...

Lun Yu Introduction Table of content – The Analects of Confucius

The Master discusses with his disciples and unveil his preoccupations with society. Tr. Legge (en), Lau (en) and Couvreur (fr).

Lunyu II. 6. (22)

The anxiety of parents about their children an argument for filial piety.
Mang Wû asked what filial piety was. The Master said, "Parents are anxious lest their children should be sick."

Legge II.6.

Meng Wu Po asked about being filial. The Master said, 'Give your father and mother no other cause for anxiety than illness.'

Lau [2:6]

Meng Ou pe1, ayant interrogé le Maître sur la piété filiale, reçut cette réponse : « Les parents craignent par-dessus tout que leur fils ne soit malade. » Un bon fils partage cette sollicitude de ses parents, et se conforme à leurs sentiments. Il ne néglige rien de tout ce qui sert à la conservation de sa personne. (Tchou Hsi)

1. Meng Ou pe, fils aîné de Meng I tzeu (MBC).

Couvreur II.6.

Seseorang sakit psihis ‘Satu jalan berbuat (jalan/ cara yang dipakai orang) untuk sekelompok orang seolah-olah dirinya menteri, Pepatah setelah mendengar penyakitnya ‘Perlu waktu lama untuk menjadi seperti semula, Disebabkan semangat kemampuannya tidak memadai pula, Bukan pejabat negara akan tetapi berlaku seolah-olah pejabat negara, Menurut saya ‘Barang siapa mengambil manfaat yang tidak wajar, Surga juga mengambil manfaat yang tidak wajar selamanya, Selain itu diberi keputusan dirinya mati oleh tangan pejabat Negara pula, Tidaklah tenang mati sehubungan dengan dua atau tiga huruf ditangannya pula. Selain itu pahala yang terealisasi tidak menghendaki kebesaran alam baka, Pemberian kematian biasanya berhubungan dengan perjalanan /proses hukum alam semesta’.
Sugiar Yao – 1 – 2009/12/01
Lunyu 9:11 Menceritakan ada orang-orang yang terlahir dengan kemampuan melihat roh-roh halus. Orang ini menyadari dirinya tidak boleh memanfaatkan roh-roh halus ini untuk kepentingan dirinya, sebagai berikut:

