...

Lun Yu Introduction Table of content – The Analects of Confucius

The Master discusses with his disciples and unveil his preoccupations with society. Tr. Legge (en), Lau (en) and Couvreur (fr).

Lunyu I. 1.

The whole work and achievement of the learner, first perfecting his knowledge, then attracting by his fame like-minded individuals, and finally complete in himself.
1. The Master said, "Is it not pleasant to learn with a constant perseverance and application?
2. "Is it not delightful to have friends coming from distant quarters?
3. "Is he not a man of complete virtue, who feels no discomposure though men may take no note of him?"

Legge I.1.

The Master said, 'Is it not a pleasure, having learned something, to try it out at due intervals? Is it not a joy to have friends come from afar? Is it not gentlemanly not to take offence when others fail to appreciate your abilities?'

Lau [1:1]

Le Maître dit : « Celui qui étudie pour appliquer au bon moment n'y trouve-t-il pas de la satisfaction ? Si des amis viennent de loin recevoir ses leçons, n'éprouve-t-il pas une grande joie ? S'il reste inconnu des hommes et n'en ressent aucune peine, n'est-il pas un homme honorable ? »

Couvreur I.1.

Suatu pepatah ‘Hukum alam semesta diperlakukan seperti pengendalian, ketenangan diperlakukan seperti hukuman, masyarakat menghindari sepertinya tidak ditertawakan.
Hukum alam semesta diperlakukan seperti moralitas, ketenangan diperlakukan seperti aturan, ada yang menertawakan akan menjadi kejiwaan dirinya’.
Sugiar Yao – 9 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Tiga ratus puisi, dapat dipenuhi hanya dengan satu ucapan, Pepatahnya “Jangan berpikiran jahat”’.
Sugiar Yao – 8 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Tujuan adanya pemerintah adalah moralitas, sebagai contoh adalah bintang utara yang disekitarnya ada begitu banyak bintang yang biasa-biasa saja’.
Sugiar Yao – 7 – 2009/12/01
Suatu pepatah 'Jangan membahayakan orang dengan hal yang kita sendiri tidak mengerti, berbahaya apabila tidak bisa mengerti orang pula'.
Sugiar Yao – 6 – 2009/12/01
Pepatah suatu kontribusi ‘Miskin akan tetapi bukan pembujuk/ pengemis, kaya akan tetapi tidak sombong, begitulah pembawaannya’.
Suatu pepatah ‘Sebaiknya demikian, bukannya karena miskin akan bahagia, kaya disebabkan kebiasaannya mengurus / mengatur dengan baik pula'.
Pepatah suatu kontribusi ‘Puisi mengalun, sesuatu yang diiris, sesuatu yang dipoles, sesuatu yang dipotong, sesuatu yang diasah, sebaiknya seperti ceritanya semuanya sudah dikerjakan sebaik-baiknya'.
Suatu pepatah ‘Suatu berkah pula, dimulai dengan bersama-sama mengucapkan syair sudah saatnya untuk selamanya, memberitahu semua orang mengerti telah datang dan akan menjadi kebiasaan sehari-hari’.
Sugiar Yao – 5 – 2009/12/01
Suatu pepatah ‘Nabi makan tidak mengharapkan kenyang, selain itu bukan mengharapkan aman. Tepat sasaran setiap menangani persoalan dan ucapannya selalu berhati-hati, pendekatannya sesuai hukum alam semesta karena itu selalu sesuai. Boleh dikata baik untuk dipelajari dan sudah saatnya pula .
Sugiar Yao – 4 – 2009/12/01
Ada suatu pepatah, "Kepercayaan dekat dan mudah dibedakan oleh hati nurani, ucapan memungkinkan diperbanyak pula.
Menghormati orang yang dekat sesuai aturan, jauh dari ditertawakan dan mendapatkan nama buruk pula.
Alasannya tidak gagal sebagai orang dekat, lagi pula boleh menjadi panutan’.
Sugiar Yao – 3 – 2009/12/01
Ada suatu pepatah, ‘Aturan untuk dipergunakan, kerjasama untuk mencapai kemewahan, Raja pemula seperti hukum alam semesta, ini menjadikan segalanya serba indah, kecil besar bersemangat jadinya.
Apabila ada yang belum memuaskan, mengerti kerjasama merupakan bekerja sama.
Sepertinya bukan karena sosialisasi aturan, lagi pula tidak mungkin memuaskan semua pihak’.
Sugiar Yao – 2 – 2009/12/01
Suatu pepatah, "Pada saat orang tuamu masih ada, perhatikan kehendaknya, orang tuamu sudah tiada, perhatikan apa yang diketahui, setelah tiga tahun jangan berubah karena orang tuamu seperti hukum alam semesta, boleh dikata jadilah orang yang penuh kasih sayang selamanya".
Sugiar Yao – 1 – 2009/12/01
Peternak unggas bertanya sehubungan dengan pepatah suatu kontribusi,"Yang bertanggung jawab menjadi seperti ini sebenarnya karena negara bagian pula, Kepastian yang terdengar sebenarnya pemerintah, mengajukan permohonan secara bersama- sama, turun kebawah bersama-sama adalah kebersamaan.
Pepatah suatu kontribusi, "Orang yang bertanggung jawab menjadi gerah, permintaan sangat banyak, menghormati, membutuhkan segera mungkin, minta izin meninggalkan setelah tercapai kesepakatan".
Sugiar Yao – 0 – 2009/12/01
Suatu pepatah, "Belajar dan untuk mempraktekan biasanya tidak mungkin dapat dipaksakan, Ada teman yang datang sendirian dari jauh biasanya tidak mungkin membahagiakan, Orang yang tidak mengerti dan tidak tergugah biasanya tidak mungkin seorang Nabi".
Sugiar Yao – 2009/12/01
Suatu pepatah, "Keharmonisan pula boleh menjadi kebanggaan orang-orang selatan".
Sugiar Yao – 21 – 2009/12/01
3. a. Nabi bersabda : "Dibimbing dengan undang-undang, dilengkapi dengan hukuman, menjadikan rakyat hanya berusaha menghindari dan kehilangan perasaan harga diri".
b. "Dibimbing dengan Kebajikan dan dilengkapi dengan Kesusilaan, menjadikan rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar".
Matakin-Indonesia – 9 – 2008/12/07
2. Nabi bersabda : "Ada tiga ratus sanjak lebih isi Kitab Sanjak, tetapi dapat diringkas menjadi satu kalimat : 'Pikiran jangan sesat'."
Matakin-Indonesia – 8 – 2008/12/07
1. Nabi bersabda : "Pemerintahan yang berdasarkan Kebajikan itu laksana bintang Kutub Utara tetap di tempatnya dan bintang-bintang lain mengelilinginya."
Matakin-Indonesia – 7 – 2008/12/07
16. Nabi bersabda : "Jangan khawatir orang tidak mengenal dirimu, khawatirlah kalau tidak dapat mengenal orang lain."
Matakin-Indonesia – 6 – 2008/12/07
15. a. Zi-gong bertanya : "Seorang yang pada saat miskin tidak mau menjilat dan pada saat kaya tidak sombong, bagaimanakah dia ?" Nabi menjawab : "Itu cukup baik. Tetapi alangkah baiknya bila pada saat miskin tetap gembira dan pada saat kaya tetap menyukai Kesusilaan".
b. Zi-gong berkata : "Di dalam Kitab Sanjak tertulis, 'Laksana dibelah, dikikir, laksana dipahat, digosok'. Demikiankah yang Guru maksudkan ?" Nabi bersabda : "Oh, Se; engkaulah orang yang dapat diajak membicarakan Kitab Sanjak, dengan Kubicarakan hal yang satu, kamu mengetahui kelanjutannya".
Matakin-Indonesia – 5 – 2008/12/07
