando a Via está ausente do governo desse país. »
Notas:
(1) ausente da idéia da morte.
(2) titubeante, periclitante.
Yonathan Hayash
krark_org@netcabo.pt
Ce que
yi 藝 veut dire ce n'est pas "art". Dans les langues occidentales, "art" se lie toujours avec la technique, l'aptitude ou l'habileté à faire quelque chose etc., et il existe depuis toujours une action (de volonté) entre le sujet et l'objet.
En revanche, étymologiquement,
yi signifie "planter" ou "cultiver", et ce caractère a donc acquis le sens de "cultiver (développer) chez quelqu'un un caractère respectant le Dao ", c'est-à-dire que
yi désigne un processus de développement du sujet plutôt qu'une action entre le sujet et l'objet.
Last line: zhi=it should be zhi=know.
[Text has been corrected, thanks]
zoug riu a parlé :
l'homme honnorable se cache derrière le soleil couchant, le petit tigre du désert à la volonté d'aider la grande pantère noire et le petit mouton.
Seul l'avenir et le passé pourra nous enseigner le savoir des anciens.
Le maître dit, "Tendez votre volonté vers le dao (voie : la nature de cosmos ainsi que d'être humain) ; fondez-vous sur le de (vertu : disposition de qualités respectantes le dao chez divers individus) ; appuyez-vous sur le ren (bienveillance : disposition du sentiment d'être humain), et nagez dans les yis (développements culturels : processus en se rapprochant du dao)."
i dont understand, so to who confucious say that he is no good ?the son or the grandson?
G. Pauthier, dans sa traduction de
La Grande Étude, propose cette pensée de Pascal en note :
« Je n'admire point un homme qui possède une vertu dans toute sa perfection, s'il ne possède en même temps dans un pareil degré la vertu opposée: tel qu'était Épaminondas, qui avait l'extrême valeur jointe à l'extrême bénignité; car autrement ce n'est pas monter, c'est tomber. On ne montre pas sa grandeur, pour être dans une extrémité; mais bien en touchant les deux à la fois, et remplissant tout l'entre-deux. Mais peut-être que ce n'est qu'un soudain mouvement de l'âme de l'un à l'autre de ces extrêmes, et qu'elle n'est jamais en effet qu'en un point, comme le tison de feu que l'on tourne. Mais au moins cela marque l'agilité de l'âme, si cela n'en marque l'étendue. »