...

Lun Yu Introduction Table of content – The Analects of Confucius

The Master discusses with his disciples and unveil his preoccupations with society. Tr. Legge (en), Lau (en) and Couvreur (fr).

Lunyu I. 4.

How the philosopher Tsang daily examined himself, to guard against his being guilty of any imposition.
The philosopher Tsang said, "I daily examine myself on three points:– whether, in transacting business for others, I may have been not faithful;– whether, in intercourse with friends, I may have been not sincere;– whether I may have not mastered and practiced the instructions of my teacher."

Legge I.4.

Tseng Tzu said,'Every day I examine myself on three counts. In what I have undertaken on another's behalf, have I failed to do my best? In my dealings with my friends have I failed to be trustworthy in what I say? Have I passed on to others anything that I have not tried out myself?'

Lau [1:4]

Tseng tzeu dit : « Je m'examine chaque jour sur trois choses : si, traitant une affaire pour un autre, je ne l'ai pas traitée sans loyauté ; si, dans mes relations avec mes amis, je n'ai pas manqué de sincérité ; si je n'ai pas négligé de mettre en pratique les leçons que j'ai reçues. »

Couvreur I.4.

Lunyu 15:39 mengingatkan para pemimpin negara jangan sekali-kali memberikan surat resmi tanda seseorang adalah penganut suatu agama mapun izasah yang menyatakan seseorang telah memahami ilmu agama yang dianutnya.:

Suatu pepatah “Percaya ajaran agama tidak harus ada surat resmi”.
Sugiar Yao – 30 – 2009/12/01
Lunyu 15:11 Merupakan penjelasan, bahwa untuk memulai suatu usaha sebaiknya dimulai pada waktu remang-remang.
Kenyataan yang kita lihat memang demikian. Jika memulai usaha yang sudah terang benderang persaingannya sangat ketat dan pengusaha baru akan sulit bersaing dengan pengusaha lama yang sudah eksis lebih dahulu.
Begitu pula pada saat merayakan musim semi, perlu dirayakan dengan tari-tarian dan suara merdu, karena merayakan musim semi dengan teriakan2 yang tidak seronok hanya menunjukan dirinya tidak jauh dari bencana.
Dengan kata lain, dihari raya saja tidak dapat menahan diri untuk berucapan yang baik, bagaimana mungkin keseharian dirinya dapat menjaga ucapannya.sebagai berikut:

Pertanyaan mimik wajah yang dalam “Demi Negara bagian”.
Suatu pepatah ‘Memahami musim semi adalah waktunya, Lebih bermanfaat pada saat masih remang-remang mulai berjuang. Menciptakan pakaian bagaikan pangeran.
Kebahagiaan selanjutnya adalah mengharmoniskan dengan menari (dance), Melepas ketegangan (perasaan serius) dengan berteriak, Jauh dari orang berbakat,
Ketegangan dengan teriakan tidak seronok (kata-kata kotor), Merupakan bakat (talenta) orang-orang yang sering menghadapi malapetaka’.
Sugiar Yao – 02 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘aturan /etika yang telah bersemi, boleh saya ucapkan seperti ini, untuk cadangan belum mencukupi perjalanannya pula.
Aturan/ etika yang masih remang-remang, boleh saya ucapkan seperti ini, pada masa percontohan, untuk song tidak mencukupi pula.
Buku pedoman yang tersedia masih tidak mencukupi pada waktu dahulu pula, prinsipnya menurut saya percontohan memungkinkan seperti ini selamanya’.
Sugiar Yao – 9 – 2009/12/01
Perdagangan :
Pepatah pertanyaan suatu yang bersemi ‘Tertawa penuh arti meniru senyuman berlesung pipi, mata mengharapkan keindahan senyuman berlesung pipi, bersikap datar menjadikan menggantikan berlesung pipi, pembawaannya begitu pula‘.
Suatu pepatah ‘Melukiskan permasalahan/ urusan kemudian bersikap datar. biasanya aturan/ etika urusan nanti‘.
Suatu pepatah ‘Mulai melayani seperti ini pada dunia perdagangan pula, Mulailah dengan secara bersama-sama mengucapkan puisi selamanya‘.
Sugiar Yao – 8 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Nabi tidak memberi tempat untuk pertengkaran. Pada saat ada yang memancing pertengkaran, Nabi biasanya akan berusaha menghindari/ mengabaikan pula, akan berjabat tangan untuk minta izin meninggalkannya sebagai menjaga citra dirinya, selanjutnya akan minum. Walaupun diajak bertengkar tetap saja seorang Nabi‘.
Sugiar Yao – 7 – 2009/12/01
Perjalanan musiman pemula sehubungan mendapatkan aman sentosa di gunung.
Pepatah suatu cerita setelah beberapa saat ada ‘Buddha wanita mampu memberikan keselamatan’.
Pepatah menghadapinya ‘Tidak mugkin’.
Suatu pepatah ‘Tangisan dan kicau burung, ceritanya telah tersedia aman sentosa di gunung, biasanya seperti hutan belantara diabaikan’.
Sugiar Yao – 6 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Orang-orang primitive Di sesungguhnya memiliki pembuat aturan, tidak banyak yang bersemi sepertinya telah dilupakan pula’.
Sugiar Yao – 5 – 2009/12/01
Pertanyaan dasar membuat aturan membebaskan hutan.
Suatu pepatah ‘Pertanyaan yang sangat penting, peraturan, secara bersama-sama menjadikan seimbang dan kemewahan pula, keseimbangan sangat diperlukan, kehilangan keseimbangan mudah pula, keseimbangan sangat relatif sekali'.
Sugiar Yao – 4 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Orang yang tidak Damai, Seperti itu membawakan aturan. Orang yang tidak Damai, seperti itu membawakan kesenangan’.
Sugiar Yao – 3 – 2009/12/01
Tiga kelompok/ keluarga biasanya lebih harmonis saling menetralisir.
Suatu pepatah 'Saling bekerja sama menghilangkan hambatan umum, satu sorga benar-benar terjadi, benar-benar terjadi. Suatu alasan menghadirkan sehubungan dengan tiga kelompok/ keluarga dalam satu atap'.
Sugiar Yao – 2 – 2009/12/01
Konghucu menceritakan tentang musiman pemula 'Delapan orang penari pengorbanan menari pada halaman yang dikelilingi tembok, adalah boleh ditolelir pula, sesungguhnya tidak boleh ditolelir pula.
Sugiar Yao – 1 – 2009/12/01
Suatu pepatah 'Dirinya sia-sia memberi persembahan kepada setan, bujukan pula, kelihatannya penyebabnya bukan hati nurani, bukan keberanian pula'.
Sugiar Yao – 0 – 2009/12/01
Pepatah suatu yang luar biasa, "Menurut saya setiap hari perlu melakukan introspeksi diri mengenai tiga hal, apakah sebagai manusia tidak membiasakan diri memiliki kesungguhan hati, apakah pada saat berteman tidak membiasakan diri untuk dapat dipercaya, apakah biasanya menyerahkan hal-hal yang tidak dapat dipraktekkan".
Sugiar Yao – 2009/12/01
4. Zeng-zi berkata, "Tiap hari aku memeriksa diri dalam tiga hal ; sebagai manusia adakah aku berlaku tidak Satya ? Bergaul dengan kawan dan sahabat adakah aku berlaku tidak dapat dipercaya ? Dan adakah ajaran Guru yang tidak kulatih ?"
Matakin-Indonesia – 2008/12/07
9. Nabi bersabda : "Kesusilaan Kerajaan Xia dapat Kubicarakan, tetapi Negeri Qi kurang memberi bukti-bukti. Kesusilaan Kerajaan Yin dapat Kubicarakan, tetapi Negeri Song kurang memberi bukti-bukti. . Itu disebabkan di sana tidak mempunyai cukup dokumen-dokumen serta orang-orang yang dapat menjelaskannya. Kalau cukup, niscaya Aku dapat memperoleh bukti-buktinya".
Matakin-Indonesia – 9 – 2008/12/07
8. a. Zi-xia bertanya : "Apakah arti kalimat, 'Betapa manis tawanya, betapa elok cahaya matanya, semua dari dasar putih dibubuhi warna ?"
b. Nabi menjawab : "Itulah cara orang menggambar, lebih dahulu didasari putih, lalu dibubuhi warna-warna".
c. Zi-xia bertanya : "Kalau begitu, Tata Susilakah yang didasari (Cinta Kasih) ?"
Nabi menjawab : "Engkaulah Shang yang menyadarkanKu. Sekarang dapat Kuajak engkau merundingkan isi Kitab Sanjak".
Matakin-Indonesia – 8 – 2008/12/07
7. Nabi bersabda : "Seorang Junzi tidak mau berebut. Kalau berebut, itu hanya pada saat berlomba memanah. Mereka saling mengalah dan memberi horamt dengan cara Yi, lalu naik ke panggung dan berlomba; kemudian turun dan yang kalah meminum anggur. Meskipun berebut tetap seorang Junzi".
Matakin-Indonesia – 7 – 2008/12/07
6. Tatkala keluarga Ji melakukan upacara sembahyang di Gunung Tai,
Nabi bertanya kepada Ran You : "Tidak dapatkah engkau mencegahnya ?" Dijawab, "Tidak dapat ".
Nabi bersabda : "Ah, akan dikatakankah, bahwa Gunung Tai tidak dapat menyamai Lin Fang ?"
Matakin-Indonesia – 6 – 2008/12/07
5. Nabi bersabda : "Bangsa Yi dan Di masih mempunyai raja, tidak seperti waris kerajaan Xia ini yang seolah-olah sudah tidak mempunyainya".
Matakin-Indonesia – 5 – 2008/12/07
4. a. Lin Fang bertanya tentang Pokok Kesusilaan.
b. Nabi menjawab : "Sungguh sebuah pertanyaan besar ".
c. "Di dalam upacara, daripada mewah menyolok, lebih baik sederhana. Di dalam upacara duka, daripada meributkan perlengkapan upacara, lebih baik ada rasa sedih yang benar".
Matakin-Indonesia – 4 – 2008/12/07
Lun Yu I. 4. (4) IntroductionTable of content
Previous page
Next page
Chinese landscape on plate (60)

The Analects of Confucius – Lun Yu I. 4. (4) – Chinese on/offFrançais/English
Alias the Lunyu, the Lun Yü, the Analects, les Entretiens du maître avec ses disciples.

The Book of Odes, The Analects, Great Learning, Doctrine of the Mean, Three-characters book, The Book of Changes, The Way and its Power, 300 Tang Poems, The Art of War, Thirty-Six Strategies
Welcome, help, notes, introduction, table.
IndexContactTop

Wengu, Chinese Classics multilingual text base