14. Nabi bersabda : "Seorang Junzi, makan tidak mengutamakan kenyangnya; bertempat tinggal tidak mengutamakan enaknya, ia tangkas di dalam tugasnya dan hati-hati di dalam kata-katanya. Bila mendapatkan seseorang yang hidup di dalam Jalan Suci, ia dijadikan teladan untuk meluruskan hatinya. Demikianlah seseorang yang benar-benar suka belajar".
Matakin-Indonesia – 4 – 2008/12/07
13. You-zi berkata : "Kalau memegang sikap Dapat Dipercaya dan dilandasi Kebenaran, maka kata-katanya akan dapat ditepati. Kalau sikap Hormat aitu dilandasi Tata Susila, niscaya menjauhkan malu dan hina. Kalau dapat dekat dengan orang yang patut (karena jiwanya yang luhur), ia akan mendapatkan pembimbing yang boleh dijunjung".
Matakin-Indonesia – 3 – 2008/12/07
12. a. You-zi berkata : "Di dalam menjalankan Tata Susila itu, keselarasanlah yang paling utama. Maka Jalan Suci raja-raja purba itu menyatakan, bahwa memang hal itulah terbaik untuk mengatasi perkara kecil maupun besar"
b. "Kalau ada hal-hal yang tidak dapat dijalankan, inilah karena orang hanya menjalankan keselarasan demi keselarasan saja, tanpa didasari Kesusilaan. Sudah barang tentu, ada hal yang tidak dapat dijalankan".
Matakin-Indonesia – 2 – 2008/12/07
11. Nabi bersabda : "Pada saat ayah seseorang masih hidup, periksalah cita-citanya; setelah meninggal dunia, periksalah perbuatannya. Bila selama tiga tahun tidak mengubah Jalan Suci orang tuanya, boleh ia disebut seorang anak berbakti".
Matakin-Indonesia – 1 – 2008/12/07
10. a. Zi-qin bertanya kepada Zi-gong, "Tiap kali Guru tiba di suatu negara, niscaya mengetahui pemerintahannya. Ini disebabkan karena berusaha mengetahui atau diberi tahu ?"
b. Zi-gong menjawab : "Guru mendapatkan itu karena sikapNya yang ramah tamah, baik hati, hormat, sederhana dan suka mengalah. Demikianlah Guru mendapatkan pengetahuan itu. Berbeda dengan orang lainkah cara Guru mendapatkannya ?"
Matakin-Indonesia – 0 – 2008/12/07
1. a. Nabi bersabda, "Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan?"
b. "Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu membahagiakan?"
c. "Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali, bukankah ini sikap seorang Junzi?"
Matakin-Indonesia – 2008/12/07
11. Nabi bersabda, "Biar mempunyai kepandaian seperti Pangeran Zhou, bila ia sombong dan tamak, sesungguhnya belum patut dipandang."
Matakin-Indonesia – 99 – 2008/12/07
10. Nabi bersabda, "Seorang yang menyukai keberanian tetapi takut sengsara, akan menjadi pengacau. Yang tidak berperi Cinta Kasih bila terlalu dibenci iapun akan menjadi pengacau."
Matakin-Indonesia – 98 – 2008/12/07
9. Nabi bersabda, Apa yang boleh bagi rakyat, biarlah dilaksanakan, yang tidak boleh, biarlah diketahui."
Matakin-Indonesia – 97 – 2008/12/07
8. a. Nabi bersabda, "Bangunkan hatimu dengan Sanjak."
b. "Tegakkan pribadimu dengan Kesusilaan."
c. "Sempurnakan dirimu dengan Musik."
Matakin-Indonesia – 96 – 2008/12/07
7. a. Zeng-zi berkata, "Seorang siswa tidak boleh tidak berhati luas dan berkemauan keras, karena beratlah bebannya dan jauhlah perjalanannya."
b. "Cinta Kasih itulah bebannya, bukankah berat ? Sampai mati barulah berakhir, bukankah jauh ?"
Matakin-Indonesia – 95 – 2008/12/07
6. Zeng-zi berkata, "Seorang yang dapat diserahi mengasuh anak yatim piatu, dapat menunaikan tugas negara di tempat yang beratus li jauhnya, dan di dalam menjumpai kesulitan tidak goncang hatinya, bukankah ia seorang Junzi ? Sungguh ia seorang Junzi !"
Matakin-Indonesia – 94 – 2008/12/07
5. Zeng-zi berkata, "Cakap, tetapi suka bertanya kepada yang tidak cakap ; berpengetahuan luas tetapi suka bertanya kepada yang kurang pengetahuan ; berkepandaian tetapi kelihatan tidak ; berisi tetapi nampak kosong ; tidak mendendam atas perbuatan orang lain ; dahulu aku mempunyai seorang teman yang dapat melakukan ini."
Matakin-Indonesia – 93 – 2008/12/07
4. a Tatkala Zeng-zi sakit. Meng Jing-zi menengoknya.
b. Zeng-zi berkata, "Burung yang akan mati terdengar sedih suaranya ; sedang orang yang akan mati, baik kata-katanya".
c. Seorang Junzi menjunjung tiga syarat hidup di dalam Jalan Suci. Di dalam sikap dan lakunya, ia menjauhkan sikap congkak dan angkuh ; pada wajahnya selalu menunjukkan sikap Dapat Dipercaya dan di dalam percakapannya selalu ramah tamah serta menjauhi kata-kata kasar."
d. "Mengenai alat perlengkapan upacara sembahyang tidak perlu engkau turut campur, karena sudah ada yang mengurus."
Matakin-Indonesia – 92 – 2008/12/07
4. a. Tatkala Zeng-zi sakit, Meng Jing-zi menengoknya.
b. Zeng-zi berkata, "Burung yang akan mati terdengar sedih suaranya ; sedang orang yang akan mati, baik kata-katanya."
c. "Seorang Junzi menjunjung tiga syarat hidup di dalam Jalan Suci. Di dalam sikap dan lakunya, ia menjauhkan sikap congkak dan angkuh ; pada wajahnya selalu menunjukkan sikap Dapat Dipercaya dan di dalam percakapannya selalu ramah tamah serta menjauhi kata-kata yang kasar".
Matakin-Indonesia – 92 – 2008/12/07
3. a. Tatkala Zeng-zi sakit, dikumpulkan murid-muridnya, lalu berkata, "Singkaplah selimut kakiku, singkaplah selimut tanganku (lihat baik-baik) !".
b. "Didalam Kitab Sanjak, tertulis, "Hati-hatilah, was-waslah seolah-olah berjalan di tepi jurang yang dalam, seolah-olah berdiri menginjak lapisan es yang tipis." Sekarang dan selanjutnya sudah bebaslah aku dari tanggung jawab atas tubuhku. Ingatlah ini , hai anak-anakku !"
Matakin-Indonesia – 91 – 2008/12/07
2. a. Nabi bersabda, "Melakukan hormat tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang repot. Berhati-hati tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang serba takut. Berani tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang suka mengacau. Dan jujur tanpa tertib Kesusilaan, akan menjadikan orang berlaku kasar."
b. "Maka seorang pembesar bila benar-benar dapat melakukan tugas di dalam keluarganya, rakyat akan timbul peri Cinta Kasihnya ; bila tidak dilupakan sahabat-sahabat lamanya, rakyat tidak tawar perasaan hatinya."
Matakin-Indonesia – 90 – 2008/12/07
1. Nabi bersabda, "Sungguh sempurna Kebajikan Tai-bo ; tiga kali ia rela melepaskan haknya sebagai seorang putera makhkota. Maka rakyat tidak mengerti bagaimana harus memujinya."
Matakin-Indonesia – 89 – 2008/12/07
38. Nabi sangat ramah tamah tetapi sungguh-sungguh ; agung tetapi tidak nampak bengis ; penuh hormat tetapi wajar.
Matakin-Indonesia – 88 – 2008/12/07
37. Nabi bersabda, "Seorang Junzi berhati longgar dan lapang ; seorang rendah budi berhati sempit dan berbelit-belit."
Matakin-Indonesia – 87 – 2008/12/07