Sengan mimik wajah yang dalam mengeluh benar-benar meratapi berkata ‘Lihatlah setara memenuhi sampai diatas, Menerobos masuk berada diruangan sepertinya tidak mau pergi, Melihatnya setara dari depan, Tiba-tiba entah bagaimana menjadi ada dibelakang, Orang berpengetahuan hanya menganut paham yang memiliki kebaikan dan menarik perhatian manusia, Perseteruan dengan saya hanya catatan, Kontrak dengan saya hanya etika, Keinginan Gencatan / saling berdamai tidaklah mungkin, Yang telah ada punah dengan kemampuan saya, Apabila ada tempat untuk berdiri, Terkenal jadinya, Apabila memiliki bakat/ berkehendak mengamati seperti ini, Bukannya semangat/ proses yang mengakhirinya.
Sugiar Yao – 0 – 2009/12/01
Pertanyaan menjadi orang tua yang dihormati dari petugas militer senior prihal "Kasih sayang".
Suatu pepatah 'Ayah ibunya peduli pada kesehatan dan kelangsungan hidup anak-anaknya’
Sugiar Yao – 2009/12/01
6. Meng Wu-po bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Orang tua merasa sedih kalau anaknya sakit".
Matakin-Indonesia – 2008/12/07
20. Nabi bersabda, "Orang yang tidak merasa segan melaksanakan kata-kataKu, kiranya Hui orangnya."
Matakin-Indonesia – 9 – 2008/12/07
19. Nabi bersabda, "Seumpama membangun gunung-gunungan, setelah hanya kurang satu keranjang untuk menjadikannya, bila terpaksa menghentikannya, akan Kuhentikan. Seumpama meratakan tanah yang berlubang, setelah hanya kurang satu keranjang untuk meratakannya, sekalipun keadaan memaksa berhenti, Aku akan terus melaksanakannya."
Matakin-Indonesia – 8 – 2008/12/07
Nabi bersabda, "Aku belum pernah melihat seseorang yang mencintai Kebajikan seperti mencintai keelokan".
Matakin-Indonesia – 7 – 2008/12/07
17. Tatakala Nabi berdiri di tepi sebuah sungai, bersabda, "Semuanya mengalir pergi seperti ini. Siang malam tiada henti-hentinya."
Matakin-Indonesia – 6 – 2008/12/07
16. Nabi bersabda, "Di luar rumah dapat mengabdi kepada Pemerintah, di dalam rumah dapat mengabdi kepada orang tua dan saudara-saudara, di dalam hal kematian tidak berani tidak bersungguh-sungguh dan tidak bermabuk dengan anggur, inilah yang selalu menjadi pertanyaan, apakah Aku sudah dapat menjalankan ?"
Matakin-Indonesia – 5 – 2008/12/07
15. Nabi bersabda, "SekembaliKu dari negeri Wei ke negeri Lu ini, musik telah ditertibkan, sehingga Nyanyian Pujian dan Nyanyian Pujaan telah ditempatkan pada kedudukannya yang benar."
Matakin-Indonesia – 4 – 2008/12/07
14. a. Nabi ingin pindah saja ke daerah ke sembilan suku bangsa Yi.
b. Ada orang bertanya, "Tempat itu sangat buruk keadaannya. Mengapakah akan tinggal disana ?"
c. Nabi bersabda, "Seorang Junzi diam dimanapun, tiada tempat yang buruk baginya."
Matakin-Indonesia – 3 – 2008/12/07
13. a. Zi-gong bertanya, 'Kalau seseorang mempunyai sebuah batu Giok yang indah, sebaiknya disimpan di dalam lemari saja atau lebih baik dijual ?"
b. Nabi bersabda, "Dijual ! Dijual ! Tetapi nantikanlah harga yang layak."
Matakin-Indonesia – 2 – 2008/12/07
12. a. Nabi sakit keras, Zi-lu memerintahkan murid-murid lain supaya berlaku sebagai menteri (untuk persiapan perkabungan).
b. Tatkala penyakitnya agak berkurang, Nabi bersabda, "Sudah lama kiranya Qiu sakit. Selalu ada-ada saja yang kau lakukan, Zhong-you ! Tidak mempunyai menteri berbuat seolah-olah mempunyainya. Siapakah yang hendak Kukelabui ? Apakah Aku akan mengelabui Tian (Tuhan Yang Maha Esa)?"
c. "Apakah kau kira Aku lebih suka mati dipelukan tangan menteri dari pada mati dipelukan kamu semua, murid-muridKu ? Meski Aku tidak memperoleh upacara penguburan kebesaran, Kukira tidak sampai mati di tengah jalan."
Matakin-Indonesia – 1 – 2008/12/07
11. a. Yan Yuan dengan menarik napas berkata, "Bila kupandang, terasa bertambah tinggi, semakin kugali, terasa bertambah dalam. Kadang-kadang kupandang nampak berdiri di muka, sekonyong-konyong ternyata ada di belakang."
b. "Demikianlah Guru selalu dengan baik meluaskan pengetahuanku dengan kitab-kitab dan melatih diriku dengan Kesusilaan, sehingga walaupun kadang-kadang ingin menghentikan belajar, ternyata tidak dapat."
c. "Aku menggunakan segenap kepandaianku, sehingga terasa teguh dan nampak jelas di mukaku, tetapi untuk mencapainya ternyata masih belum dapat juga."
Matakin-Indonesia – 0 – 2008/12/07
6. Meng Wu-po bertanya hal Laku Bakti.
Nabi menjawab : "Orang tua merasa sedih kalau anaknya sakit".
Matakin-Indonesia – 2008/12/07
「夫子循循然善誘人」
先生の指導はむりやりに詰め込むのではなく、順序だてて自然に理解させるようなやり方であった。
Anon. – 0 – 2006/12/05
親というものは子どもの健康だけが気がかりなものです。
Anon. – 2006/12/05
Lun Yu II. 6. (22) IntroductionTable of content
Previous page
Next page
Chinese landscape on plate (78)

The Analects of Confucius – Lun Yu II. 6. (22) – Chinese off/onFrançais/English
Alias the Lunyu, the Lun Yü, the Analects, les Entretiens du maître avec ses disciples.

The Book of Odes, The Analects, Great Learning, Doctrine of the Mean, Three-characters book, The Book of Changes, The Way and its Power, 300 Tang Poems, The Art of War, Thirty-Six Strategies
Welcome, help, notes, introduction, table.
IndexContactTop

Wengu, Chinese Classics multilingual text base