36. Nabi bersabda, "Seorang yang bermewah-mewah, niscaya sombong ; seorang yang terlalu hemat, niscaya kikir. Tetapi dari pada sombong lebih lumayan kikir".
Matakin-Indonesia – 86 – 2008/12/07
35. Nabi sakit, Zi-lu ingin melakukan doa bagi kesembuhanNya. Nabi bertanya, "Adakah peraturan semacam itu ?"
Zi-lu menjawab, "Ada. Di dalam surat Doa disebut 'Berdoalah kepada rokh-rokh yang di atas dan di bawah !'
Nabi bersabda, "Kalau begitu, Aku sudah lama berdoa".
Matakin-Indonesia – 85 – 2008/12/07
34. a. Nabi bersabda, "Untuk menjadi seorang Nabi atau seorang yang berperi Cinta Kasih, bagaimanakah Aku berani mengatakan ? Tetapi di dalam hal belajar dengan tidak merasa jemu, mendidik orang dengan tidak merasa capai, orang boleh mengatakan hal itu bagiKu."
b. Gong Xi-hua berkata, "Justru dalam hal itulah murid-murid tidak dapat mencapainya."
Matakin-Indonesia – 84 – 2008/12/07
33. Nabi bersabda, "Di dalam hal pengetahuan Kitab, mungkin Aku sudah menyamai orang-orang lain ; tetapi di dalam hal kesungguhan berlaku sebagai seorang Junzi, Aku masih khawatir belum berhasil."
Matakin-Indonesia – 83 – 2008/12/07
32. Bila Nabi mendengar orang menyanyikan lagu yang baik, niscaya minta diulanginya dan kemudian ikut menyanyi.
Matakin-Indonesia – 82 – 2008/12/07
32. Bila Nabi mendengar orang menyanyikan lagu yang baik, niscaya minta diulanginya dan kemudian ikut menyanyi.
Matakin-Indonesia – 82 – 2008/12/07
31. a. Chen Si-bai bertanya, "Apakah Raja muda Zhao mengerti Kesusilaan ?" Nabi menjawab, "Mengerti !"
b. Setelah Nabi Kongzi pergi, Wu Ma-qi dipersilahkan masuk dan diberitahu, "Menurut pendengaranku, seorang Junzi itu tidak menyebelah. Tetapi mungkinkah seorang Junzi menyebelah ? Pangeran kita sudah mengambil seorang gadis dari negeri Wu yang sama nama marganya, tetapi lalu diubah menjadi Wu Meng-zi. Kalau pangeran kita mengerti Kesusilaan, siapakah yang tidak mengerti Kesusilaan ?"
c. Wu Ma-qi melaporkan hal itu. Nabi bersabda, 'Sungguh beruntunglah Aku, karena tiap kali berbuat salah, segera ada orang yang mengetahuinya."
Matakin-Indonesia – 81 – 2008/12/07
30. Nabi bersabda, "Jauhkah peri Cinta Kasih ? Kalau Aku inginkan Cinta Kasih, Cinta Kasih itu sudah besertaKu."
Matakin-Indonesia – 80 – 2008/12/07
29. a. Orang-orang dari Hu-xiang sukar diajak bicara baik-baik. Suatu ketika anak-anak muda dari daerah itu ingin menjumpai Nabi, maka murid-murid merasa bimbang.
b. Nabi bersabda, "Aku hanya melihat bagaimana mereka datang, bukan apa yang akan mereka perbuat setelah berlalu. Mengapakah kamu bersikap keterlaluan ? Orang yang datang dengan sudah membersihkan diri ; Kuterima kebersihan dirinya itu tanpa Kupersoalkan apa yang telah pernah mereka perbuat pada waktu yang lalu".
Matakin-Indonesia – 79 – 2008/12/07
28. Nabi bersabda, "Mungkin ada orang yang sesungguhnya tidak mengerti, tetapi ingin ikut-ikut melakukan ; Aku tidak akan berbuat seperti itu. Banyaklah mendengar, ambillah yang baik dan ikutilah. Banyaklah melihat dan ingat-ingatlah di dalam hati. Orang yang demikian dapat digolongkan orang pandai tingkat kedua."
Matakin-Indonesia – 78 – 2008/12/07
27. Nabi mau memancing tetapi tidak mau menjaring, mau memanah burung tetapi tidak mau yang sedang hinggap.
Matakin-Indonesia – 77 – 2008/12/07
26. a. Nabi bersabda, "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang Nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiKu".
b. "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang yang sempurna Kebajikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiKu".
c. "Orang yang sesungguhnya tidak mempunyai, tetapi berlagak mempunyai; sebenarnya kosong, tetapi berlagak penuh ; dan sesungguhnya kekurangan tetapi berlagak mewah ; niscaya sukar mempunyai kemauan tetap".
Matakin-Indonesia – 76 – 2008/12/07
26. a. Nabi bersabda, "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang Nabi, asal dapat menjumpai seorang Junzi, cukuplah bagiKu".
b. "Biar Aku tidak dapat menjumpai seorang yang sempurna Kebajikannya, asal dapat menjumpai seorang yang berkemauan tetap, cukuplah bagiKu"
Matakin-Indonesia – 76 – 2008/12/07
25. Ada empat hal di dalam Ajaran Nabi : Pengetahuan Kitab, Perilaku, Kesatyaan dan Dapat Dipercaya.
Matakin-Indonesia – 75 – 2008/12/07
24. Nabi bersabda, "Hai, murid-muridKu ; adakah kausangka bahwa Aku merahasiakan sesuatu ? Sesungguhya tiada yang Kurahasiakan terhadapmu. Tiada yang Kulakukan dengan tiada setahumu. Demikianlah sifat Qiu, murid-muridKu".
Matakin-Indonesia – 74 – 2008/12/07
23. Nabi bersabda, "Tian (Tuhan Yang Maha Esa) telah menyalakan Kebajikan dalam diriKu. Apa yang dapat dilakukan Huan-tui terhadap diriKu ?"
Matakin-Indonesia – 73 – 2008/12/07
22. Nabi bersabda, "Tiap kali jalan bertiga, niscaya ada yang dapat Kujadikan guru. Kupilih yang baik, Kuikuti dan yang tidak baik, Kuperbaiki".
Matakin-Indonesia – 72 – 2008/12/07
21. Nabi tidak membicarakan tentang kekuatan yang aneh-aneh (kekuatan mujijat) dan rokh-rokh yang tidak karuan.
Matakin-Indonesia – 71 – 2008/12/07
20. Nabi bersabda, "Aku bukanlah pandai sejak lahir, melainkan Aku menyukai ajaran-ajaran kuno dan dengan giat mempelajarinya".
Matakin-Indonesia – 70 – 2008/12/07
19. a. Pangeran Negeri Ye bertanya tentang Nabi Kong-zi kepada Zi-lu, tetapi Zi-lu tidak menjawab.
b.Nabi bersabda, "Mengapakah kamu tidak menjawab, bahwa Dia adalah seorang yang di dalam kegiatannya lupa akan makan ; di dalam kegembiraannya lupa akan kesusahannya ; dan tidak merasa bahwa usianya sudah lanjut".
Matakin-Indonesia – 69 – 2008/12/07
18. Nabi sering menguraikan Kitab-kitab Sanjak, Hikayat dan Kesusilaan. Itulah yang sering diuraikan.
Matakin-Indonesia – 68 – 2008/12/07
17. Nabi bersabda, "Kalau dipanjangkan usiaKu sehingga mencapai umur 50 tahun untuk meyakinkan Kitab Yi-jing, niscaya Aku dapat membebaskan diri dari kesalahan-kesalahan besar".
Matakin-Indonesia – 67 – 2008/12/07
16. Nabi bersabda, "Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan yang berlalu".
Matakin-Indonesia – 66 – 2008/12/07
15. a. Ran-you bertanya, "Maukah Guru membantu pangeran Negeri Wei ?'
Zi-gong menjawab, "Baiklah aku hendak menanyainya ?"
b. Ia masuk ruangan, lalu bertanya, "Bagaimanakan Bai-yi dan Shu-qi itu ?"
Nabi menjawab, "Mereka ialah orang-oang yang Bijaksana pada jaman dahulu."
"Menyesalkah mereka akan tindakannya ?"
"Mereka mencari Cinta Kasih dan telah mendapatkan Cinta Kasih. Mengapa menyesal ?"
Zi-gong keluar dan berkata, "Guru tidak mau".
Matakin-Indonesia – 65 – 2008/12/07
14. Ketika di negeri Qi, Nabi mendengar lagu Shao; tiga bulan tidak merasakan kelezatan daging, lalu bersabda, "Tidak Kusangka begitu besar pengaruh musik atas manusia".
Matakin-Indonesia – 64 – 2008/12/07
13. Nabi berhati-hati di dalam hal berpuasa, peperangan dan sakit.
Matakin-Indonesia – 63 – 2008/12/07
12. Nabi bersabda, "Bila kekayaan itu merupakan syarat untuk mencapai (cita-cita tertinggi), meskipun harus menjadi tukang membawa cambuk, Aku mau menjalaninya ; tetapi karena bukan merupakan syarat, lebih baik Aku mengikuti kesukaanKu."
Matakin-Indonesia – 62 – 2008/12/07
11. a. Nabi bersabda kepada Yan-yuan, "Kalau ada yang mau memakai, segera menjalankan ; kalau tiada yang mau memakai, dengan senang menyembunyikan diri. Hanya engkau dan Aku dapat melakukan ini."
b. Zi-lu bertanya, "Bila Guru memimpin pasukan, siapakah yang akan Guru pilih sebagai pembantu ?"
c. Nabi menjawab, "Kepada orang yang dengan tangan kosong berani melawan harimau, dengan tanpa alat berani menyeberangi bengawan, sekalipun binasa tidak merasa menyesal. Aku tidak akan memakainya. Orang yang Kupilih ialah : yang di dalam menghadapi perkara mempunyai rasa khawatir dan suka memusyawarahkan rencana, sehingga dapat berhasil di dalam tugasnya."
Matakin-Indonesia – 61 – 2008/12/07
10. Bila Nabi sampai menangis, hari ini beliau tidak menyanyi.
Matakin-Indonesia – 60 – 2008/12/07
9. Pada waktu Nabi di rumah keluarga yang sedang melakukan upacara duka, belum pernah makan kenyang-kenyang.
Matakin-Indonesia – 59 – 2008/12/07
8. Nabi bersabda, "Kepada yang tidak mau bersungguh-sungguh, tidak perlu diberi petunjuk. Kepada yang tidak mau berterus terang, tidak perlu diberi nasehat. Kepada yang sudah diberi tahu tentang satu sudut, tetapi tidak mau berusaha mengetahui ke tiga sudut yang lain, tidak perlu diberi tahu lebih lanjut".
Matakin-Indonesia – 58 – 2008/12/07
7. Nabi bersabda, "Siapapun yang membawa seikat dendeng (sebagai tanda mohon diterima sebagai murid) datang kepadaKu, tidak pernah Aku menolak memberi pendidikan".
Matakin-Indonesia – 57 – 2008/12/07
6. a. Nabi bersabda, "Bercitalah menempuh Jalan Suci",
b. "Berpangkallah pada Kebajikan",
c. "Bersandarlah pada Cinta Kasih, dan
d. "Bersukalah di dalam Kesenian".
Matakin-Indonesia – 56 – 2008/12/07
5. Nabi bersabda, "Ah, kiranya sudah tua dan lemah Aku. Sudah lama Aku tidak bermimpikan Pangeran Zhou ?"
Matakin-Indonesia – 55 – 2008/12/07
4. Pada waktu Nabi senggang di rumah sikapNya enak dan wajar, gembira dan sabar".
Matakin-Indonesia – 54 – 2008/12/07
3. Nabi bersabda, "Kebajikan tidak dibina, pelajaran tidak diperbincangkan, mendengar Kebenaran tidak dapat melaksanakan dan terhadap hal-hal yang buruk tidak dapat memperbaiki ; inilah yang selalu menyedihkan hatiKu".
Matakin-Indonesia – 53 – 2008/12/07
2. Nabi bersabda, "Di dalam diam melakukan renungan ; tidak merasa jemu ; dan mengajar orang lain tidak merasa capai ; adakah itu dalam diriKu ?"
Matakin-Indonesia – 52 – 2008/12/07
1. Nabi bersabda, "Aku hanya meneruskan, tidak mencipta. Aku sangat menaruh percaya dan suka kepada (Ajaran dan Kitab-kitab) yang kuno itu. Aku ingin dapat membandingkan diriKu dengan Lao Ping".
Matakin-Indonesia – 51 – 2008/12/07
1. Nabi bersabda, "Aku hanya meneruskan, tidak mencipta. Aku sangat menaruh percaya dan suka kepada (Ajaran dan Kitab-kitab) yang kuno itu. Aku juga ingin dapat membandingkan diriKu dengan Lao Ping."
Matakin-Indonesia – 51 – 2008/12/07
30. a. Zi-gong bertanya, "Bila ada seorang yang benar-benar dapat memberi berlimpah-limpah kesejahteraan kepada rakyat dan menolong semuanya, bagaimanakah ia ? Dapatkah ia dinamai seorang yang berperi Cinta Kasih ?"
b. Nabi menjawab, "Itu bukan hanya perbuatan yang berperi Cinta Kasih ; bahkan seorang Nabilah dia. Dalam hal ini, bahkan Raja Yao dan Shun masih merasa khawatir belum dapat menjalankannya ?"
c. "Seorang yang berperi Cinta Kasih ingin dapat tegak, maka berusaha agar orang lainpun tegak ; ia ingin maju, maka berusaha agar orang lainpun maju".
d. "Yang dapat memperlakukan orang lain dengan contoh yang dekat (diri sendiri), sudah cukup untuk dinamai seorang yang berperi Cinta Kasih".
Matakin-Indonesia – 50 – 2008/12/07
29. Nabi bersabda, "Sungguh sempurna Kebajikan menjalani Laku Tengah Sempurna. Sayang sudah lama jarang di antara rakyat yang menjalani".
Matakin-Indonesia – 49 – 2008/12/07
28. Nabi menemui Nan-zi; hal ini menyebabkan Zi-lu tidak senang. Karena itu lalu bersumpah, "Kalau aku berbuat tidak pada tempatnya, Tian (Tuhan) menghukumku ! Tian (Tuhan) menghukumku) !"
Matakin-Indonesia – 48 – 2008/12/07
27. Nabi bersabda, "Seorang Junzi meluaskan pengetahuannya dengan mempelajari Kitab-kitab dan membatasi diri dengan Kesusilaan. Dengan demikian ia tidak sampai melanggar Kebajikan".
Matakin-Indonesia – 47 – 2008/12/07
26. a. Zai-wo bertanya, 'Seorang yang berperi Cinta Kasih kalau diberi tahu bahwa di dalam sumur ada Cinta Kasih, apakah ia akan mengikutinya juga ?"
b. Nabi menjawab, "Mengapa harus melakukan perbuatan semacam itu ? Seorang Junzi dapat dibunuh, tetapi tidak dapat dijerumuskan ; dapat dikelabui tetapi tidak dapat dijebak".
Matakin-Indonesia – 46 – 2008/12/07
25. Nabi bersabda, "Gu (cawan arak) yang sudah tidak berbentuk Gu lagi, apakah itu Gu ? Apakah itu Gu ?"
Matakin-Indonesia – 45 – 2008/12/07
24. Nabi bersabda, "Negeri Qi sekali berubah akan dapat menyamai Negeri Lu, dan Negeri Lu sekali berubah akan dapat mencapai Jalan Suci".
Matakin-Indonesia – 44 – 2008/12/07
23. Nabi bersabda, "Yang Bijaksana gemar akan air, yang berperi Cinta Kasih gemar akan gunung. Yang Bijaksana tangkas dalam perbuatan, yang berperi Cinta Kasih tentram. Yang Bijaksana gembira dan yang berperi Cinta Kasih tahan menderita".
Matakin-Indonesia – 43 – 2008/12/07
22. a. Fan Chi bertanya tentang seorang yang bijaksana. Nabi menjawab, "Ia mengabdi kepada rakyat berlandaskan Kebenaran. Ia menghormati rokh-rokh tetapi dari jauh (dengan hormat yang murni). Demikianlah seorang yang bijaksana".
b. Ia bertanya pula tentang seorang yang berperi Cinta Kasih. Dijawab, "Seorang yang berperi Cinta Kasih rela menderita lebih dahulu dan membelakangkan keuntungan. Demikianlah orang yang berperi Cinta Kasih".
Matakin-Indonesia – 42 – 2008/12/07
21. Nabi bersabda, "Seorang yang pengetahuannya sudah melampaui tingkat pertengahan, boleh diajak membicarakan hal-hal yang tinggi ; seorang yang pengetahuannya masih di bawah tingkat pertengahan, tidak boleh diajak membicarakan hal-hal yang tinggi".
Matakin-Indonesia – 41 – 2008/12/07
20. Nabi bersabda, 'Yang mengerti belum sebanding dengan yang menyukai, sedangkan yang menyukai belum sebanding dengan yang dapat merasa gembira di dalamnya".
Matakin-Indonesia – 40 – 2008/12/07
19. Nabi bersabda, "Hidup manusia difitrahkan lurus. Kalau tidak lurus ; tetapi terpelihara juga kehidupannya, itu hanya kebetulan".
Matakin-Indonesia – 39 – 2008/12/07
18. Nabi bersabda, "Bila keaslian mengalahkan tatacara, orang akan bersikap udik. Bila tatacara mengalahkan keaslian orang akan bersikap juru tulis. Maka, tatacara dan keaslian itu hendaklah benar-benar selaras. Dengan demikian menjadikan orang bersifat Junzi".
Matakin-Indonesia – 38 – 2008/12/07
17. Nabi bersabda, "Siapakah keluar rumah tidak melalui pintu ? Mengapakah orang tidak mau hidup menempuh Jalan Suci ?"
Matakin-Indonesia – 37 – 2008/12/07
16. Nabi bersabda, "Bila tidak mempunyai kefasihan bicara seperti Zhu-tuo, dan mempunyai ketampanan seperti seorang Song-Chao, sukar menghindarkan diri dari kesulitan jaman ini".
Matakin-Indonesia – 36 – 2008/12/07
15. Nabi bersabda, "Sungguh Meng Zhi-fan tidak suka menonjol-nonjolkan diri, (Pada waktu tentaranya menderita kekalahan) ia berjalan di belakang untuk melindungi barisan. Setelah di muka pintu gerbang kota, dicambuklah kudanya dan berkata, "Bukan keberanianku untuk di belakang, hanya kuda ini tidak dapat lari cepat-cepat".
Matakin-Indonesia – 35 – 2008/12/07
14. Ketika Zi-you menjadi kepala daerah kota Wu Cheng, Nabi bertanya, 'Sudahkah engkau mendapatkan seorang pembantu yang cakap ?"
"Ada. Ia bernama Tan Tai Mie-ming ; pada waktu berjalan ia tidak pernah memotong jalan melalui lorong-lorong dan bila tidak tidak karena urusan negara, ia tidak pernah datang kerumah Yan".
Matakin-Indonesia – 34 – 2008/12/07
13. Nabi berkata kepada Zi-xia, "Jadilah engkau seorang umat Ru yang bersifat Junzi, janganlah menjadi umat Ru yang rendah budi".
Matakin-Indonesia – 33 – 2008/12/07
12. a. Ran-qiu berkata, "Sesungguhnya bukan karena tidak suka akan Jalan Suci Guru, hanya tenaga tidak mencukupi".
b. Nabi bersabda, "Kalau tenaga tidak mencukupi, dapat berhenti di tengah jalan. Mengapa engkau membatasi diri ?"
Matakin-Indonesia – 32 – 2008/12/07
11. Nabi bersabda, "Sungguh bijaksana Hui ! Dengan hanya sebakul nasi kasar, segayung air, diam di kampung buruk yang bagi orang lain sudah tidak akan tahan ; tetapi Hui tidak berubah kegembiraannya. Sungguh bijaksana Hui".
Matakin-Indonesia – 31 – 2008/12/07
10. Bo Niu sakit, Nabi meninjaunya melalui jendela dan memegang tangannya. Kemudian bersabda, "Habislah ! Inilah nasib ! Mengapakah orang seperti dia dapat menderita penyakit semacam itu ? Mengapakah orang seperti dia dapat menderita penyakit semacam itu ?"
Matakin-Indonesia – 30 – 2008/12/07
9. Keluarga Ji menyuruh orang meminta Min Zi-qian menjabat menteri di daerah Bi. Min Zi-qian menjawab, "Katakanlah dengan baik-baik kepadanya bahwa aku tidak dapat menerima. Kalau ada utusan lagi datang kemari, niscaya aku sudah (pergi dan diam) di tepi sungai Wen".
Matakin-Indonesia – 29 – 2008/12/07
8. a. Ji Kang-zi bertanya, "Dapatkah Zhong-you diserahi pekerjaan di dalam pemerintahan ?
Nabi bersabda, "You seorang yang tegas. Apa sukarnya melaksanakan tugas pemerintahan ?"
b. "Dapatkah Si diserahi pekerjaan di dalam pemerintahan ?"
"Si seorang yang mengerti. Apakah sukarnya melaksanakana tugas pemerintahan ?"
c. "Dapatkah Qiu diserahi pekerjaan dalam pemerintahan ?"
"Qiu berpengetahuan luas. Apakah sukarnya melaksanakan tugas pemerintahan ?"
Matakin-Indonesia – 28 – 2008/12/07
7. Nabi bersabda, "Hui dapat sepanjang tiga bulan tidak melanggar Cinta Kasih, tetapi yang lain-lain hanya dapat bertahan harian atau sebulan saja".
Matakin-Indonesia – 27 – 2008/12/07
6. Nabi membicarakan tentang Zhong-gong, "Anak lembu belang bila berwarna merah mulus dan bertanduk lurus, biar orang tidak mau menggunakannya (untuk korban sembahyang), kiranya (malaikat) gunung dan sungai tidak akan menyia-nyiakannya".
Matakin-Indonesia – 26 – 2008/12/07
5. a. Tatkala Yuan-si diangkat sebagai menteri, ia diberi 900 takar beras, tetapi ia menolak
b. Nabi bersabda, "Jangan menolak ! Kalau engkau berkelebihan, berikanlah kepada tetangga-tetangga, orang-orang kampung, desa dan daerahmu".
Matakin-Indonesia – 25 – 2008/12/07
4. a. Tatkala Zi-hua diutus kenegeri Qi, Ran-zi memintakan padi bagi ibunya.
Nabi menjawab, "Berilah satu fu". "Ran-zi memintakan tambah.
Nabi menjawab, "Tambahlah satu yu". Kemudian Ran-zi memberinya lima bing.
b. Nabi bersabda, 'Tatkala Chi ke negeri Qi, kendaraannya dihela kuda-kuda yang lamban, ia mengenakan pakaian bulu yang ringan dan indah. Apa yang telah kudengar, seorang Junzi menolong kepada yang membutuhkan dan tidak menumpuk harta bagi yang telah kaya".
Matakin-Indonesia – 24 – 2008/12/07
3. a. Pangeran Ai bertanya, "Siapakah di antara murid-murid yang suka belajar ?"
b. Nabi menjawab, "Hui lah benar-benar suka belajar, ia tidak memindahkan kemarahan kepada orang lain dan tidak pernah mengulangi kesalahan. Sayang takdir usianya pendek dan telah meninggal dunia. Sekarang sudah tiada. Kini Aku belum melihat lagi yang benar-benar suka belajar".
Matakin-Indonesia – 23 – 2008/12/07
2. a. Zhong-gong bertanya tentang Zi Song Bo-zi.
Nabi bersabda, "Bolehlah !. Ia seorang yang longgar".
b. Zhong-gong berkata, "Seorang yang di dalam hatinya benar-benar menaruh hormat akan tugas dan berhati longgar dalam memerintah rakyat, memang boleh juga. Tetapi kalau longgar terhadap diri sendiri dan longgar di dalam perbuatan, bukankah itu terlalu longgar ?"
c. Nabi bersabda, "Kata-kata Yong ini memang benar".
Matakin-Indonesia – 22 – 2008/12/07
1. Nabi berabda, "Yong sesungguhnya dapat diberi tugas menghadap ke Selatan (menjadi kepala negara)".
Matakin-Indonesia – 21 – 2008/12/07
1. Nabi berabda, "Yong sesungguhnya dapat diberi tugas menhadap ke Selatan (menjadi kepala negara)
Matakin-Indonesia – 21 – 2008/12/07
28. Nabi bersabda, "Setiap desa yang terdiri dari sepuluh keluarga, niscaya ada orangnya yang sama Satya dan Dapat Dipercaya seperti Qiu ; tetapi belum tentu ada yang dapat menyamai kesukaan Qiu dalam belajar".
Matakin-Indonesia – 20 – 2008/12/07
27. Nabi bersabda, "Sayang, Aku belum menemukan orang yang setelah dapat melihat kesalahan sendiri lalu benar-benar menyesali dan memperbaiki diri".
Matakin-Indonesia – 19 – 2008/12/07
26. a. Nabi duduk, Yan-yuan dan Ji-lu mendampinginya.
Nabi bersabda, "Mengapa kalian tidak menyatakan cita-citamu ?"
b. Zi-lu berkata, "Murid ingin mempunyai kereta berkuda dan pakaian indah berbulu ringan untuk murid pakai bersama kawan-kawan, dan sekalipun rusak, murid tidak menyesal".
c. Yan Yuan berkata, "Murid ingin tidak menonjolkan kebaikan diri dan memamerkan jasa".
d. Zi-lu berkata pula, "Murid ingin pula mendengar cita-cita Guru".
Nabi bersabda, "Aku ingin membahagiakan orang-orang yang sudah lanjut usianya, bersikap Dapat Dipercaya kepada kawan dan sahabat, dan mengasuh para muda dengan kasih sayang".
Matakin-Indonesia – 18 – 2008/12/07
25. Nabi bersabda, "Pandai memutar kata-kata, bermanis muka dan hormat yang berlebih-lebihan ; Zuo Qiu-ming merasa malu untuk melakukan, Aku juga merasa malu. Di dalam hati membenci, tetapi berpura-pura baik dan bersahabat ; Zuo Qiu-ming merasa malu untuk melakukan, Akupun malu".
Matakin-Indonesia – 17 – 2008/12/07
24. Nabi bersabda, "Siapa bilang Wei Sheng-gao jujur ? Ketika ada orang meminta cuka, ia memintakan dari tetangganya untuk memberinya".
Matakin-Indonesia – 16 – 2008/12/07
23. Nabi bersabda, "Bo-yi dan Shu-qi tidak mengingat-ingat kejahatan lama orang lain, maka sedikitlah orang yang menyesalinya".
Matakin-Indonesia – 15 – 2008/12/07
22. Ketika di negeri Chen, Nabi bersabda, "Marilah pulang ! Marilah pulang ! Murid-muridKu , disana masih banyak yang bercita-cita tinggi, berkemauan keras dan pandai dalam kesusasteraan ; tetapi belum mengetahui bagaimana harus menyempurnakan dirinya".
Matakin-Indonesia – 14 – 2008/12/07
21. Nabi bersabda, "Ning Wu-zi pada saat negeri di dalam Jalan Suci ia berlaku Bijaksana, tetapi pada waktu negeri ingkar dari Jalan Suci ia membodoh. Kebijaksanaannya orang masih dapat menyamai, tetapi sikap membodohnya, orang lain tidak dapat menyamai".
Matakin-Indonesia – 13 – 2008/12/07
20. Ji Wen-zi setelah tiga kali berpikir barulah berani melaksanakan hasratnya. Mendengar itu Nabi bersabda., "Cukup dua kali saja".
Matakin-Indonesia – 12 – 2008/12/07
19. a. Zi-zhang bertanya, "Ling Yin Zi-wen, tiga kali diangkat menjadi Ling Yin, wajahnya tidak pernah menunjukkan gembira karenanya ; tiga kali dihentikan dari jabatannya juga tidak kelihatan kecewa, bahkan segenap hal yang diurus kementeriannya diterangkan satu persatu kepada menteri yang baru. Bagaimanakah dia itu ?'
Nabi menjawab, "Ia seorang yang Satya".
"Bukankah dia seorang yang berperi Cinta Kasih ?"
"Aku belum tahu ia dalam hal-hal lain. Bagaimana Aku dapat mengatakan ia berperi Cinta Kasih ?
b. Cui-zi membunuh pangeran negeri Qi, Chen Wen-zi sekalipun mempunyai sepuluh kereta serta kudanya, ia rela meninggalkan negerinya dan mengembara. Setiba di negeri lain ia berkata, 'Disinipun ada orang semacam Cui-zi'. Ia lalu mengembara lagi. Setiba di negeri lain, ia berkata pula, 'Disinipun ada orang semacam Cui-zi'. Dan iapun mengembara lagi.
"Bagaimanakah dia ini ?"
Nabi menjawab, "Ia seorang yang bersih".
"Bukankah ia seorang yang berperi Cinta Kasih ?"
"Aku belum tahu hal-hal lain. Bagaimana Aku dapat mengatakan ia berperi Cinta Kasih ?"
Matakin-Indonesia – 11 – 2008/12/07
18. Nabi bersabda, "Zang Wen-zhong mendirikan rumah untuk seekor kura-kura besar, puncak tiang utamanya diukir bentuk gunung-gunungan dan pada tiang-tiang lainnya dilukis gambar-gambar ganggeng. Entah orang pandai macam apakah ia !"
Matakin-Indonesia – 10 – 2008/12/07
17. Nabi bersabda, "Sungguh pandai bergaul Yan Ping-zhong  ; semakin lama semakin menumbuhkan sikap hormat".
Matakin-Indonesia – 09 – 2008/12/07
16. Nabi bersabda tentang Zi-chan, "Ia telah melaksanakan empat syarat Jalan Suci seorang Junzi. Di dalam perbuatannya sehari-hari ia selalu bersikap hormat, di dalam mengabdi kepada atasannya selalu dengan sikap sungguh-sungguh, di dalam memelihara kesejahteraan rakyat ia selalu bermurah hati, dan di dalam memerintah rakyat selalu berdasar Kebenaran".
Matakin-Indonesia – 08 – 2008/12/07
15. Zi-gong bertanya, "Mengapakah Kong Wen-zi diberi gelar Wen (Pujangga) ?"
Nabi menjawab, "Ia seorang yang pandai, tetapi suka belajar dan tidak malu bertanya sekalipun kepada bawahannya. Maka ia diberi gelar Pujangga".
Matakin-Indonesia – 07 – 2008/12/07
14. Zi-lu bila mendengar suatu ajaran dan belum berhasil menjalankannya, ia takut kalau-kalau mendengar ajaran baru pula.
Matakin-Indonesia – 06 – 2008/12/07
13. Zi-gong berkata, "Ajaran Guru tentang Kitab-kitab, dapat kuperoleh dengan mendengar, tetapi Ajaran Guru tentang Watak Sejati dan Jalan Suci Tuhan, tidak dapat kuperoleh (hanya) dengan mendengar".
Matakin-Indonesia – 05 – 2008/12/07
12. Zi-gong berkata, "Aku tak ingin orang lain merecoki aku, maka akupun tak ingin merecoki orang lain". Nabi bersabda, "Si itu kiranya belum nmenjadi kemampuanmu".
Matakin-Indonesia – 04 – 2008/12/07
11. Nabi bersabda. "Aku belum pernah melihat orang yang benar-benar berkemauan keras". Ada orang berkata, "Shen Ching !"
Nabi bersabda, "Ching terlalu banyak keinginan. Bagaimana dapat berkemauan kears ?"
Matakin-Indonesia – 03 – 2008/12/07
10. a. Zai-yu tidur pada siang hari. Nabi bersabda, "Kayu lapuk tidak dapat diukir, dinding dari tanah liat tidak dapat dikapur ; kepada Yu tidak perlu Kusesalkan".
b. Nabi bersabda, "Dahulu Aku terhadap seseorang, setelah mendengar kata-katanya, Aku percaya akan perbuatannya ; tetapi, sekarang bila Aku mendengar kata-katanya, lalu Kuperiksa perbuatannya. Yu lah yang menyebabkan Aku mengubah pendirian".
Matakin-Indonesia – 02 – 2008/12/07
9. a. Nabi bertanya kepada Zi-gong, "Engkau dengan Hui, siapakah kiranya lebih tangkas berpikir ?"
b. Zi-gong menjawab, "Bagaimana Si berani membandingkan diri dengan Hui ? Hui bila mendengar satu dapat mengerti sepuluh, sedangkan Si bila mendengar satu dapat mengerti paling-paling dua".
c. Nabi bersabda, "Memang tidak sebanding. Bahkan Aku denganmu tidak sebanding dengannya".
Matakin-Indonesia – 01 – 2008/12/07
8. a. Meng Wu-bo bertanya apakah Zi-lu seorang yang berperi Cinta Kasih. Nabi menjawab, 'Aku tidak tahu".
b. Ketika ditanya lagi. Nabi bersabda, "You boleh disuruh mengatur angkatan perang suatu negara yang mempunyai seribu kereta perang, tetapi entahlah tentang peri Cinta Kasihnya".
c. "Bagaimanakah tentang Qiu ?" "Qiu boleh disuruh menjadi kepala daerah yang mempunyai seribu keluarga atau suatu marga dengan seratus kereta perang. Tetapi entahlah tentang peri Cinta Kasihnya".
d. "Bagaimana dengan Chi ?" "Chi boleh disuruh memakai pakaian upacara berdiri di istana untuk melayani atau menemui para tamu ; namun entahlah tentang peri Cinta Kasihnya".
Anon. – 00 – 2008/12/07
3. a. Nabi bersabda : "Dibimbing dengan undang-undang, dilengkapi dengan hukuman, menjadikan rakyat hanya berusaha menghindari dan kehilangan perasaan harga diri".
b. "Dibimbing dengan Kebajikan dan dilengkapi dengan Kesusilaan, menjadikan rakyat tumbuh perasaan harga diri dan berusaha hidup benar".
Matakin-Indonesia – 9 – 2008/12/07
2. Nabi bersabda : "Ada tiga ratus sanjak lebih isi Kitab Sanjak, tetapi dapat diringkas menjadi satu kalimat : 'Pikiran jangan sesat'."
Matakin-Indonesia – 8 – 2008/12/07
1. Nabi bersabda : "Pemerintahan yang berdasarkan Kebajikan itu laksana bintang Kutub Utara tetap di tempatnya dan bintang-bintang lain mengelilinginya".
Matakin-Indonesia – 7 – 2008/12/07
16. Nabi bersabda : "Jangan khawatir orang tidak mengenal dirimu, khawatirlah kalau tidak dapat mengenal orang lain".
Matakin-Indonesia – 6 – 2008/12/07
15. a. Zi-gong bertanya : "Seorang yang pada saat miskin tidak mau menjilat dan pada saat kaya tidak sombong, bagaimanakah dia ?" Nabi menjawab : "Itu cukup baik. Tetapi alangkah baiknya bila pada saat miskin tetap gembira dan pada saat kaya tetap menyukai Kesusilaan".
b. Zi-gong berkata : "Di dalam Kitab Sanjak tertulis, 'Laksana dibelah, dikikir, laksana dipahat, digosok'. Demikiankah yang Guru maksudkan ?" Nabi bersabda : "Oh, Se; engkaulah orang yang dapat diajak membicarakan Kitab Sanjak, dengan Kubicarakan hal yang satu, kamu mengetahui kelanjutannya".
Matakin-Indonesia – 5 – 2008/12/07
14. Nabi bersabda : "Seorang Junzi, makan tidak mengutamakan kenyangnya; bertempat tinggal tidak mengutamakan enaknya, ia tangkas di dalam tugasnya dan hati-hati di dalam kata-katanya. Bila mendapatkan seseorang yang hidup di dalam Jalan Suci, ia dijadikan teladan untuk meluruskan hatinya. Demikianlah seseorang yang benar-benar suka belajar".
Matakin-Indonesia – 4 – 2008/12/07
13. You-zi berkata : "Kalau memegang sikap Dapat Dipercaya dan dilandasi Kebenaran, maka kata-katanya akan dapat ditepati. Kalau sikap Hormat aitu dilandasi Tata Susila, niscaya menjauhkan malu dan hina. Kalau dapat dekat dengan orang yang patut (karena jiwanya yang luhur), ia akan mendapatkan pembimbing yang boleh dijunjung".
Matakin-Indonesia – 3 – 2008/12/07
12. a. You-zi berkata : "Di dalam menjalankan Tata Susila itu, keselarasanlah yang paling utama. Maka Jalan Suci raja-raja purba itu menyatakan, bahwa memang hal itulah terbaik untuk mengatasi perkara kecil maupun besar"
b. "Kalau ada hal-hal yang tidak dapat dijalankan, inilah karena orang hanya menjalankan keselarasan demi keselarasan saja, tanpa didasari Kesusilaan. Sudah barang tentu, ada hal yang tidak dapat dijalankan".
Matakin-Indonesia – 2 – 2008/12/07
11. Nabi bersabda : "Pada saat ayah seseorang masih hidup, periksalah cita-citanya; setelah meninggal dunia, periksalah perbuatannya. Bila selama tiga tahun tidak mengubah Jalan Suci orang tuanya, boleh ia disebut seorang anak berbakti".
Matakin-Indonesia – 1 – 2008/12/07
10. a. Zi-qin bertanya kepada Zi-gong, "Tiap kali Guru tiba di suatu negara, niscaya mengetahui pemerintahannya. Ini disebabkan karena berusaha mengetahui atau diberi tahu ?"
b. Zi-gong menjawab : "Guru mendapatkan itu karena sikapNya yang ramah tamah, baik hati, hormat, sederhana dan suka mengalah. Demikianlah Guru mendapatkan pengetahuan itu. Berbeda dengan orang lainkah cara Guru mendapatkannya ?"
Matakin-Indonesia – 0 – 2008/12/07
1.a. Nabi bersabda : "Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu menyenangkan ?"
b. "Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu membahagiakan ?
c. "Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali, bukankah ini sikap seorang Junzi ?"
Matakin-Indonesia – 2008/12/07
1.1. Nabi bersabda : "Belajar dan selalu dilatih, tidakkah itu
menyenangkan ?"
2. "Kawan-kawan datang dari tempat jauh, tidakkah itu
membahagiakan ?"
3. "Sekalipun orang tidak mau tahu, tidak menyesali, bukankah
ini sikap seorang Junzi ?"
Anon. – 2008/12/07
This site is excellent!
Sponestveen – 2008/12/06
Confucius said "It is pleasant to keep practicing what have been learned from people whose virtue and morality is beyond me; it's very comfortable for me to see friends visit me from far away; being a sage, I will not get angry with people who don't respect me, neglect me, and offend me."
Anon. – 2008/12/04
Shouldn't 說 in the first line be 悅?
KW – 2007/11/02
It's so Great.Thaks a lot.
Anon. – 2007/12/09
there should be a qi2 (his) after zhu1
Rabinovich – 16 – 2007/12/04
yes, it should be xi1 (vinegar) the error is due to the similarity of the wine-jar at the left of the character
Rabinovich – 16 – 2007/12/04
second to last word should by yi3 (thereby) not yong4 (use).
Rabinovich – 15 – 2007/12/04
instead of 醃(salt) other editions give 醯(vinegar).
Clearly this is the case for the three translators here.
yves – 16 – 2007/12/02
that second 朽(rotten) should be the look-alike 杇(whitewash)
yves – 02 – 2007/12/02
道の実現をめざし、徳を身につけ、仁にもとずき、芸を楽しむ。
「道」は目標である。
「徳」は人格のことだ。
「仁」は人間味である。人格が立派でも、温かみがなければ、やはり人はついてこない。
「芸」は当時、礼・楽・射・御・書・数をさす。
Anon. – 56 – 2006/12/07
Dans la version chinoise originale, l' avant dernier caractère est le mot "gong"avec la clé de la main.拱 Cette erreur de retransscription de caractère entraînerait une légère modification dans le sens , que nous nous permettons de vous proposer "toutes les autres étoiles le protégeront/soutiendront"
Agnes Shih – 7 – 2006/12/06
「子曰‘老者安之、朋友信之、少者懷之」
老人には安心され、友人には信頼され、若者には慕われる。そんな人間でありたい。
Anon. – 18 – 2006/12/06
相手が自分を理解してくれないと悩むことはない。それよりも、自分は果たして、相手を理解しているだろうか。それを心配すべきである。 (I-16)
Anon. – 6 – 2006/12/05
「食無求飽、居無求安」
贅沢な飲食、安楽な住まい。こういうものを追い求めてはならない。(I-14)
Anon. – 4 – 2006/12/05
「信近於義、言可複也」
約束は、筋道を通したものであるほど守りやすく、言ったことを違えずに、信義を貫くことができる。 (I-13)
Anon. – 3 – 2006/12/05
[禮之用和為貴]
礼は人の和をもたらす。それが貴重なのだ。(I-12)
Anon. – 2 – 2006/12/05
学ぶ。そして折にふれ実践してみる。こんなに楽しいことがあろうか。
親しい友がはるばる訪ねでくる。なんと楽しいことではないか。
人に認められようが認められまいが、気にしない。それが君子というものだ。
Anon. – 2006/12/05
自分の才能はひけらかさず、自分より才能のない者にも意見を求める。まは、自分の知識はひけらかさず、自分より知識のない者にも教えを受ける。
Anon. – 93 – 2006/12/05
「ほどほど」というのは、人間の生きる規範としてもっとも大事なことである。
Anon. – 49 – 2006/12/05
理解することは好きになるのに及ばない。好きになることは楽しむことに及ばない。
Anon. – 40 – 2006/12/05
[Xref] Lunyu II. 2. quotes Shijing IV. 4. (297)
gbog – 8Shijing 297 – 2005/12/02
[Xref] Lunyu I.15. quotes Shijing I.v.1
gbog – 5 Shijing 55 – 2005/12/02
[Xref] Lunyu VII. 17. refers to Yi Jing
gbog – 67 Yijing – 2005/12/02
[Xref] Lunyu VIII. 3. quotes Shijing II. 5. (195)
gbog – 91 Shijing 195 – 2005/12/02
si jin xin xiao should be si jin xin yi. [corrected, thanks]
David – 92 – 2004/11/02
Mencius... why and where? Sorry but I can not see how.
Krark_org@netcabo.pt
Yhonathan Hayash – 2003/12/08
Arrisco esta tradução apenas de 1. para que seja analisada se acharem que merece.

1. O Mestre disse (diz): Não é o estudar periodicamente (e) como causa, um hábito (i. é: a fim de tornar um hábito) excelente?

Na realidade a ideia que retiro da leitura de 1. apenas se cingiria a:

1. O Mestre disse: Não é suficiente o ter uma causa para um estudo periódico ao ponto do habitual?

Se estiver tudo fora do contexto podem à vontade anular esta hipótese... eu mesmo agradeço de sobremodo.

Krark_org@netcabo.pt
Yhonathan Hayash – 2003/12/08
Ce que yi 藝 veut dire ce n'est pas "art". Dans les langues occidentales, "art" se lie toujours avec la technique, l'aptitude ou l'habileté à faire quelque chose etc., et il existe depuis toujours une action (de volonté) entre le sujet et l'objet.
En revanche, étymologiquement, yi signifie "planter" ou "cultiver", et ce caractère a donc acquis le sens de "cultiver (développer) chez quelqu'un un caractère respectant le Dao ", c'est-à-dire que yi désigne un processus de développement du sujet plutôt qu'une action entre le sujet et l'objet.
LIU Runen – 56 – 2003/12/04
Last line: zhi=it should be zhi=know.
[Text has been corrected, thanks]
Saga – 11 – 2003/12/04
Le maître dit, "Tendez votre volonté vers le dao (voie : la nature de cosmos ainsi que d'être humain) ; fondez-vous sur le de (vertu : disposition de qualités respectantes le dao chez divers individus) ; appuyez-vous sur le ren (bienveillance : disposition du sentiment d'être humain), et nagez dans les yis (développements culturels : processus en se rapprochant du dao)."
LIU Runen – 56 – 2002/11/01
i dont understand, so to who confucious say that he is no good ?the son or the grandson?
dave – 65 – 2002/12/09
Lun Yu I. 1. (1) IntroductionTable of content
Previous page
Next page
Chinese landscape on plate (57)

The Analects of Confucius – Lun Yu I. 1. (1) – Chinese on/offFrançais/English
Alias the Lunyu, the Lun Yü, the Analects, les Entretiens du maître avec ses disciples.

The Book of Odes, The Analects, Great Learning, Doctrine of the Mean, Three-characters book, The Book of Changes, The Way and its Power, 300 Tang Poems, The Art of War, Thirty-Six Strategies
Welcome, help, notes, introduction, table.
IndexContactTop

Wengu, Chinese Classics multilingual text base